14 Juli 2025
11:20 WIB
Tarif Dagang IEU-CEPA, Prabowo: Hampir Semuanya 0%
Kemitraan dagang IEU-CEPA juga dipastikan dapat membuka peluang di sektor pertanian hingga otomotif antara kedua Indonesia dan Uni Eropa.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Khairul Kahfi
Presiden RI Prabowo Subianto (tengah) bersama jajaran kabinetnya dalam proses penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) di Brussels, Belgia, Minggu (13/7). Dok BPMI Setpres
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menyebut, hampir semua tarif dagang dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) yang telah rampung disepakati kedua negara berada di angka 0%.
Hal tersebut dia sampaikan, usai bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa, yang berlangsung di Markas Besar Uni Eropa, Minggu (13/7).
“Ini (IEU-CEPA) sebetulnya nanti adalah menjadi perjanjian pasar bebas. Hampir semua tarif kita sudah selesai, hampir semuanya 0% di antara kita," ujar Prabowo dikutip dari Antara, Jakarta, Senin (14/7).
Baca Juga: Diteken September, Kadin Optimistis IEU-CEPA Lipat Gandakan Dagang RI-UE
Pada kesempatan sama, Prabowo juga lebih dulu mengumumkan bahwa perundingan IEU-CEPA telah rampung dibahas setelah kedua pihak bernegosiasi selama kurang lebih 10 tahun, yang ditandai dengan pertukaran surat (exchange of letters) antara Menko Bidang Perekonomian dan Komisioner Uni Eropa untuk Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Maroš Šefčovič di kantor pusat Uni Eropa.
Lebih lanjut, dirinya menekankan, CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa pun menjadi kerja sama strategis dan terobosan dalam hubungan antara dua belah pihak.
"Uni Eropa pasar yang sangat besar. Jumlah penduduk 460 juta lebih, total GDP (Produk Domestik Bruto) mereka sangat besar, perdagangan mereka juga sangat besar. Jadi ini Alhamdulillah suatu peristiwa bersejarah," tambah Prabowo.
Pada kesempatan sama, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga menambahkan, tercapainya kesepakatan ini merupakan sinyal kuat bahwa kedua belah pihak berkomitmen membangun hubungan jangka panjang berdasarkan prinsip saling percaya dan nilai bersama.
Bahkan, von der Leyen juga mengusulkan peningkatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Uni Eropa ke tingkat kemitraan strategis, yang mencerminkan komitmen jangka panjang berdasarkan kepercayaan, saling menguntungkan, dan prinsip timbal balik.
Baca Juga: Perundingan IEU-CEPA Masuk Babak Baru, Menko Airlangga: Sampai Di Putaran Akhir
Hal tersebut juga diharapkan dapat memperkuat kerja sama yang telah terjalin dalam kerangka hubungan UE–ASEAN. Lebih jauh, Presiden Von der Leyen juga turut mengumumkan kebijakan baru berupa sistem visa kaskade yang bertujuan mempermudah akses warga negara Indonesia ke wilayah Schengen.
“Bersama-sama, kita mengirimkan pesan kuat mengenai pentingnya kemitraan jangka panjang yang dapat diprediksi, yang dibangun atas dasar kepercayaan, saling menghormati, transparansi, dan nilai-nilai bersama," imbuh von der Leyen.
Buka Peluang Sektor Pertanian
Selanjutnya, von der Leyen sekaligus memastikan kesepakatan perjanjian kerja sama IEU-CEPA dapat membuka peluang di sektor pertanian hingga otomotif.
"Perjanjian ini akan membuka pasar baru, menciptakan lebih banyak peluang di sektor-sektor kunci seperti pertanian, otomotif, jasa, dan lainnya. Memperkuat rantai pasok untuk bahan baku penting yang sangat dibutuhkan dalam transisi energi dan digital," tambahnya.
Dia juga menyampaikan, CEPA akan membuka peluang ekonomi besar di berbagai sektor sekaligus memperkuat rantai pasok bahan baku penting untuk transisi energi dan digital. Dirinya menekankan, pendekatan Eropa dalam kemitraan ekonomi berlandaskan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Baca Juga: RI Percepat Kesepakatan I-EAEU FTA dan IEU-CEPA di Tengah Negosiasi Tarif AS
von der Leyen menyebut, pihaknya tidak hanya menginginkan pasokan yang aman, tetapi juga bertanggung jawab. Artinya, pasokan aman ini harus menghormati lingkungan, menghormati masyarakat lokal, dan fokus yang kuat pada penciptaan lapangan kerja layak dan nilai tambah lokal.
Menanggapi ini, Prabowo menegaskan, CEPA mencerminkan semangat saling menguntungkan antara Indonesia dan Uni Eropa. Tercapainya kesepakatan IEU-CEPA diyakini sebagai sinyal kuat bahwa kedua belah pihak berkomitmen membangun hubungan jangka panjang berdasarkan prinsip saling percaya dan nilai bersama.
Dirinya menyebut, kedua belah pihak telah membuat banyak kemajuan signifikan, dan menyepakati untuk saling mengakomodasi kepentingan ekonomi masing-masing yang saling melengkapi dan menguntungkan satu sama lain.
Sebagai penutup, Prabowo mengaku berharap agar perjanjian implementasi IEU-CEPA nantinya dapat ditandatangani di Brussels, sebagai simbol komitmen bersama.
“Saya sangat berharap, ketika kita mulai melaksanakan kesepakatan ini, kita dapat menandatangani perjanjian implementasinya di sini, di Brussels, sekali lagi. Itu akan memberi saya kesempatan untuk kembali mengunjungi Brussels,” kata Kepala Negara.