c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

07 April 2025

15:37 WIB

Imbas Tarif Trump, BI Agresif Perkuat Intervensi Rupiah

Bank Indonesia akan melakukan intervensi secara agresif di pasar domestik pada awal pembukaan 8 April 2025 setelah libur panjang Idulfitri.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Khairul Kahfi

<p>Imbas Tarif Trump, BI Agresif Perkuat Intervensi Rupiah</p>
<p>Imbas Tarif Trump, BI Agresif Perkuat Intervensi Rupiah</p>

Ilustrasi - Sejumlah pegawai melintasi lobi gedung Bank Indonesia di Jakarta. Antara/Puspa Perwitasari.

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengumumkan strategi lebih lanjut dalam menjaga stabilisasi nilai tukar Rupiah dari tingginya tekanan global, terutama pasca penetapan tarif resiprokal AS untuk sejumlah negara termasuk Indonesia.


"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 7 April 2025 memutuskan untuk melakukan intervensi di pasar off-shore (Non Deliverable Forward/NDF) guna stabilisasi nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global," ujar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso dalam pernyataan resmi, Jakarta, Senin (7/4).


Baca Juga: Rupiah Menguat Hampir 1%, Pengamat: Cuma Sementara


Sebagaimana diketahui, kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan pemerintah AS pada 2 April 2025, yang diikuti respons kebijakan retaliasi tarif pemerintah China pada 4 April 2025, telah menimbulkan gejolak pasar keuangan global, termasuk arus modal keluar dan tingginya tekanan pelemahan nilai tukar di banyak negara khususnya negara emerging market.


Setelahnya, sejumlah ekonom dalam negeri terus mewanti-wanti akan kemungkinan merosotnya nilai tukar rupiah lebih dalam. Beberapa bahkan ada yang memproyeksi kemungkinan rupiah anjlok hingga ke level Rp17.000 per dolar AS.


"Tekanan terhadap nilai tukar rupiah telah terjadi di pasar off-shore (NDF) di tengah libur panjang pasar domestik dalam rangka Idulfitri 1446H," tambah Ramdan.


Berdasarkan data Bloomberg, per Senin (7/4) pukul 09.15 WIB, kontrak rupiah Non-Deliverable Forward (NDF) yang diperdagangkan di pasar luar negeri berada di  angka Rp16.924 per dolar AS.


Angka tersebut nyaris kembali mendekati kondisi pada Jumat (4/4), di mana kontrak rupiah NDF sudah menyentuh level Rp17.006 per dolar AS.


Sebab itu, Ramdan menyebut, pihaknya akan melalukan intervensi di pasar off-shore atau NDF yang dilakukan Bank Indonesia secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York.


"Bank Indonesia juga akan melakukan intervensi secara agresif di pasar domestik sejak awal pembukaan pada 8 April 2025 dengan intervensi di pasar valas (Spot dan DNDF) serta pembelian SBN di pasar sekunder," ujar Ramdan.


Baca Juga: Waduh! Rupiah Tembus Rp17.000, Ada Apa?


Selain itu, Ramdan mengungkap, BI juga akan melakukan optimalisasi instrumen likuiditas rupiah untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar uang dan perbankan domestik.


Adapun serangkaian langkah-langkah BI tersebut ditujukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, serta menjaga kepercayaan pelaku pasar dan investor terhadap Indonesia.


Pada pembukaan perdagangan Senin (7/4) pagi di Jakarta, nilai tukar rupiah melemah sebesar 251 poin atau 1,51% menjadi Rp16.904 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.653 per dolar AS.


pengamat pasar uang Ariston Tjendra menganggap, pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi respons negatif negara-negara atas kebijakan tarif resiprokal AS).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar