c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

22 Februari 2024

11:52 WIB

Selama Januari, Volume Transaksi QRIS Dengan Malaysia Tumbuh 10%

Pembayaran melalui QRIS antara Indonesia-Malaysia masih cukup tinggi pada Januari 2024. Kendati, penggunaan pembayaran digital dengan sejumlah negara lain terpantau melambat.

Penulis: Khairul Kahfi

Selama Januari, Volume Transaksi QRIS Dengan Malaysia Tumbuh 10%
Selama Januari, Volume Transaksi QRIS Dengan Malaysia Tumbuh 10%
Ilustrasi. Pengunjung melakukan pembayaran menggunakan fitur scan QRIS saat acara bazar Palawan Pasar Pasaran di Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (26/11/2022). Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo

JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta menyampaikan, pembayaran melalui QRIS antara Indonesia-Malaysia masih cukup tinggi pada Januari 2024. Kendati, penggunaan pembayaran digital dengan sejumlah negara lain terpantau melambat.

“(Penggunaan QRIS) di Malaysia ini meningkat semua. Jadi volume (inbound) 73.300 (transaksi) atau meningkat 10%, sementara outbond artinya kita keluar ke Malaysia meningkat 11.533,” jabarnya ketika menjawab pertanyaan wartawan usai RDG-BI Edisi Februari 2024, Jakarta, Rabu (21/2).

Dari sisi nominal, pembayaran QRIS secara inbound dari Malaysia ke Indonesia mencapai Rp20 miliar, sedangkan outbond Indonesia ke Malaysia mencapai Rp2,9 miliar.

“Memang lebih banyak turis Indonesia ke Malaysia, tapi belanjanya dikit-dikit. Justru yang (turis) Malaysia belanjanya banyak (di Indonesia),” ungkapnya.  

Secara umum, berakhirnya momen Nataru pada akhir tahun lalu disinyalir membuat penggunaan QRIS antar negara cenderung menurun. Misal, QRIS internasional dengan Thailand pada Januari terjadi penurunan volume transaksi, namun nominal transaksinya disebut masih tetap naik.

Baca Juga: BI: Biaya Transfer QRIS Di Bawah Rp100 Ribu Tetap Murah

Dengan Thailand, jumlah transaksi QRIS inbound dengan Indonesia mencapai 1.121 transaksi, berbanding terbalik dengan outbound yang menyentuh 23.715 transaksi. Dari sisi nominal, total inbound QRIS dari Thailand mencapai Rp368 juta dan outbound-nya Rp10 miliar selama Januari 2024.

“Nah Singapura juga ada turun, sama untuk volume dan nominal, tapi yang outbound meningkat. Mudah-mudahan setelah Januari bisa meningkat,” ujarnya.

Di dalam negeri, BI mendata, nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh 149,46% (yoy) dan mencapai Rp31,65 triliun. Dengan jumlah pengguna 46,37 juta dan jumlah merchant 30,88 juta, yang sebagian besar merupakan UMKM.

Selain itu, Fili juga menginformasikan, perkembangan perjanjian QRIS antar negara dengan Arab Saudi masih berlangsung. Dirinya menekankan, penjajakan kesepahaman QRIS cross border mesti memenuhi beberapa aspek krusial.

Mulai dari MoU antar bank sentral, penekenan perjanjian kesepahaman antara industri keuangan di masing-masing negara, dan terpenting pengembangan interlinking soal sistem. Baru kedua belah pihak bisa melaksanakan serangkaian uji coba, dan setelahnya implementasi secara luas.

“(Penjajakan QRIS cross border) dengan Arab Saudi, kita masih diskusi. Tapi mungkin sebelum ke Arab Saudi, kita baru aja tanda tangan dengan UEA. Nah ini mungkin bisa jadi stepping stone duluan (QRIS cross border di TImur Tengah),” urainya.

Baca Juga: Bingung Daftar QRIS Merchant? Simak Langkah-Langkahnya

Ke depan, lewat perjanjian yang sama, pihaknya juga terus menjalin komunikasi intensif dengan Jepang. BI berharap, QRIS cross border dengan Jepang mudah-mudahan bisa segera dilakukan proses uji coba.

“Karena mereka sudah datang ke kita, dan sudah diskusi lebih dalam lagi,” bebernya.

Dalam risalah RDG-BI Edisi Februari 2024, BI menekankan, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran akan terus dilaksanakan guna mendorong inklusi ekonomi keuangan dan memperluas Ekonomi Keuangan Digital (EKD). Termasuk perluasan QRIS antarnegara, baik volume transaksi maupun peserta Penyedia Jasa Pembayaran (PJP).

Hal ini ditempuh Bank Indonesia untuk menjadikan sistem pembayaran dalam menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia. Di samping terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang sudah ditempuh hingga kini. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar