12 September 2025
11:43 WIB
Dana Rp200 T Masuk Bank, Menperin: Angin Segar Bagi Industri RI
Menperin menilai rencana pemindahan dana pemerintah Rp200 triliun dari BI ke perbankan nasional turut berdampak positif bagi manufaktur dalam negeri.
Editor: Khairul Kahfi
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/9/2025). Antara/Muzdaffar Fauzan
JAKARTA - Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, rencana pemindahan dana pemerintah Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke perbankan nasional yang dilakukan oleh Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menjadi angin segar bagi perekonomian. Kebijakan tersebut turut berdampak positif bagi manufaktur dalam negeri.
"Itu (pemindahan Rp200 triliun ke bank) angin segar bagi perekonomian yang akan memberikan banyak nilai positif bagi manufaktur Indonesia," kata Menperin melansir Antara, Jakarta, Kamis (11/9).
Baca Juga: Ngegas! Menkeu Purbaya Besok Injeksi Rp200 T Ke Himbara
Seperti diketahui, jika sesuai rencana Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, dana pemerintah yang disimpan di Bank Indonesia senilai Rp200 triliun akan dialirkan ke perbankan mulai hari ini (12/9). Pemerintah akan menyalurkan dana sebesar itu dari BI ke enam bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Meski tidak merinci seluruh nama bank penerima, ia menyebut dua di antaranya merupakan bank syariah, salah satunya Bank Syariah Indonesia (BSI). Nantinya, pembagian dana tersebut tidak akan dilakukan secara merata.
"Enggak, ada proporsinya (dana) beda-beda," kata Purbaya usai menghadiri Rapat Kerja Komisi XI DPR RI, Kamis (11/9).
Informasi saja, saat ini bank yang tergabung dalam Himbara yakni Bank Mandiri, BRI, BTN, BNI, BSI dan Bank Syariah Nasional (BSN) yang merupakan spin-off BTN Syariah.
Baca Juga: Presiden Prabowo Setuju Menkeu Purbaya Tarik Dana Rp200 T di BI
Ia menambahkan proses pencairan dilakukan segera setelah penandatanganan yang akan dilakukan Kamis malam (11/9).
"Harusnya (pencairan) cepat, malam ini saya tanda tangan. Besok (12/9) udah masuk ke bank-bank itu," ujarnya.
Dana segar ini ditujukan untuk memperkuat likuiditas perbankan sekaligus mendorong penyaluran kredit ke sektor riil. Purbaya kembali menegaskan, dana tersebut tidak boleh dipakai untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) maupun Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Kita udah bicara dengan pihak bank, janganlah beli SRBI atau SBN," tegasnya.
Baca Juga: Ekonom Ragukan Langkah Menkeu Purbaya Genjot Kredit Lewat Tambahan Likuiditas
Dengan tambahan likuiditas tersebut, lanjut dia, bank bakal terdorong menyalurkan kredit agar tidak menanggung kerugian akibat biaya dana (cost of fund) yang mengendap.
"Kalau ditaruh di brangkas, rugi dia (bank). Misalnya enggak bisa diberi lagi ya, rugi dia kan. Dia akan terpaksa menyalurkan dalam bentuk kredit. Jadi yang kita beri bahan bakar supaya market mechanism berjalan," jelasnya.
Selain itu, menurutnya, langkah ini menjadi strategi pemerintah mempercepat perputaran ekonomi di tengah kondisi likuiditas sistem keuangan yang relatif ketat. Dana Rp200 triliun tersebut akan diambil dari simpanan pemerintah di BI yang saat ini mencapai Rp440 triliun.
"Karena uang saya (pemerintah) sekarang di BI ada Rp440 triliun. Saya kurangin separuh. Itu saja. Tapi nanti kalau kurang kita bisa tambah lagi, karena uang kita tambah terus kan," ujarnya.