c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

07 April 2025

10:50 WIB

Rupiah Pada Senin Pagi Melemah Jadi Rp16.904 Per Dolar AS

Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi respons negatif negara-negara atas kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS). 

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Rupiah Pada Senin Pagi Melemah Jadi Rp16.904 Per Dolar AS</p>
<p id="isPasted">Rupiah Pada Senin Pagi Melemah Jadi Rp16.904 Per Dolar AS</p>

Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Senin (26/8/2024). Antara Foto/Dhemas Reviyanto

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi di Jakarta melemah sebesar 251 poin atau 1,51% menjadi Rp16.904 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.653 per dolar AS.

Dilansir dari Antara, pengamat pasar uang, yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra menganggap pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi respons negatif negara-negara atas kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).

"Sentimen negatif dari pengumuman kebijakan tarif Trump (Presiden AS Donald Trump) yang direspons negatif oleh negara-negara yang dinaikkan tarifnya menjadi pemicu utama pelemahan rupiah," ucapnya di Jakarta, Senin (7/4).

Baca Juga: Waduh! Rupiah Tembus Rp17.000, Ada Apa?

Menurut dia, pasar khawatir ekonomi global takkan baik-baik saja karena mengalami penurunan akibat perang dagang yang didorong kebijakan tarif resiprokal AS.

Hal ini memicu pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman.

Pelemahan kurs rupiah juga dipengaruhi data tenaga kerja nonfarm payrolls AS yang lebih bagus dari proyeksi.

Sentimen negatif untuk pergerakan aset berisiko datang pula dari perang yang masih berlangsung di sejumlah wilayah dengan tensi yang meningkat.

Baca Juga: Rupiah Menguat Hampir 1%, Pengamat: Cuma Sementara

Menurut Ariston, tensi Timur Tengah naik lantaran Israel meningkatkan serangan di jalur Gaza dan AS menyerang Yaman. Selain itu, Rusia dan Ukraina saling meningkatkan serangan belakangan ini.

Pada hari ini, operasi moneter rupiah dan valas masih libur.

"Kita masih nunggu respons pasar terhadap hasil negosiasi, bisa saja Trump melunak, dan positif lagi untuk harga aset berisiko," ungkap Ariston.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar