25 Juni 2024
18:14 WIB
OJK: Tingkat Inklusi dan Literasi Perempuan Lebih Tinggi Dari Laki-Laki
Inklusi keuangan perempuan pada 2023 sebesar 76,08% dan literasi keuangan perempuan sebesar 66,75%.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Ilustrasi literasi keuangan. Shutterstock/dok
JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi menyebutkan bahwa tingkat inklusi dan literasi keuangan ibu/perempuan masih lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
Hal itu berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi Inklusi Keuangan (SNLIK) pada 2023 yang bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
Tercatat, inklusi keuangan perempuan pada 2023 sebesar 76,08% dan literasi keuangan perempuan sebesar 66,75%. Sedangkan, inklusi keuangan laki-laki pada 2023 sebesar 73,97% dan literasi keuangan laki-laki sebesar 64,14%.
"Selama beberapa tahun kita geber terus program untuk perempuan dan untuk pertama kali tingkat inklusi dan literasi keuangan perempuan lebih tinggi daripada bapak-bapaknya," kata perempuan yang akrab disapa Kiki dalam talkshow edukasi keuangan Bundaku di Jakarta, Selasa (25/6).
Baca Juga: Mengenal Literasi Keuangan
Kendati demikian, secara keseluruhan, masih terdapat gap/kesenjangan antara tingkat literasi dan inklusi keuangan Indonesia sebesar 9,6%, di mana literasi keuangan 65,4% dan inklusi keuangan 75,02%.
Artinya, tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk/layanan keuangan masih lebih rendah, sehingga rentan terhadap pengambilan keputusan/pengelolaan keuangan yang kurang bijaksana.
Masih dalam kesempatan yang sama, Kiki menyampaikan rangkaian seluruh kegiatan edukasi yang dilakukan OJK di seluruh Indonesia.
Dari periode Januari hingga akhir Mei 2024, OJK telah melaksanakan kegiatan edukasi sebanyak 1.104, yang diikuti 2,55 juta peserta edukasi.
Baca Juga: Hasil SNLIK 2023: Indeks Literasi Keuangan Syariah Capai 39,11%
Adapun, beberapa program tersebut antara lain Kejar (Satu Rekening Satu Pelajar), Simpanan Pelajar, Simuda. Khusus untuk syariah ada SICANTIKS (Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah), kemudian ada ekosistem pesantren, inklusif syariah, dan juga beberapa program lainnya yang dikemas OJK.
Sekadar informasi, program Bundaku diikuti sebanyak lebih dari 700 peserta yang dihadiri secara offline dan 1.500 peserta online yang didukung oleh 35 Kantor OJK Daerah.
Selain itu, menghadirkan perwakilan Komunitas Ibu/Perempuan dari Ikatan Istri Pegawai OJK (IIPOJK), Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Ladies Bankers, Majelis Taklim, serta Komunitas Perempuan Lainnya dan Masyarakat Umum.