c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

18 Juni 2025

11:21 WIB

Belum Berubah, Sentimen Perang Iran-Israel Masih Membayangi Pelemahan Rupiah

Sentimen perang Iran dengan Israel masih menjadi faktor pelemahan nilai tukar rupiah sementara ini. Hal ini dapat dilihat dari penguatan indeks dolar AS (DXY) yang cukup menguat secara harian.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Belum Berubah, Sentimen Perang Iran-Israel Masih Membayangi Pelemahan Rupiah</p>
<p>Belum Berubah, Sentimen Perang Iran-Israel Masih Membayangi Pelemahan Rupiah</p>

Petugas menghitung mata uang Rupiah dan Dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Kamis (30/5/2024). Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay/aww.

JAKARTA - Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra menyampaikan, sentimen efek dari perang Iran dengan Israel masih menjadi faktor pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah sementara ini. Hal ini dapat dilihat dari penguatan indeks dolar AS terhadap sejumlah mata uang di dunia (DXY) yang cukup menguat secara harian.

“Kita lihat pagi ini indeks dolar AS bergerak lebih tinggi dibandingkan kemarin, 98,77 (poin) versus 98,20 (poin). Ini efek dari konflik perang Iran Israel yang belum berhenti dan AS yang mulai mengintervensi membantu Israel,” ucapnya melansir Antara, Jakarta, Rabu (18/6).

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Masih Berkonsolidasi Seiring Konflik Di Timur Tengah

Di sisi lain, pasar juga menantikan hasil rapat moneter Federal Reserve (The Fed) yang kemungkinan lebih dovish atau mendukung pelonggaran ke depan. Alasan ini didasari kondisi bahwa ekonomi AS mengalami tekanan, sehingga para pelaku pasar berekspektasi demikian.

“Kalau ini terjadi, dolar (AS) malah bisa tertekan,” ujar dia.

Menimbang faktor tersebut, dolar AS berpotensi takkan bergerak terlalu kuat hari ini terhadap rupiah karena ada sentimen The Fed yang bisa menahan penguatan dolar AS.

“Potensi pelemahan rupiah ke arah Rp16.300, dengan support di kisaran Rp16.250,” kata Aris.

Untuk sentimen domestik, dia memprediksi keputusan suku bunga acuan (BI-Rate) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) terkait suku bunga acuan (BI-Rate) yang dijadwalkan hari ini akan tetap.

“Apalagi sekarang ada perang baru, (sehingga kecil kemungkinan suku bunga dipangkas),” ungkapnya.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Rabu pagi (18/6) di Jakarta melemah sebesar 13 poin atau 0,08%, dari sebelumnya Rp16.290 menjadi Rp16.303 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Melemah Di Tengah Konflik Iran-Israel

Melansir Bloomberg, pada penutupan perdagangan kemarin (17/6), Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kinerja terhadap mata uang lainnya, termasuk EUR, JPY, GBP, CAD, CHF, dan SEK terpantau memerah cukup dalam ke level 98,69 poin, atau turun 0,13 persen poin dibandingkan penutupan sebelumnya yang berkisar 98,82 poin. 

Adapun pergerakan DXY harian kemarin berkisar antara 98,69-98,86 poin, atau cenderung mendekati rentang level support DXY dalam 52 pekan terakhir di kisaran 97,60-110,17 poin.

Meski begitu, dolar AS yang dipantau pada pukul 10.26 WIB hari ini terpantau bergerak gagah terhadap mata uang rupiah sekitar 0,16% atau menguat sekitar Rp26. Sementara ini, rupiah ditransaksikan Rp16.316 per dolar AS, dengan proyeksi pergerakan harian sekitar Rp16.296-16.324 per dolar AS.

AS dan Trump Mulai Bergerak Dalam Konflik Iran-Israel
Bloomberg juga menyampaikan, Presiden AS Donald Trump mengadakan pertemuan dengan tim keamanan nasional di Washington selama lebih dari satu jam pada Selasa (17/6) untuk membahas meningkatnya konflik Timur Tengah. 

Menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, pertemuan memicu spekulasi baru bahwa AS akan bergabung dalam serangan Israel terhadap Iran.

Trump juga dikatakan sudah berbicara dengan PM Israel Benjamin Netanyahu setelah pertemuan tersebut, menurut seorang pejabat Gedung Putih, saat spekulasi beredar seputar bagaimana presiden AS akan melanjutkan. Meski, Pejabat Gedung Putih menolak berkomentar atau mengeluarkan pernyataan kesimpulan setelahnya.

Senjata AS dianggap penting untuk mencapai penghancuran yang lebih menyeluruh terhadap program nuklir Iran daripada apa pun yang dapat dilakukan Israel sendiri. 

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Kembali Naik Usai Trump Serukan Evakuasi Warga Iran

Namun, meski AS adalah mitra pertahanan dan pemasok senjata terdekat Israel, Trump sejauh ini menolak seruan dari beberapa sekutu politik untuk bergabung dalam serangan terhadap Iran dan program nuklirnya.

Sebelum mengumpulkan para penasihatnya di Ruang Sidang, Trump mengunggah tuntutan agar Iran "Menyerah tanpa syarat," dan memperingatkan kemungkinan serangan terhadap pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei. 

"Kami tahu persis di mana yang disebut 'Pemimpin Tertinggi' itu bersembunyi. Ia adalah target yang mudah, tetapi aman di sana. Kami tidak akan menghabisinya (membunuhnya!), setidaknya tidak untuk saat ini," tulis Trump di media sosial, Selasa (17/6).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar