c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

08 September 2025

15:07 WIB

idEA Optimis Transaksi Harbolnas 2025 Naik 10% Jadi Rp34,32 T

idEA menargetkan transaksi Harbolnas 2025 tumbuh minimal 10% menjadi Rp34,32 triliun dibandingkan tahun lalu. Harbolnas 2025 akan berlangsung pada 10-16 Desember 2025.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>idEA Optimis Transaksi Harbolnas 2025 Naik 10% Jadi Rp34,32 T</p>
<p>idEA Optimis Transaksi Harbolnas 2025 Naik 10% Jadi Rp34,32 T</p>

Ketua Umum idEA Hilmi Adrianto menargetkan transaksi Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 meningkat minimal 10% menjadi Rp34,32 triliun, Jakarta, Senin (8/9). ValidnewsID/Erlinda PW

JAKARTA - Indonesian E-Commerce Association (idEA) menargetkan, transaksi Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 meningkat minimal 10% menjadi Rp34,32 triliun. Adapun idEA mengingatkan, nilai transaksi dalam penyelenggaraan Harbolnas tahun lalu mencapai Rp31,2 triliun.

Ketua Umum idEA Hilmi Adrianto mengungkapkan, keberhasilan target transaksi Harbolnas 2024 tak terlepas dari kerja sama antara pemerintah dan swasta. Keberhasilan tersebut menunjukkan potensi ekonomi digital dan peran vital Harbolnas sebagai katalisator pertumbuhan dan pergerakan ekonomi nasional.

"Dengan komitmen dan kerja keras bersama, kami optimistis capaian ini dapat meningkat minimal 10% pada tahun ini, sebagai indikator kesuksesan kolaborasi dan sinergi yang terus kita tingkatkan," terang Hilmi dalam Kick Off Road to Harbolnas 2025 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (8/9).

Baca Juga: Mendag: Transaksi Promo Belanja Murah 2024 Capai Rp71,5 T

Dalam kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah kembali mendukung peringatan Harbolnas 2025 yang akan berlangsung pada 10-16 Desember 2025.

Menurutnya, gelaran Harbolnas sangat penting dalam mendorong UMKM Indonesia, yang pelakunya diisi oleh masyarakat kelas menengah dalam perekonomian nasional.

"Jadi ini perlu kita pertebal kegiatan-kegiatan yang mendorong kelas menengah baik dari segi ekosistem, produsen, maupun pipeline yang dalam hal ini melalui e-commerce," tutur Airlangga.

Khusus ekonomi digital, Airlangga menyoroti perkembangan sektor ini yang terus tumbuh dan menjadi salah satu pendorong perekonomian nasional. 

Baca Juga: Tips Belanja Agar Tak Boncos Di Harbolnas 12.12

Bahkan untuk skala ASEAN, dia kembali menyinggung ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang menjadi inisiatif strategis untuk menciptakan kerangka regulasi bersama, termasuk menyamakan kebijakan ekonomi digital untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital di kawasan ASEAN.

Dia berharap, masalah tarif di ASEAN DEFA tidak mengganggu kelancaran perekonomian digital di ASEAN. Hal ini penting untuk memperkuat intra ASEAN trade

"Intra ASEAN trade yang paling baik tentu people to people, consumer to consumer termasuk payment system di mana dalam DEFA itu salah satu yang perlu di-input," imbuhnya.

Pemerintah Indonesia mendorong Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (Digital Economy Framework Agreement/DEFA) dapat rampung di 2026.

DEFA dapat menjadi terobosan ASEAN dalam merespons tantangan global. Penyelesaian DEFA akan menjadi penanda kesiapan kawasan dalam menyambut era kolaborasi ekonomi digital yang terbuka untuk semua pihak.

Pemerintah menaksir ekonomi digital Indonesia akan mencapai nilai total transaksi bruto (Gross Merchandise Volume/GMV) sekitar US$360 miliar pada 2030.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar