c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

03 Juli 2025

12:58 WIB

Rupiah Perkasa! Efek Kesepakatan Dagang AS-Vietnam

Nilai tukar rupiah saat ini dipengaruhi kesepakatan tarif antara Vietnam dengan AS belum lama ini. Rupiah diperkirakan menguat di kisaran Rp16.200-16.250 per dolar AS.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Rupiah Perkasa! Efek Kesepakatan Dagang AS-Vietnam</p>
<p>Rupiah Perkasa! Efek Kesepakatan Dagang AS-Vietnam</p>
Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta. Antara Foto/Dhemas Reviyanto/foc.

JAKARTA - Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menyampaikan, penguatan nilai tukar (kurs) rupiah saat ini dipengaruhi kesepakatan tarif antara Vietnam dengan Amerika Serikat (AS) belum lama ini.

“Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat di kisaran Rp16.200-16.250 (per dolar AS) dipengaruhi oleh sentimen positif dari global terkait kesepakatan tarif antara Vietnam dan AS,” katanya melansir Antara, Jakarta, Kamis (3/7).

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Menguat Jelang Pencabutan Penundaan Kebijakan Tarif AS

Mengutip Anadolu Agency, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa pihaknya mencapai kesepakatan dagang setelah berbicara dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam.

Adapun syarat yang diberikan Trump adalah Vietnam akan membayar AS tarif sebesar 20% untuk semua barang yang dikirim ke wilayah AS, dan tarif sebesar 40% untuk setiap pengiriman barang. AS disebut akan memiliki akses total ke pasar Vietnam untuk perdagangan dengan tarif nol.

“Sementara (sentimen) dari domestik (berasal dari) inflasi yang masih rendah memberikan ruang bagi BI (Bank Indonesia) untuk penurunan suku bunga acuannya,” kata Rully.

BPS mencatat, kinerja inflasi tanah air hingga Juni 2025 tetap berada dalam rentang target pemerintah. Inflasi pada semester I/2025 tercatat sebesar 1,38% (year-to-date/ytd), masih dalam target sasaran inflasi pemerintah yaitu 2,5±1% pada 2025.

Adapun inflasi bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19% (mtm) dan secara tahunan 1,87% (yoy). Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Kamis pagi (3/7) di Jakarta menguat sebesar 45 poin atau 0,27%, dari sebelumnya Rp16.247 menjadi Rp16.202 per dolar AS.

Baca Juga: Waspada! Mendag Sebut Perang Dagang Juga Libatkan Isu Nontarif

Melansir Bloomberg, pada penutupan perdagangan Rabu (2/7), Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kinerja terhadap mata uang lainnya, termasuk EUR, JPY, GBP, CAD, CHF, dan SEK terpantau menghijau ke level 96,78 poin, atau naik tipis 0,01 persen poin dibandingkan penutupan sebelumnya yang berkisar 96,77 poin.

Adapun pergerakan DXY harian kemarin (2/7) berkisar antara 96,68-96,82 poin, atau cenderung menguat dibanding sehari sebelumnya terhadap rentang level DXY dan mulai menjauhi rentang bawah DXY dalam 52 pekan terakhir di kisaran 96,37-110,17 poin.

Di sisi lain, dolar AS yang dipantau pada pukul 10.30 WIB hari ini (3/7) terpantau bergerak memerah terhadap mata uang rupiah sekitar 0,24% atau melemah sekitar Rp38. 

Sementara ini, rupiah ditransaksikan Rp16.208 per dolar AS, dengan proyeksi pergerakan harian sekitar Rp16.200-16.219 per dolar AS.

Vietnam Capai Kesepakatan Tarif Dengan AS
Bloomberg juga melaporkan, Presiden AS Donald Trump telah mencapai kesepakatan perdagangan dengan Vietnam setelah berminggu-minggu diplomasi intens dan menjelang tenggat waktu sepekan tersisa terkait tarif lebih tinggi dikenakan pada impor negara itu.

Dalam kesepakatan itu, AS akan mengenakan pajak tambahan 20% pada barang-barang yang diimpor dari Vietnam. Namun, AS juga menerapkan pajak yang jauh lebih besar 40% untuk ekspor yang sengaja dikirim lewat Vietnam bukan dari negara asal (transshipment), dalam rangka menghindari pajak AS kepada negara terkait.

Trump juga mengatakan bahwa Vietnam telah setuju untuk mencabut semua pungutan pada impor AS. Adapun kesepakatan ini diteken di tengah negosiasi tarif dagang Indonesia-AS yang pemerintah konfirmasi masih mandek hingga kini.

"Dengan kata lain, mereka (Vietnam) akan 'MEMBUKA PASAR MEREKA KE AMERIKA SERIKAT', yang berarti bahwa kami (AS) akan dapat menjual produk kami ke Vietnam dengan TARIF NOL," tulis Trump dalam sebuah unggahan di media sosial pada Rabu (2/7). 

Trump mengatakan bahwa ia telah mengamankan kesepakatan tersebut setelah berdiskusi dengan ketua Partai Komunis To Lam.

Baca Juga: Trump Tak Berencana Perpanjang Penundaan Tarif

Kementerian Luar Negeri Vietnam mengatakan dalam sebuah pernyataan, Trump berjanji untuk terus bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang memengaruhi hubungan perdagangan bilateral selama panggilan telepon para pemimpin AS-Vietnam pada Rabu (2/7).

To Lam mengusulkan, agar AS mengakui Vietnam sebagai ekonomi pasar dan menghapus pembatasan ekspor pada produk teknologi tinggi tertentu.

Meskipun Trump setuju dengan garis besar perjanjian tersebut, Gedung Putih belum merilis lembar persyaratan atau menerbitkan pernyataan apa pun yang mengkodifikasi pengaturan tersebut. Dengan beberapa rinciannya mungkin masih dalam tahap pengembangan.

Kesepakatan dengan Vietnam akan menjadi kesepakatan ketiga yang diumumkan menyusul kesepakatan dengan Inggris dan China, karena mitra dagang berlomba-lomba untuk memangkas kesepakatan dengan AS sebelum batas waktu 9 Juli. 

Trump telah mengenakan bea masuk sebesar 46% terhadap Vietnam sebagai bagian dari peluncuran tarif resiprokal pada awal April yang dikenakan pada puluhan negara, tetapi kemudian dikurangi menjadi 10% untuk memberi waktu bagi negosiasi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar