27 September 2025
08:15 WIB
Deal! Vivo Sedot 40 Ribu Barel BBM Mentah Pertamina
Stok BBM di SPBU Vivo segera tersedia. Vivo sepakat menyerap 40 ribu barel base fuel dari 100 ribu barel yang diimpor Pertamina Patra Niaga.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
Kegiatan jual-beli BBM di SPBU Vivo. Dok Vivo Energy Indonesia
JAKARTA - PT Pertamina lewat Subholding Commercial and Trading PT Pertamina Patra Niaga bersama PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) telah mencapai kesepakatan pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah kelangkaan yang terjadi belakangan ini.
Vivo sepakat menyerap sebanyak 40 ribu barel BBM murni (base fuel) dari total 100 ribu barel base fuel yang diimpor oleh Pertamina Patra Niaga beberapa waktu lalu. Langkah kolaborasi Pertamina Patra Niaga dan Vivo sebagai badan usaha swasta jadi tindak lanjut dari arahan langsung Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG), Pertamina Patra Niaga dan Vivo lewat kesepakatan itu berkomitmen memastikan ketersediaan BBM kepada masyarakat. Pasalnya, SPBU swasta akhir-akhir ini tengah mengalami kelangkaan stok.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth Marchelino Verieza mengapresiasi langkah strategis Vivo menyerap BBM dari Pertamina. Dia menyambut baik kolaborasi yang terjalin dengan Vivo untuk memastikan pemenuhan kebutuhan masyarakat.
"Kami menyambut baik semangat kolaborasi yang terjalin dengan Vivo. Kebijakan ini bukan sekadar soal impor BBM, melainkan tentang bagaimana semua pihak bekerja sama memastikan energi tersedia dan masyarakat dapat terlayani dengan sangat baik," tegas Roberth lewat keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (26/9) malam.
Baca Juga: Kolaborasi Pertamina-Swasta Dimulai, Kargo BBM Mentah Tiba Hari Ini
Roberth menegaskan lebih lanjut, mekanisme penyediaan pasokan base fuel kepada SPBU Vivo bakal dijalankan dengan prosedur dan aturan yang berlaku. Proses berikutnya ialah uji kualitas dan kuantitas produk BBM menggunakan surveyor yang disepakati bersama.
"Harapan kami dengan niat baik ini, Vivo dapat berkolaborasi dengan tetap menghormati aturan dan aspek kepatuhan yang berlaku di BUMN," ucapnya.
Kargo base fuel telah tiba sebelum terciptanya kesepakatan antara Pertamina Patra Niaga dengan badan usaha swasta. BBM mentah tersebut berlabuh di tanah air pada Rabu (24/9). Roberth menjamin kargo base fuel yang didatangkan sudah sesuai spesifikasi yang ditetapkan oleh Ditjen Migas Kementerian ESDM.
"Pertamina Patra Niaga menawarkan mekanisme penyediaan pasokan dengan menggunakan prosedur yang ada. Harapan kami, BU swasta dapat berkolaborasi dengan niat baik," tegas Roberth.
Baca Juga: Bahlil Buka Pintu Untuk Swasta Bangun Kilang Minyak Di Indonesia
Sebelumnya, Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri telah menegaskan, pihaknya takkan memanfaatkan momen kelangkaan BBM SPBU swasta untuk mencari keuntungan tambahan. Pertamina bakal bertransaksi secara fair untuk memenuhi kebutuhan SPBU swasta.
Satu Pihak Belum Sepakat
Terpisah, Juru Bicara Kementerian ESDM Dwi Anggia mengatakan, hanya 1 dari 5 badan usaha swasta yang belum menyepakati perjanjian bisnis dengan Pertamina Patra Niaga, sementara perbincangan dengan SPBU swasta lainnya sudah menunjukkan sinyal positif.
Namun, dia tidak memberikan info lebih lanjut dan hanya memberi kisi-kisi SPBU swasta yang masih belum sepakat membeli base fuel Pertamina.
"Sampai Rabu (24/9) malam itu dari 5 badan usaha, hanya satu yang belum sepakat. Coba dicek nanti barang yang masih kosong, berarti dia yang tidak sepakat," ucap Anggia saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (26/9).
Baca Juga: Kilang Kelolaan Pertamina Topang 70% Kebutuhan BBM Dalam Negeri
Prinsipnya, pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM hanya berperan sebagai jembatan penghubung badan usaha swasta untuk duduk bersama dengan Pertamina dalam rangka mengatasi sengkarut kelangkaan BBM.
Di luar itu, pemerintah tak ikut campur dalam mekanisme perbincangan bisnis. Anggia menegaskan, kesepakatan murni terjalin business-to-business tanpa ada cawe-cawe dari Kementerian ESDM.
Baca Juga: Bahlil: Tak Ada Impor BBM Satu Pintu!
"Semua persyaratan sudah dipenuhi oleh Pertamina. Harusnya kalau memang niat baik untuk menyelesaikan masalah ini agar masyarakat bisa terlayani, ya sudah langsung harusnya segera laksanakan B2B-nya dan barang bisa disalurkan segera karena barangnya sudah ada di Indonesia," tegasnya.