c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

28 Juli 2025

19:27 WIB

Sri Mulyani Pede Nilai Tukar Rupiah Bakal Terus Stabil

Sri Mulyani optimistis nilai tukar rupiah bakal terus stabil ke depan. Optimisme penguatan mata uang garuda bakal terus berlanjut didukung oleh serangkaian kebijakan Bank Indonesia. 

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p dir="ltr" id="isPasted">Sri Mulyani Pede Nilai Tukar Rupiah Bakal Terus Stabil</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Sri Mulyani Pede Nilai Tukar Rupiah Bakal Terus Stabil</p>

Petugas menunjukan uang pecahan rupiah di Jakarta, Rabu (31/1/2024). Antara Foto/Muhammad Adimaja/YU

JAKARTA - Menteri Keuangan sekaligus Koordinator Anggota KSSK Sri Mulyani optimistis nilai tukar rupiah bakal terus stabil ke depan. Optimisme penguatan mata uang garuda bakal terus berlanjut didukung oleh serangkaian kebijakan Bank Indonesia.

"Ke depan, nilai tukar (rupiah) diperkirakan stabil didukung oleh komitmen Bank Indonesia," kata Bendahara Negara dalam konferensi pers KSSK di Kantor LPS, Jakarta, Senin (28/7).

Baca Juga: Imbas Tarif Trump, BI Agresif Perkuat Intervensi Rupiah

Asal tahu saja, per 25 Juli 2025, nilai tukar rupiah relatif stabil di posisi Rp16.315 per dolar AS. Lebih lanjut, Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, nilai tukar rupiah saat ini terpantau tetap stabil dan cenderung menguat didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia.

"Seperti diketahui, nilai tukar rupiah di pasar offshore atau Non Deliverable Forward (NDF) sempat mengalami tekanan tinggi akibat ketidakpastian ekonomi global pada awal kuartal II. Sebagai respons, Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valas termasuk intervensi di pasar offshore NDF secara berkesinambungan," jelas dia.

Selanjutnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan tren penguatan didukung oleh konsistensi kebijakan stabilisasi Bank Indonesia di tengah tingginya ketidakpastian global.

Tercatat, pada 30 Juni 2025, nilai tukar rupiah terhadap greenback bahkan mampu menyentuh posisi Rp16.235 per dolar AS. 

"Ini menguat tajam dibandingkan level rupiah yang sempat mencapai Rp16.865 per dolar AS pada bulan April 2025, pada saat (pertama kali) tarif resiprokal diumumkan," imbuhnya.

Sri Mulyani menuturkan, tren penguatan rupiah didukung aliran masuk modal yang terjaga serta persepsi positif investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia. Di sisi lain, konversi valuta asing ke rupiah oleh eksportir pasca penerapan penguatan kebijakan terkait Devisa Hasil Ekspor SDA juga mendukung apresiasi nilai tukar rupiah. 

Baca Juga: BI Ungkap Cara Stabilkan Rupiah Di Tengah Volatilitas Tinggi

Dalam kesempatan sama, Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan, bank sentral terus gencar melakukan intervensi rupiah pada pasar offshore atau Non Deliverable Forward (NDF) dalam menjaga pergerakan nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global.

"Kami sejak 7 April lalu kami terus intervensi agar NDF Hong Kong, Eropa, dan New York tetap stabil dan sesuai fundamental," ungkap Perry.

Selain itu, BI juga melakukan intervensi pada pasar spot maupun DNDF. BI pun turut gencar dalam membeli Surat Berharga Negara (SBN) dalam rangka penguatan fundamental rupiah. 

Sekadar informasi, mata uang rupiah pada perdagangan Senin (28/7) ditutup melemah sebesar 43 poin, dari penutupan sebelumnya di level Rp16.320 menjadi Rp16.363 per dolar AS. 

Bahkan sepanjang hari, rupiah sempat melemah sebesar 50 poin. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) justru menguat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar