11 April 2023
12:51 WIB
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Setiap 11 April diperingati sebagai Hari Parkinson Sedunia atau World Parkinsons Day. Peringatan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan kondisi medis parkinson.
Parkinson sendiri merupakan penyakit gangguan saraf kronis dan progresif yang memengaruhi sistem saraf pusat. Penyakit ini terjadi ketika sel-sel saraf tertentu di otak mengalami kerusakan dan kehilangan kemampuan untuk menghasilkan sejumlah neurotransmiter penting seperti dopamin.
Akibatnya, orang yang mengidap parkinson mengalami gangguan gerakan dan koordinasi yang memburuk, seiring bertambahnya usia. Biasanya ditandai dengan gejala tremor, kaku tubuh, lambatnya gerakan, kesulitan dalam berjalan, dan masalah keseimbangan.
Dilansir dari laman Parkinson's Europe, Hari Parkinson Sedunia (WPD) pertama kali diadakan pada April 1997, diinisiasi oleh Asosiasi Penyakit Parkinson Eropa atau yang sekarang dikenal sebagai Parkinson Eropa. Mereka bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menetapkan tanggal peringatan tersebut.
Tanggal 11 April ditetapkan karena bertepatan dengan peringatan ulang tahun dokter James Parkinson. Dialah orang pertama yang mengenali Parkinson sebagai kondisi medis lewat bukunya An Essay on the Shaking Palsy, pada tahun 1817.
Pada tahun 1997 diadakan acara WPD perdana sebagai peluncuran piagam Parkinson Eropa. Yang mana piagam tersebut untuk meningkatkan kesadaran dan profil parkinson dan penderitanya, keluarga, hingga perawat pasien.
Dengan tujuan yang luar biasa, Parkinson mendapatkan dukungan dari orang-orang yang berpengaruh di seluruh dunia, termasuk bangsawan Inggris HRH Putri Margaret dan Putri Diana, perdana menteri Inggris John Major dan Tony Blair, Paus Yohanes Paulus II, penyanyi opera Italia Luciano Pavarotti, dan legenda tinju AS Muhammad Ali.
Karena itulah WPD diperingatkan setiap tahun dan dilakukan dengan cara beragam mulai dari penyuluhan, webinar, penggalangan, diskusi dan sosialisasi, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Senyawa Farnesol Bisa Cegah Kerusakan Otak Akibat Penyakit Parkinson
Pada peringatannya, umumnya ada beberapa hal penting yang disuarakan terkait penyakit ini. Pertama, mendorong adanya dukungan dari pemerintah untuk memperkuat penelitian Parkinson, baik melalui dukungan dana, kerja sama dengan organisasi nirlaba atau perusahaan swasta.
Kedua, pemerintah dapat meningkatkan akses ke perawatan parkinson, termasuk akses ke spesialis parkinson, pengobatan, dan terapi fisik. Hal ini dapat dilakukan melalui dukungan kebijakan dan program pemerintah yang menjamin akses mudah dan terjangkau bagi orang dengan parkinson.
Ketiga, pemerintah dapat meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi dokter, perawat, dan profesional kesehatan lainnya tentang Parkinson. Hal ini akan membantu meningkatkan orang tentang kondisi ini dan meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan kepada orang dengan Parkinson.
Dan terakhir, peran pemerintah sangat dibutuhkan agar dalam mengatasi diskriminasi dan stigma yang terkait dengan Parkinson. Hal ini dapat dilakukan melalui program pemerintah yang meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kondisi ini dan membantu meningkatkan kesadaran tentang hak orang dengan Parkinson.