25 November 2023
11:23 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melaporkan, investor asing nonresiden terpantau mulai lanjut mengakumulasi lagi instrumen investasi pasar keuangan domestik sebesar Rp7,03 triliun selama 20-23 November 2023.
Aliran masuk portofolio tersebut didominasi oleh pembelian SRBI maupun SBN. Adapun capaian ini melanjutkan torehan positif pasar keuangan domestik pekan lalu, dengan beli neto portofolio lokal hingga Rp7,33 triliun.
“Nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp7,03 triliun; terdiri dari beli neto Rp1,59 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,30 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp5,13 triliun di SRBI,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Jumat (24/11).
Baca Juga: Bos BI: Isu Korupsi Tak Ganggu Aliran Modal Ke Indonesia
BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 23 November 2023, perkembangan nonresiden terpantau positif dengan torehan beli neto Rp62,54 triliun di pasar SBN, jual neto Rp17,77 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp27,14 triliun di SRBI.
“(Sementara itu), premi credit default swap/CDS Indonesia lima tahun per 23 November 2023 sebesar 73,85 basis poin (bps), turun dibandingkan per 17 November 2023 sebesar 74,40 bps,” sebutnya.
Selain itu, dirinya melaporkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga terpantau menguat jelang akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp15.550 per dolar AS pada akhir Kamis (23/11) dan dibuka level (bid) sebesar Rp15.540 per dolar AS pada jumat pagi (24/11).
Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak stabil di level 6,63% pada jumat pagi (24/11), setelah sehari sebelumnya mengalami kenaikan ke level 6,63%. Adapun, yield SBN saat ini terhitung lebih kompetitif ketimbang Jumat pagi pekan lalu (17/11) yang bertengger di level 6,72%.
Per akhir Kamis (23/11), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY stabil di level 103,92 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.
Baca Juga: Mulai Membaik, Pekan ini Modal Asing Masuk RI Rp2,83 T
Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, bahwa imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau menurun pada Kamis (23/11). “Yield US Treasury Note 10 tahun turun ke level 4,404%,” paparnya.
Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk melanjutkan proses pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung hingga kini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” katanya.