11 Juni 2025
20:28 WIB
Tak Buru-Buru, Pemerintah Masih Pelajari Proyek Tanggul Laut Raksasa Pantura
Pemerintah masih terus mempelajari proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall (GSW). Realisasi proyek besar ini tidak akan dilaksanakan buru-buru.
Editor: Khairul Kahfi
Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan keterangan kepada awak media dalam acara International Conference on Infrastructure 2025 di Jakarta, Rabu (11/6/2025). (ANTARA/Aji Cakti
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan, pemerintah masih terus mempelajari proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall (GSW).
"Tentunya masih terus kita pelajari karena ini ruang yang terbuka untuk semua, kita tidak ingin cepat-cepat menyimpulkan karena sekali lagi ini proyek besar," ujar AHY di sela-sela acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta, Rabu (11/6) melansir Antara.
Baca Juga: Kementerian PU Siapkan Pembangunan Tanggul Pesisir Teluk Jakarta Tahap 7
Menurut studi yang pernah dilakukan sebelumnya, pembangunan proyek GSW memakan dana kurang lebih US$8 miliar hanya untuk wilayah Jakarta, dengan panjang sekitar 41 kilometer.
"Terkait dengan Giant Sea Wall, kami menyebutnya coastal protection sekaligus juga flood management, kita memitigasi bahaya banjir dan juga terjadinya penurunan permukaan tanah," kata AHY.
Dengan demikian, proyek besar semacam Giant Sea Wall ini menjadi salah satu yang Kemenko IPK bahas secara komprehensif. AHY menyampaikan, sudah ada cukup banyak pihak yang tertarik dan benar-benar serius ingin berinvestasi ke proyek tersebut.
Pada Selasa (10/6), Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengatakan, Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas (ratas) bersama sejumlah menteri di Istana Merdeka Jakarta guna membahas kesiapan pembangunan tanggul laut raksasa di sepanjang pantai utara (pantura) Pulau Jawa.
Seskab menjelaskan, inisiatif ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk melindungi kawasan pesisir yang rawan terdampak perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut.
Baca Juga: Inisiatif Giant Sea Wall Untuk Melindungi Pesisir Jawa
Pembangunan Giant Sea Wall juga diharapkan tidak hanya dapat melindungi kawasan pesisir dari ancaman abrasi, tetapi juga berfungsi untuk meningkatkan ketahanan lingkungan serta menyediakan sumber air bersih bagi daerah-daerah pesisir yang membutuhkan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kemenko IPK terus menjalin koordinasi dengan berbagai pihak terkait proyek tersebut. Proyek Giant Sea Wall merupakan kelanjutan dari rencana-rencana yang telah disusun sebelumnya.
Sejak 2016, Kementerian PU telah bekerja sama dengan Belanda dan Korea Selatan untuk mengkaji pembangunan tanggul laut sepanjang Cilegon hingga Gresik dengan proyeksi panjang mencapai 946 km.
Lindungi Wilayah Pesisir dan Masyarakat
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan, proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall untuk melindungi wilayah pesisir dan masyarakat.
"Proyek Giant Sea Wall yang direncanakan dari Cilegon, Banten sampai dengan Gresik, Jawa Timur untuk melindungi wilayah pesisir dan masyarakat," ujar Dody saat menyampaikan keynote speech dalam agenda yang sama, Rabu (11/6).
Dody juga mengungkapkan, proyek-proyek lainnya seperti Jakarta Sea Wall dan Tol Semarang-Demak yang terintegrasi tanggul membuka peluang untuk menarik investasi jangka panjang terkait ketahanan perubahan iklim yang terintegrasi.
Sebagai informasi, Menko Agus Harimurti Yudhoyono siap mengharmonikan sejumlah desain awal dan konsep terkait Proyek Tanggul Laut Raksasa.
Saat ini, peningkatan permukaan air laut terjadi di wilayah pesisir pantai utara Jawa, seperti misalnya di wilayah utara Jakarta yang mengalami penurunan permukaan tanah atau land subsidence.
Baca Juga: Studi Kelayakan Proyek Giant Sea Wall Terus Digarap
Menurut AHY, dibutuhkan langkah-langkah strategis yang lebih berkelanjutan (sustainable) dalam rangka melindungi masyarakat pesisir.
Upaya mengharmonikan desain dan konsep awal terkait Proyek Giant Sea Wall tersebut secara paralel dilakukan dengan memastikan kebutuhan sumber penganggaran atau pembiayaannya.
Dirinya juga terlibat langsung bertemu dengan para investor potensial baik dalam negeri maupun internasional, menjabarkan apa saja yang menjadi prioritas dalam pembangunan infrastruktur lima tahun ke depan.