11 September 2025
20:20 WIB
PIS Tingkatkan Aspek HSSE Dorong Daya Saing Pelayaran
Pertamina International Shipping (PIS) beberkan sederet upaya penguatan HSSE untuk mendongkrak daya saing industri pelayaran Indonesia di kancah global.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - PT Pertamina lewat Subholding Integrated Marine Logistics PT Pertamina International Shipping terus memperkuat komitmen terhadap aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) guna mendongkrak daya saing industri pelayaran Indonesia di kancah global.
Direktur Armada PIS M. Irfan Zainul Fikri dalam gelaran HSSE Leaders Forum 2025 menegaskan, aspek HSSE jadi tolak ukur keberlanjutan bisnis. Artinya, HSSE bagi Pertamina International Shipping bukan sekadar audit teknis belaka.
"HSSE menjadi second line of defense yang memastikan bahwa semua keputusan bisnis, baik operasional, komersial, maupun strategis dijalankan secara selamat, aman, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan," tegas Irfan lewat siaran pers yang diterima, Jakarta, Kamis (11/9).
Baca Juga: PIS Nantikan Arahan Teknis Pemerintah Soal Shifting Impor Ke AS
PIS juga mengembangkan teknologi digital, artificial intelligence (AI), serta analisis prediktif untuk menggeser pendekatan HSSE dari reaktif menjadi proaktif-terprediksi.
"Dengan demikian, HSSE menjadi nilai strategis yang memperkuat daya saing bisnis di tingkat global," tambahnya.
Memastikan peningkatan keandalan armada lewat standardisasi manajemen kapal menjadi salah satu langkah strategis PIS untuk memperkuat komitmen HSSE. Irfan menyebut, inisiatif itu dilakukan untuk memastikan keseragaman standar operasional, peningkatan efisiensi, dan pemenuhan regulasi internasional secara lebih ketat.
"Karena standar keselamatan yang tinggi, PIS berhasil mencatatkan pencapaian zero fatality kru kapal dan 40,5 juta jam kerja aman sepanjang 2024 lalu," sambung dia.
Kemudian, PIS juga telah menggagas Pertamina Safety Approval (PSA), yakni mekanisme vetting nasional yang telah diadopsi secara luas, bahkan oleh industri perkapalan nonpelat merah.
Baca Juga: Laba PIS Naik Nyaris 70% Sepanjang 2024
Irfan mengatakan PSA yang diprakarsai PIS menjadi acuan penting guna memastikan pemenuhan standar keselamatan oleh armada kapal sebelum dioperasikan.
Di samping itu, PIS turut menstandardisasi pengelolaan kapal yang mengacu pada standar internasional untuk menjaga keselamatan, keandalan, dan keberlanjutan. Standardisasi pengelolaan dilakukan dengan proses ketat karena harus memenuhi sejumlah standar global.
"Standardisasi ini dilakukan dengan proses yang ketat, di mana terdapat beberapa standar global yang harus dipenuhi untuk pengelolaan kapal mulai dari Zero NoA, Zero Fraud, TMSA, dan aktif SIRE di mana kesemuanya merupakan standar yang lazim di industri perkapalan internasional," jabar Irfan.
Paralel, PIS telah mengusulkan batas usia kapal maksimum yang tadinya 28 tahun pada 2025, menjadi 25 tahun pada 2028 mendatang demi menjaga keandalan operasional armada saat berlayar di laut lepas.
"Semua langkah ini menunjukkan bahwa HSSE PIS bergerak ke arah transformasi regulasi sekaligus memfasilitasi keberlanjutan industri," tutur dia.
Baca Juga: PIS Sebut Rerata Kontribusi Pegawai Meningkat
Sementara itu, Sekjen Kemenhub Antoni Arif Priadi mengungkapkan, pada dasarnya keselamatan industri maritim dimulai dari aspek SDM. Pasalnya, lebih dari 90% kecelakaan di laut berakar pada faktor SDM, seperti akibat kelelahan, kurangnya kesadaran situasional, hingga lemahnya kepatuhan prosedur.
Tantangan dari faktor SDM itu, sambung Antoni, jadi tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan, termasuk dalam hal ini PT Pertamina International Shipping.
"Dengan kepemimpinan yang konsisten, pelatihan berkelanjutan, serta kolaborasi lintas sektor, kita bisa membangun budaya keselamatan maritim yang kokoh sehingga HSSE benar-benar menjadi identitas, bukan sekadar kewajiban," tandas Antoni.