31 Oktober 2025
13:58 WIB
Danantara Beberkan Hasil Kerja Sejak 8 Bulan Terbentuk; Benahi 43 BUMN
Menjawab tudingan tanpa hasil, Danantara mengungkap telah memperbaiki manajerial 43 perusahaan BUMN, termasuk daya saing guna meningkatkan keuntungan.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Khairul Kahfi
Managing Director, Stakeholder Management and Communications Danantara Rohan Hafas (kanan) dalam sesi Media Briefing di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (31/10). Validnews/Siti Nur Arifa
JAKARTA - Managing Director, Stakeholder Management and Communications Danantara Rohan Hafas membeberkan capaian kinerja yang telah dilakukan Danantara dalam waktu delapan bulan, atau sejak pertama kali diluncurkan secara resmi pada Februai 2025.
Rohan mengatakan, pihaknya telah mengevaluasi penilaian publik mengenai eksistensi Danantara yang dinilai tidak kunjung menunjukkan hasil dari segi penarikan investasi untuk pembangunan, seperti yang disuarakan sejak awal pembentukan.
"(Terkesan) seperti excuse ya, sudah sekian bulan. Tapi investasi itu tidak akan cepat, investasi itu sebuah proses yang lebih panjang," jelas Rohan dalam sesi Media Briefing di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (31/10).
Baca Juga: Danantara Buka Pintu Investor Brasil Garap EBT dan Mineral RI
Kendati, Rohan mengungkap, Danantara sejauh ini telah berhasil membenahi 43 perusahaan BUMN melalui superholding Danantara Asset Management (DAM), yang memiliki fungsi berbeda dengan Danantara Investment Management (DIM) dalam hal investasi.
Dirinya membeberkan, hingga saat ini tercatat terdapat sebanyak 1.063 anak cucu perusahaan BUMN yang harus dibenahi oleh Danantara.
Adapun dalam waktu delapan bulan sejak beroperasi, Rohan mengklaim, Danantara telah membenahi terhadap sebanyak 43 BUMN dalam hal manajerial termasuk daya saing guna meningkatkan keuntungan.
"Jadi sudah 43 perusahaan BUMN yang diperbaiki, ditingkatkan semuanya, baik daya saing maupun manajerial untuk dia bisa berkiprah menghasilkan untung dan sebagainya," ungkap Rohan.
Dua Proyek dan Pengesahan DPR
Selain pembenahan internal dari segi BUMN, Rohan mengungkap, Danantara setidaknya telah memiliki progres terhadap dua proyek dalam waktu delapan bulan, yakni Waste to Energy (WtE) yang sudah sampai tahap pembukaan tender dan direncanakan meluncur pada November mendatang dan proyek pembuatan Kampung Haji di Arab Saudi.
"Kita sudah melakukan tender elektrifikasi PSEL (Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik/WtE) dan Kampung Haji, sesuatu yang pencapaian menurut saya dalam 6-8 bulan, itu lumayan," imbuhnya.
Baca Juga: Danantara Kawal Pembangunan Proyek Kampung Haji Indonesia di Makkah
Di lain sisi, Rohan mengungkap, fase awal Danantara menuntut fondasi kelembagaan yang kuat agar seluruh langkah ke depan memiliki legitimasi dan tata kelola yang kokoh.
Karena itu, sejumlah aspek fundamental, mulai dari desain mandat kelembagaan, aturan operasional, hingga kerangka anggaran, disusun secara hati-hati dan terukur bersama pemangku kepentingan negara.
Baca Juga: Butuh Rp91 T, Danantara: 192 Investor Siap Garap PSEL
Selain penguatan kerangka kerja, struktur dua entitas superholding Danantara, yaitu Danantara Asset Management (DAM) dan Danantara Investment Management (DIM), juga dipersiapkan dengan pendekatan governance ketat agar selaras dengan mandat jangka panjang peningkatan nilai aset negara dan optimalisasi investasi strategis.
Danantara menjelaskan, pendekatan yang bertahap dan prudent ini memastikan bahwa setiap langkah tidak hanya cepat, tetapi juga akuntabel, konsisten dengan misi nasional, dan memberikan nilai berkelanjutan bagi negara.
"Itu baru 25 September (disahkan UU dan RKA), jadi mohon maaf kalau dirasa speed-nya masih kurang. Tetapi itulah awal-awal (Danantara) yang bayi-bayi masih harus merangkak dulu baru bisa lari kencang," kata Rohan.