30 Desember 2023
09:18 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan, investor asing nonresiden terpantau masih lanjut akumulasi beli instrumen investasi pasar keuangan domestik di pengujung tahun. Selama 26-29 Desember 2023, investor asing terpnatau berinvestasi Rp4,28 triliun.
Pekan ini, aliran masuk portofolio asing tersebut didominasi oleh pembelian Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) maupun pasar saham.
“Nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp4,28 triliun; beli neto Rp0,30 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,00 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,98 triliun di SRBI,” jelas Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Jumat (29/12).
Adapun capaian ini melanjutkan torehan positif pasar keuangan domestik satu setengah bulan terakhir. Pekan lalu, Indonesia masih ketambahan investasi asing yang akumulasi portofolio lokal sebesar Rp6,37 triliun. Pantauan terakhir, aliran asing loyo terjadi pada pertengahan November yang jual neto Rp1,27 triliun.
Dengan laporan demikian, BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 28 Desember 2023, perkembangan investasi nonresiden di pasar keuangan domestik terpantau positif. Dengan torehan beli neto Rp80,45 triliun di pasar SBN; jual neto Rp10,74 triliun di pasar saham; dan beli neto Rp52,81 triliun di SRBI.
“(Sementara itu), premi credit default swap/CDS Indonesia lima tahun per 28 Desember 2023 sebesar 68,92 basis poin (bps), naik terbatas dibandingkan per 22 Desember 2023 sebesar 68,72 bps,” sebutnya.
Baca Juga: BI Terbitkan SVBI dan SUVBI, Simak Penjelasannya!
Selain itu, dirinya melaporkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga terpantau melemah 25 bps jelang akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp15.415 per dolar AS pada akhir Kamis (28/12) dan dibuka level (bid) sebesar Rp15.440 per dolar AS pada jumat pagi (29/12).
Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak turun tipis ke level 6,45% pada jumat pagi (29/12), setelah sehari sebelumnya juga turun namun berada di level yang lebih tinggi di kisaran 6,46%. Adapun, yield SBN saat ini terhitung stabil seperti Jumat pagi pekan lalu (22/12) yang bertengger di level 6,45%.
Per akhir Kamis (28/12), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau melemah ke level 101,23 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.
Baca Juga: BI: Sepanjang 2023, Pelaksanaan Tugas Telah Berjalan Baik
Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, bahwa imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau menurun pada Kamis (28/12). “Yield US Treasury Note 10 tahun turun ke level 3,809%,” paparnya.
Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk melanjutkan proses pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung hingga kini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” katanya.