c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

19 Juni 2025

11:41 WIB

Rupiah Terpuruk Setelah The Fed Kembali Tahan Suku Bunga Acuan

Analis memperkirakan nilai tukar rupiah melemah seiring keputusan The Fed yang tetap mempertahankan suku bunga. Di sisi lain, sentimen AS dalam konflik perang Israel-Iran terus membayangi rupiah.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Rupiah Terpuruk Setelah The Fed Kembali Tahan Suku Bunga Acuan</p>
<p>Rupiah Terpuruk Setelah The Fed Kembali Tahan Suku Bunga Acuan</p>

Petugas menyusun uang pecahan rupiah di Kantor Cabang BSI KC Mayestik, Jakarta, Kamis (28/12/2023). Antara Foto/Muhammad Adimaja/tom.

JAKARTA - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan, nilai tukar (kurs) rupiah melemah seiring keputusan Federal Reserve (The Fed) dalam Federal Open Market Committee (FOMC) yang tetap mempertahankan suku bunga.

"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat setelah dalam FOMC, The Fed mempertahankan suku bunga," ujarnya melansir Antara, Jakarta, Kamis (19/6).

Baca Juga: Belum Berubah, Sentimen Perang Iran-Israel Masih Membayangi Pelemahan Rupiah

Mengutip Anadolu Agency, Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25-4,5% sesuai ekspektasi pasar. Keputusan ini dilakukan dalam upaya untuk mencapai lapangan kerja maksimal dan inflasi pada tingkat 2% dalam jangka panjang.

The Fed memperingatkan bahwa ketidakpastian tentang prospek ekonomi telah berkurang, tetapi tetap tinggi. Otoritas moneter AS juga akan terus mengurangi kepemilikan atas sekuritas treasury dan utang lembaga, serta sekuritas beragun hipotek lembaga.

Pelemahan kurs rupiah juga dipengaruhi pernyataan hawkish Gubernur The Fed Jerome Powell yang mengatakan tekanan inflasi masih akan kuat dan penurunan suku bunga walau akan terjadi, namun lebih perlahan.

Berdasarkan faktor tersebut, kurs rupiah diprediksi berkisar Rp16.250-16.400 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Kamis pagi (19/6) di Jakarta melemah sebesar 39 poin atau 0,24%, dari sebelumnya Rp16.313 menjadi Rp16.352 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Masih Berkonsolidasi Seiring Konflik Di Timur Tengah

Melansir Bloomberg, pada penutupan perdagangan kemarin (18/6), Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kinerja terhadap mata uang lainnya, termasuk EUR, JPY, GBP, CAD, CHF, dan SEK terpantau menguat cukup tinggi ke level 99,06 poin, atau naik 0,16 persen poin dibandingkan penutupan sebelumnya yang berkisar 98,9 poin.

Adapun pergerakan DXY harian kemarin berkisar antara 98,85-99,09 poin, atau cenderung mulai menjauhi rentang level DXY dalam 52 pekan terakhir di kisaran 97,60-110,17 poin.

Meski begitu, dolar AS yang dipantau pada pukul 10.23 WIB hari ini (19/6) terpantau lanjut bergerak gagah terhadap mata uang rupiah sekitar 0,29% atau menguat sekitar Rp47. 

Sementara ini, rupiah ditransaksikan Rp16.360 per dolar AS, dengan proyeksi pergerakan harian sekitar Rp16.347-16.369 per dolar AS.

AS 'Campuri' Perang Irang-Israel
Bloomberg juga menyampaikan, para pejabat senior AS sedang mempersiapkan kemungkinan serangan terhadap Iran dalam beberapa hari mendatang, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut. Hal ini menandai Washington sedang membangun 'infrastruktur' untuk secara langsung memasuki konflik dengan Teheran.

Presiden Donald Trump selama berhari-hari secara terbuka mempertimbangkan untuk menyerukan serangan terhadap Iran, yang telah terlibat dalam perang dengan Israel selama hampir seminggu.

Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih, Rabu (18/6), bahwa ia memiliki 'ide tentang apa yang harus dilakukan' dan lebih suka membuat 'keputusan akhir sedetik sebelum waktunya tiba' karena situasi di Timur Tengah masih belum pasti.

Baca Juga: Konflik Iran-Israel Memanas, Rupiah Menguat Jadi Rp16.265

Beberapa jam sebelumnya Trump berkata, "Saya mungkin melakukannya. Saya mungkin tidak melakukannya," ketika ditanya apakah ia bergerak lebih dekat untuk menyerang Iran.

Keterbukaan Trump terhadap perang merupakan pembalikan dari pernyataan publiknya sepekan yang lalu ketika Trump mendesak pembicaraan diplomatik untuk mencapai kesepakatan pelucutan senjata nuklir dengan Iran.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan dalam sebuah posting media sosial pada Rabu (18/6), bahwa negaranya tetap 'berkomitmen pada diplomasi' dan tidak pernah berusaha dan tidak akan pernah berusaha mendapatkan senjata nuklir.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar