28 April 2025
20:26 WIB
OJK: Perempuan Mendominasi Peminjaman Di Fintech
Berdasarkan data OJK, sebanyak 50,3% peminjam di fintech adalah perempuan. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang sebesar 49,7%.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Seorang warga sedang berselancar di media sosial dengan mencari kata kunci pinjaman. ValidNewsID/Arief Rachman
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan perempuan mendominasi penggunaan produk keuangan digital, khususnya di sektor financial technology (fintech) daripada laki-laki.
Berdasarkan data OJK, sebanyak 50,3% peminjam di fintech adalah perempuan. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang sebesar 49,7%.
"Data menyatakan 50,3% dari peminjam di fintech itu perempuan, ya sama sih sebenarnya kan 49,7% (laki-laki), jadi perempuan lebih banyak menggunakan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi dalam acara SiCantiks "Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah" di Menara Radius Prawiro, Jakarta, Senin (28/4).
Sayangnya, meski terbilang besar, Ismail menekankan tingginya akses keuangan tersebut belum sepenuhnya dibarengi dengan tingkat literasi keuangan yang memadai.
Baca Juga: Penetrasi Fintech Perlu Diimbangi Literasi Keuangan Digital
Padahal, menurutnya, literasi keuangan termasuk pengelolaan keuangan sangat penting. Terlebih, perempuan berperan besar dalam keluarga sebagai 'Menteri Keuangan', 'Menteri Pendidikan', dan bahkan 'Menteri Kesejahteraan'.
"Karenanya, kita menganggap ibu-ibu menjadi sasaran yang tepat untuk kita garap di dalam literasi dan inklusi dengan membekali informasi-informasi dan pengetahuan tentang keuangan secara benar dan juga keuangan syariah secara khususnya," ujarnya.
Berdasarkan gender, indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan indeks literasi keuangan laki-laki, yakni masing-masing sebesar 66,75% dan 64,14%. Indeks inklusi keuangan perempuan juga lebih tinggi dibandingkan dengan indeks inklusi keuangan laki-laki, yakni masing-masing 76,08% dan 73,97%.
Namun untuk ekonomi syariah, tingkat inklusi perempuan baru mencapai 40,19%, sementara literasi keuangan syariah di kalangan perempuan hanya 13,32%.
Nantikan Data SNLIK Baru
Masih dalam kesempatan yang sama, Ismail menuturkan bahwa OJK tengah menantikan hasil terbaru Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal Mei 2025.
Menurut Ismail, ada indikasi tingkat literasi dan inklusi perempuan mengalami sedikit penurunan dibandingkan laki-laki. Hal ini tentunya berbeda dengan survei sebelumnya, di mana perempuan mencatat angka lebih tinggi.
"Tetapi yang saya dengar data sementara, perempuan yang awalnya lebih tinggi dibanding per laki-laki di dalam segmentasi ini survei ini, kalau di survei ini memang perempuan literasinya lebih tinggi dibanding laki-laki," tutur dia.
Baca Juga: Kemudahan Di Balik Paylater: Peluang atau Lingkaran Utang Baru?
Meski begitu, ia optimistis perbedaan angka tersebut tidak akan terlalu besar. Selain itu, Ismail juga menekankan pentingnya upaya bersama untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan perempuan di masa depan.
"Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita, meskipun pasti angkanya tidak beda-beda tipis ya dengan laki-laki, tetapi tahun sebelumnya itu laki-laki lebih tinggi dan sekarang perempuan kemungkinan ya sinyal yang disampaikan itu menurun, jadi laki-laki lebih tinggi," pungkasnya.