06 Januari 2024
08:00 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melaporkan, membuka 2024, investor asing nonresiden terpantau masih lanjut akumulasi beli instrumen investasi pasar keuangan domestik. Selama 2-4 Januari 2024, investor asing kembali berinvestasi Rp8,61 triliun.
Pekan ini, aliran masuk portofolio oleh asing tersebut didominasi oleh pembelian SBN dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
“Nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp8,61 triliun; terdiri dari beli neto Rp5,07 triliun di pasar SBN; beli neto Rp1,47 triliun di pasar saham; dan beli neto Rp2,08 triliun di SRBI,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Sabtu (6/1).
Baca Juga: Masih Moncer, Asing Lanjut Akumulasi Portofolio Lokal Rp6,37 T
Adapun capaian ini melanjutkan torehan positif pasar keuangan domestik yang sudah berlangsung sejak pertengahan November 2023 yang ditandai dengan masuknya modal asing Rp7,33 triliun. Di pengujung 2023, Indonesia masih sempat ketambahan investasi asing yang akumulasi beli portofolio lokal sebesar Rp4,28 triliun.
Dengan demikian, BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 4 Januari 2024, perkembangan investasi nonresiden di pasar keuangan domestik dibuka positif. Dengan torehan beli neto Rp1,79 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,40 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,73 triliun di SRBI.
“(Sementara itu), premi credit default swap/CDS Indonesia lima tahun per 4 Januari 2024 sebesar 75,01 basis poin (bps), naik dibandingkan per 29 Desember 2023 sebesar 68,45 bps,” sebutnya.
Selain itu, dirinya melaporkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah tipis 5 bps jelang akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp15.485 per dolar AS pada akhir Kamis (4/1) dan dibuka level (bid) sebesar Rp15.490 per dolar AS pada jumat pagi (5/1).
Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak naik ke level 6,66% pada jumat pagi (5/1), setelah sehari sebelumnya juga naik ke level 6,64%. Adapun, yield SBN saat ini terhitung lebih tinggi ketimbang Jumat pagi pekan lalu (29/12) yang bertengger di level 6,45%.
Per akhir Kamis (4/1), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau menguat ke level 102,42 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.
Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, bahwa imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau mengalami kenaikan pada Kamis (4/1). “Yield US Treasury Note 10 tahun naik ke level 3,999%,” paparnya.
Baca Juga: Naik 126,4%, Asing Borong Aset Portofolio Lokal Rp15,92 T
Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk melanjutkan proses pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung hingga kini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” katanya.