c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

05 April 2025

17:39 WIB

Waduh! Rupiah Tembus Rp17.000, Ada Apa?

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah yang anjlok akibat data tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat malam yang lebih bagus dari perkiraan.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Waduh! Rupiah Tembus Rp17.000, Ada Apa?</p>
<p id="isPasted">Waduh! Rupiah Tembus Rp17.000, Ada Apa?</p>

Petugas memperlihatkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing Dollarasia Money Changer, Jakarta, Kamis (25/4/2024). Antara Foto/Reno Esnir

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di tengah memanasnya perang dagang usai pengumuman tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump untuk sejumlah negara mitra dagang, termasuk Indonesia.

Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (4/4) hingga pukul 20.53 WIB, kontrak rupiah Non-Deliverable Forward (NDF) yang diperdagangkan di pasar luar negeri ambrol ke level Rp17.006 per dolar AS, atau turun 1,58%.

Menanggapi hal tersebut, pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah anjlok akibat data tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat malam yang lebih bagus dari perkiraan.

Dikutip dari Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) Departemen Tenaga Kerja AS, total lapangan kerja nonpertanian meningkat sebesar 228.000 pada bulan Maret, lebih tinggi dari rata-rata kenaikan bulanan sebesar 158.000 selama 12 bulan sebelumnya.

Baca Juga: Rupiah Diperkirakan Alami Tekanan Berat Akibat Kebijakan Tarif AS

Pada bulan Maret, kenaikan lapangan kerja terjadi di bidang perawatan kesehatan, bantuan sosial, serta transportasi dan pergudangan. Lapangan kerja juga meningkat di bidang perdagangan eceran, yang sebagian mencerminkan kembalinya pekerja dari aksi mogok.

Ariston menambahkan, situasi ketenagakerjaan yang bagus menunjukkan ekonomi negara Paman Sam tersebut masih solid. Alhasil, dolar AS pun kembali menguat.

"Hasil data di atas menambah faktor penguat dolar selain kekhawatiran pasar soal perang dagang dan pelambatan ekonomi global akibat kebijakan kenaikan tarif yang diterapkan Presiden Trump," kata Ariston kepada Validnews, Sabtu (5/4).

Senada, Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi mengamini rupiah yang telah menembus Rp17.000 per dolar AS.

"Tadi malam di pasar Valas perdagangan DNDF, rupiah sudah tembus di atas Rp17.000 per dolar AS," kata Ibrahim kepada media, Sabtu (5/4).

Baca Juga: Rupiah Menguat Hampir 1%, Pengamat: Cuma Sementara

Menurut Ibrahim, rupiah yang melemah hingga ke level Rp17.000 per dolar AS ini sebelumnya sudah sempat diproyeksikan oleh dirinya. Rupiah terus mengalami tekanan akibat kebijakan tarif Trump.

"Kemungkinan besar dalam minggu-minggu ini, pembukaan pasar level Rp16.900 per dolar AS kemungkinan besar akan terjadi, ada kemungkinan besar akan pecah telur juga di Rp17 ribu per dolar AS, ini harus berhati-hati," ungkap Ibrahim kepada media, Kamis (3/4).

Di sisi lain, Bank Indonesia menegaskan pihaknya akan tetap berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention, yakni intervensi di pasar valas pada transaksi spot dan DNDF, serta SBN di pasar sekunder.

"Hal itu dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas  untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar," terang Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Sabtu (5/4).

Selain itu, BI juga akan terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan domestik pasca pengumuman kebijakan tarif Trump yang baru pada 2 April 2025.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar