11 Juni 2025
08:46 WIB
Inisiatif Giant Sea Wall Untuk Melindungi Pesisir Jawa
"Giant sea wall" dari Cilegon sampai Gresik menurut pemerintah punya sejumlah manfaat bagi kawasan pesisir utara Pulau Jawa.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Pohon bakau tumbuh di samping tanggul laut di kawasan Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Rabu (5/2/2025). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/tom. (ANTARA FOTO/SULTHONY HASANUDDIN).
JAKARTA - Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyatakan, giant sea wall atau tanggul laut raksasa di sepanjang pantai utara (pantura) Pulau Jawa adalah salah satu upaya pemerintah untuk melindungi kawasan pesisir yang rawan terkena dampak perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut.
Pembangunan giant sea wall ini, lanjut Teddy, diharapkan dapat melindungi kawasan pesisir dari ancaman abrasi. Serta, berfungsi untuk meningkatkan ketahanan lingkungan serta menyediakan sumber air bersih bagi daerah-daerah pesisir yang membutuhkan.
"Pembentukan tanggul ini diharapkan dapat mencegah air rob, meredam penurunan permukaan pantai, dan menjadi reservoir air bersih," ungkap Seskab dikutip dari Antara, di Jakarta, Selasa (10/6).
Oleh karena itu, lanjut dia, Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas (ratas) bersama sejumlah menteri di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, guna membahas kesiapan pembangunan giant sea wall.
Baca juga: Pemerintah Pastikan Bangun Tanggul Pantai Utara Jawa Secara Bertahap
Melalui proyek ini, pemerintah berharap dapat memberikan pelindungan lebih baik bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Sekaligus memastikan ketahanan lingkungan yang berkelanjutan untuk masa depan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan atau IPK terus menjalin koordinasi dengan berbagai pihak terkait proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall.
Proyek tanggul laut pesisir utara Pulau Jawa ini merupakan kelanjutan dari rencana-rencana yang telah disusun sebelumnya. Kementerian PU telah bekerja sama dengan Belanda dan Korea Selatan sejak tahun 2016 untuk kajian pembangunan tanggul laut mulai dari Cilegon hingga Gresik dengan proyeksi panjang mencapai 946 km.
Selain membahas kesiapan tanggul laut, Presiden juga memimpin rapat terbatas mengenai penanganan sampah di seluruh Indonesia.
Pemerintah menginisiasi gerakan nasional terkait pengelolaan sampah dengan menjalin kerja sama bersama investor melalui BPI Danantara Indonesia.