c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

06 Maret 2025

17:27 WIB

Desa Penghasil Pangan Di Lampung Akan Produksi Pupuk Sendiri

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani memproyeksikan, unit produksi mikro pupuk organik di desa penghasil; pangan tersebut akan dikelola oleh BUMDes

Editor: Rikando Somba

<p>Desa Penghasil Pangan Di Lampung Akan Produksi Pupuk Sendiri</p>
<p>Desa Penghasil Pangan Di Lampung Akan Produksi Pupuk Sendiri</p>

Ilustrasi petani menabur pupuk pada tanaman padi di sawah.  Antara Foto/Siswowidodo

BANDARLAMPUNG-Setiap desa penghasil pangan di Lampung akan difasilitasi pemerintah daerah untuk membuat pupuk organik guna mendukung pertumbuhan ekonomi desa. Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, Kamis (6/3) menegaskan komitmen ini.  Untuk mendukung terciptanya kesejahteraan desa, Pemerintah Provinsi Lampung akan membangun unit produksi mikro pupuk organik di berbagai desa itu. 

"Sesuai visi misi pembangunan Lampung yaitu di tiga program hasil terbaik cepat, maka kami akan membantu masyarakat desa agar terus berdaya saing serta bertumbuh ekonominya," ujar Rahmat Mirzani Djausal di Bandarlampung, Kamis  (6/3).

Ia mengatakan "Jadi saat warga desa memasuki masa tanam, mereka dapat lebih mudah dan terbantu dalam memenuhi pupuk untuk tanamannya dengan tersedianya pupuk organik di desa masing-masing," imbuhnya.

Dia menginginkan, ke depan setiap desa penghasil pangan di Provinsi Lampung akan bisa memproduksi pupuk sendiri. Diyakini, meyakini, dengan program penyediaan pupuk organik melalui pembangunan unit produksi mikro pupuk organik itu dapat membantu memberi insentif pupuk kepada masyarakat desa.

Ia menjelaskan unit produksi mikro pupuk organik di desa tersebut akan dikelola oleh BUMDes. Dengan harapan melalui pengelolaan tersebut sektor pertanian produksinya semakin meningkat dan perekonomian masyarakat desa terus bertumbuh. "Ini yang mengelola BUMDes, lokusnya sekitar 500 desa yang mengelola," katanya.

Dikutip dari Antara, total jumlah desa yang ada di Provinsi Lampung sebanyak 2.446 desa dan jumlah BUMDes serupa dengan jumlah total desa di provinsi tersebut.

Baca juga: Tekan Impor Beras, Kementan Kejar Penambahan Luasan Tanam Padi Dua Juta Hektare 

                   30 Kampus Negeri Bersatu Teliti Komoditas Pangan RI

                    Mengajak Warga Menyemai Gairah Bertani Di Kota


Warga Binaan
Terkait pengadaan pupuk, sejumlah warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Batam, Kepulauan Riau kini mendapat pelatihan membuat pupuk organik (eco enzim). Mereka dilatih langsung oleh Kepala Kantor Imigirasi (Kakanim) Batam Hajar Aswad. Selain warga binaan, kata dia, pelatihan ini diikuti pula oleh petugas Lapas Batam yang terlibat dalam pembinaan pertanian.

“Jadi Kakanim Batam bukan penyuluh pertanian, namun praktisi yang telah berhasil memiliki perkebunan dengan menerapkan eco enzim,” kata Kalapas Batam Yugo Indra Wicaksi.


Dia menyebut, untuk pertama kalinya dalam sejarah Lapas Batam pelatihan diajarkan langsung oleh Kakanim Batam. “Kami mengapresiasi Kakanim Batam atas ilmu yang dibagikan, ini sejalan dengan program akselerasi menteri, yakni ketahanan pangan,” ujar Yugo.

Dalam pelatihan tersebut, Kakanim Batam Hajar Aswad memaparkan terkait eco enzim yang bahan baku utamanya menggunakan sisa makanan yang mudah didapat. “Saya bukan penyuluh pertanian, tapi saya punya hobi dan pengalaman langsung dalam bercocok tanam dari bibit hingga berbuah saya lakukan sendiri,” katanya.

Dia menjelaskan, pembuatan eco enzim harus terdiri minimal lima jenis enzim, semakin banyak akan semakin baik, dengan proses pembuatan minimal selama tiga bulan akan mampu bertahan puluhan tahun.

Penggunaan eco enzim kini semakin diminati petani sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan kualitas hasil produk pertanian dan mengurangi biaya pembelian pupuk.

 



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar