c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

07 Oktober 2025

21:00 WIB

Ibu Kunci Literasi! OJK: 95% Pelajar Belajar Keuangan dari Ibu

OJK mendorong peran perempuan sebagai penggerak literasi keuangan syariah untuk makin pandai mengatur perekonomian dan melindungi keluarga dari maraknya kejahatan finansial.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p dir="ltr" id="isPasted">Ibu Kunci Literasi! OJK: 95% Pelajar Belajar Keuangan dari Ibu</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Ibu Kunci Literasi! OJK: 95% Pelajar Belajar Keuangan dari Ibu</p>

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi dalam kegiatan SICANTIKS yang diikuti ratusan perempuan dari berbagai kelompok dan diselenggarakan di Balai Baladika Kopassus Serang, Banten, Selasa (7/10). Dok OJK

BANTEN - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa sebanyak 95% pelajar mendapatkan literasi keuangan dari ibu. Temuan ini berdasarkan data yang dirilis oleh OECD.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menekankan, perempuan memiliki peran strategis dalam rumah tangga dan merupakan fondasi utama dalam pembentukan generasi yang cerdas secara finansial.

Oleh karena itu, OJK terus berupaya mendorong peran perempuan sebagai penggerak literasi keuangan syariah untuk makin pandai mengatur perekonomian dan melindungi keluarga dari maraknya kejahatan finansial.

“Peran untuk melindungi adalah dengan memberikan edukasi dan literasi, karena itu pentingnya literasi dan edukasi keuangan untuk ibu-ibu semua,” kata perempuan yang akrab disapa Kiki dalam kegiatan Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah (SICANTIKS), yang diikuti ratusan perempuan dari berbagai kelompok dan diselenggarakan di Balai Baladika Kopassus Serang, Provinsi Banten, Selasa (7/10).

Baca Juga: Masih Rendah, OJK: Literasi Keuangan Digital Masyarakat RI Perlu Terus Didorong

Lebih lanjut, Kiki menjelaskan, terdapat hubungan positif antara tingkat literasi keuangan di suatu masyarakat dengan tingkat kesejahteraan keluarga. Karenanya, OJK mesti meningkatkan literasi keuangan di kalangan perempuan.

Menurutnya, penguatan literasi keuangan kaum ibu secara tidak langsung bisa memperbaiki kualitas generasi mendatang dan memajukan perekonomian nasional.

Baca Juga: Makin Melek Finansial, Indeks Literasi Keuangan Pria Ungguli Perempuan 3,18%

Dia juga menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara para pemangku kepentingan terkait dengan pemerintah daerah untuk membuat program literasi keuangan secara berkelanjutan bagi masyarakat.

Tantangan Inklusi-Literasi Keuangan
Di sisi lain, Kiki tetap mengakui bahwa di tengah peran krusial perempuan tersebut, terdapat tantangan yang mesti dihadapi.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks literasi dan inklusi keuangan syariah masing-masing baru mencapai 43,42% dan 13,41%. 

Angka ini menunjukkan gap yang cukup signifikan dibandingkan dengan indeks keuangan nasional yang telah menyentuh 66,46% untuk literasi keuangan dan 80,51% untuk inklusi keuangan.

Baca Juga: OJK: Perempuan Mendominasi Peminjaman Di Fintech

Kiki menilai, gap literasi dan inklusi tersebut membuka celah kerentanan masyarakat terhadap berbagai modus kejahatan finansial digital yang kian masif. 

Untuk itu, OJK tegas memperingatkan publik akan ancaman serius. Mulai dari investasi ilegal, pinjaman online fiktif, social engineering, hingga penipuan berkedok file APK via WhatsApp. 

OJK menjawab tantangan tersebut dengan menjalankan strategi komprehensif melalui berbagai program, di antaranya SICANTIKS, Forum Edukasi dan Temu Bisnis Keuangan Syariah (FEBIS), Ekosistem Pusat Inklusi Keuangan Syariah (EPIKS), dan Indonesia Anti-Scam Center (IASC).

Selamatkan Kerugian Aksi Penipuan
Berdasarkan data OJK hingga September 2025, IASC telah menyelamatkan potensi kerugian sebesar Rp2,25 miliar dari penipuan di sektor jasa keuangan syariah.

Kegiatan SICANTIKS di Banten merupakan wujud sinergi antara OJK dengan para pemangku kepentingan di daerah, termasuk Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS), Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW), dan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Banten. 

Baca Juga: OJK: Tingkat Inklusi dan Literasi Perempuan Lebih Tinggi Dari Laki-Laki

OJK meyakini bahwa kolaborasi yang solid adalah kunci untuk mewujudkan ekosistem keuangan syariah yang inklusif dan mampu mendorong kesejahteraan masyarakat secara merata.

"Program Sahabat Ibu Cakap Literasi dan Inklusi Keuangan ini merupakan komitmen OJK dan bentuk nyata cinta kepada keuangan syariah, serta upaya memperluas inklusi keuangan syariah di Indonesia," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar