29 Agustus 2025
19:24 WIB
Kerupuk Udang RI Masuk Malaysia, Kemendag: Perkuat Posisi Pangan Olahan ASEAN
Kemendag melaporkan kinerja ekspor produk makanan olahan tepung Indonesia dalam tren positif. Ekspor kerupuk udang turut memperkuat posisi produk pangan olahan RI di pasar ASEAN.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
Dirjen PEN Kemendag Puntodewi melepas ekspor perdana kerupuk udang Indonesia Finna Pars ke Malaysia, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (28/8). Dok Kemendag
SIDOARJO - Kemendag melaporkan kinerja ekspor produk makanan olahan tepung Indonesia terus dalam tren positif, salah satunya kerupuk udang. Terbaru, produk kerupuk udang Indonesia perdana masuk pasar Malaysia dengan total nilai US$7.086 atau senilai Rp115 juta.
Mendag Budi Santoso menyampaikan, ekspor perdana kerupuk udang Indonesia ke Malaysia tersebut dengan merek Finna Pars asal Sidoarjo. Eksportir kerupuk udang dilaksanakan PT Sekar Laut Tbk dengan pengiriman produk sebanyak satu kontainer berukuran 40 kaki.
"Ekspor kerupuk udang ini turut memperkuat posisi produk pangan olahan Indonesia di pasar ASEAN. Kami berharap capaian ini menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lain untuk lebih agresif menembus pasar global," kata Budi dalam keterangan resmi, Jumat (29/8).
Baca Juga: RI-Malaysia Siap Permudah Perdagangan Lintas Batas di Sabah-Sarawak
Kemendag menilai, ekspor kerupuk udang ini menjadi peluang peningkatan bagi produk pangan olahan, khususnya sektor makanan ringan berbasis hasil laut.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Puntodewi menyampaikan, ekspor kerupuk udang ini telah melalui perjalanan panjang. Di awal 2023, PT Sekar Laut menjalin kerja sama dengan Kaa Marketing Malaysia Sdn Bhd yang difasilitasi Atase Perdagangan RI Kuala Lumpur.
"Setelah melalui serangkaian persiapan dan pemenuhan standar ekspor, kerja sama tersebut akhirnya terealisasi dalam pengiriman perdana ke Malaysia tahun ini," jelas Puntodewi.
Baca Juga: AS Tarik Udang Impor Dari RI, Pakar Sarankan Perketat Keamanan Pangan
Melalui ekspor perdana kerupuk udang ini, PT Sekar Laut menargetkan ekspor mencapai 38 kontainer atau setara Rp4,5 miliar hingga 2026. Sejalan dengan hal tersebut, Kara Marketing Malaysia Sdn Bhd juga ikut berencana memperluas pemasaran produk-produk PT Sekar Laut lainnya di Malaysia.
"Langkah ini diharapkan menjadi pembuka jalan sekaligus inspirasi bagi produk potensial Indonesia lainnya untuk menembus pasar internasional. Kami optimistis produk Indonesia akan semakin kuat dalam rantai pasok global," tutur Puntodewi.
Dia pun mengapresiasi PT Sekar Laut serta semua pihak yang berkontribusi dalam pelepasan ekspor ini. Pemerintah akan terus memberikan dukungan bagi pelaku usaha, terutama UMKM agar mampu meningkatkan daya saing di pasar dunia.
Baca Juga: Udang Indonesia Diduga Terpapar Zat Bahaya, Mendag Tak Ingin Ini Terulang
Presiden Direktur PT Sekar Laut Welly Gunawan menyampaikan, ekspor perdana ini berhasil terlaksana atas kerja sama dengan Kara, serta dukungan penuh Atase Perdagangan RI di Kuala Lumpur. Berkat sinergi berbagai pihak, ia mengaku produk Finna pun saat ini sudah berhasil masuk pasar di 35 negara di enam benua.
"Dari sisi sosial, kami berkomitmen untuk terus memberikan manfaat bagi masyarakat, salah satunya melalui pemberdayaan tenaga kerja. Saat ini sekitar 60% karyawan PT Sekar Laut adalah perempuan," ucap Welly.
Data Ekspor Kerupuk Udang Indonesia
Kemendag mendata, ekspor produk makanan olahan tepung termasuk kerupuk udang Indonesia mencatatkan pertumbuhan positif. Sepanajnag Januari-Juni 2025, ekspor makanan kategori ini mencapai US$65 juta atau tumbuh 21% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara pesaing utama Indonesia pada pasar global untuk komoditas ini antara lain Jerman, Irlandia, Malaysia, Belanda, dan Denmark.
Baca Juga: Mendag Gelar Investigasi Klaim AS Soal Udang RI Terpapar Zat Radioaktif
Adapun tantangan ekspor Indonesia diketahui berasal dari persyaratan ekspor yang ketat dari negara tujuan, khususnya Malaysia, seperti sertifikasi halal, Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), hingga efisiensi logistik.
Sedangkan untuk produk kerupuk udang, Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan positif dengan tren 1,96% selama 2020-2024. Posisi Indonesia saat ini pun berada di peringkat ke-18 eksportir dunia dengan pangsa pasar 1,36%.
Beberapa negara tujuan utama ekspor kerupuk udang Indonesia 2024 antara lain Filipina senilai US$57,35 juta atau 40,89% dari pangsa pasar ekspor; disusul Malaysia sebanyak US$30,48 juta atau 21,73%; Korea Selatan sebanyak US$15,89 juta atau 11,3%; Uni Emirat Arab senilai US$8,99 juta atau 6,42%; dan Belanda senilai US$6,05 juta atau 4,32%.