c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

04 Agustus 2025

18:41 WIB

Cetak Rekor, Kapitalisasi Pasar Saham RI Tembus Rp13.700 T Di Juli

Nilai kapitalisasi pasar pada Juli 2025 menyentuh rekor tertinggi (all-time high/ATH) selama tiga hari beruntun. Puncaknya tercatat pada 29 Juli 2025 dengan nilai sebesar Rp13.700 triliun.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p dir="ltr" id="isPasted">Cetak Rekor, Kapitalisasi Pasar Saham RI Tembus Rp13.700 T Di Juli</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Cetak Rekor, Kapitalisasi Pasar Saham RI Tembus Rp13.700 T Di Juli</p>

Ilustrasi - Pekerja membersihkan dinding dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Antara Foto/Sigid Kurniawan/tom

JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyampaikan, bursa saham domestik mencatatkan rekor kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Nilai kapitalisasi pasar pada bulan Juli 2025 menyentuh rekor tertinggi (all-time high/ATH) selama tiga hari berturut-turut. Puncaknya tercatat pada tanggal 29 Juli 2025 dengan nilai sebesar Rp13.700 triliun, dan pada akhir Juli 2025 nilai kapitalisasi tercatat sebesar Rp13.492 triliun," katanya dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin (4/8).

Baca Juga: Bursa Sepekan: IHSG Turun Tipis 0,08%, Kapitalisasi Pasar Melesat 3,37%

Seiring dengan rekor kapitalisasi pasar, likuiditas transaksi di bursa ikut meningkat. Inarno menyebut, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham pada Juli 2025 mencapai Rp13,42 triliun (ytd), naik dari akhir Juni 2025 dengan nilai Rp13,29 triliun.

"Ini sudah lebih baik dari rata-rata nilai transaksi tahun 2024, yaitu sebesar Rp 12,85 triliun," imbuhnya.

Lebih lanjut, Inarno menyampaikan, kinerja pasar saham domestik atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 30 Juni 2025 di level 6.927 poin atau melemah 2,15% (ytd).

"Di tengah sentimen terhadap dinamika tensi perdagangan dan geopolitik global kinerja pasar saham domestik pada 30 Juni 2025 di level 6.927 secara year-to-date (ytd) itu melemah 2,15%," ujar dia.

Kendati demikian, Inarno menyampaikan, per 31 Juli 2025, IHSG membukukan kinerja positif dan berada di level 7.484 poin atau menguat 5,71% (ytd), dengan kinerja seluruh indeks sektoral mengalami peningkatan sepanjang bulan berjalan (month-to-date/mtd).

Baca Juga: Anjlok lagi, Asing Lepas Investasi Domestik Rp16,24 Triliun Pekan Ini

Sementara itu, Inarno menyebut, investor nonresiden membukukan net sell sepanjang Juli 2025 sebesar Rp8,34 triliun (mtd) dan secara tahun berjalan net sell sebesar Rp61,91 triliun (ytd).

Adapun di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 1,17% (mtd) ke level 418,84 dan investor nonresiden mencatatkan net buy sebesar Rp13,28 triliun (mtd) atau sebesar Rp55,32 triliun (ytd).

"Di industri pengelolaan investasi, per 31 Juli 2025 nilai Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp856,62 triliun, atau naik sebesar 1,95% (mtd) atau naik secara sebesar 2,30% (ytd), dengan reksa dana tercatat net subscription sebesar Rp14,43 triliun (mtd) atau net subscription sebesar Rp12,40 triliun (ytd)," ujar Inarno.

IPO dan Bursa Karbon
Di sisi lain, Inarno menyampaikan, penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren positif. Tecermin dari nilai penawaran umum mencapai Rp144,78 triliun, yang sekitar Rp8,49 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 16 emiten baru.

"Untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 31 Juli 2025 kemarin, telah terdapat 18 penyelenggara yang telah mendapatkan izin OJK, dengan 876 penerbitan efek dari 534 penerbit, dan 184.504 pemodal, serta total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI sebesar Rp1,64 triliun," tambahnya.

Baca Juga: BEI: Volume Transaksi Bursa Karbon Capai 1,6 Juta tCO2e Pada Juli 2025

Selanjutnya, pada pasar derivatif keuangan, selama 10 Januari-31 Juli 2025, tercatat 96 pelaku dan 19 penyelenggara telah mendapatkan persetujuan prinsip OJK.

Adapun selama 2 Januari-31 Juli 2025, total volume transaksi derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa efek sebesar 655.632 lot dan akumulasi nilai sebesar Rp4.500,10 triliun. 

Adapun perkembangan di Bursa Karbon, sejak meluncur pada 26 September 2023 hingga 31 Juli 2025, tercatat 116 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar Rp1.599.000 ton CO2 ekuivalen (tCO2e) dengan akumulasi sebesar Rp77,95 miliar. 

Tata Kelola Perusahaan Terbuka RI Menguat
Dalam gelaran ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) Juli 2025 di Malaysia, Indonesia mencatatkan kemajuan signifikan dalam ACGS dengan kenaikan skor rata-rata nasional sebesar 9%, tertinggi di kawasan.

"Empat emiten Indonesia masuk dalam top 50 ASEAN, di mana dua emiten perbankan di antaranya menempati 10 posisi besar terbaik. Ini menunjukkan reputasi tata kelola emiten Indonesia yang semakin kuat," beber dia.

Baca Juga: BEI: Per Agustus 2025, 4 Perusahaan Masih Antre Pipeline IPO

Selain itu, jumlah perusahaan Indonesia dalam ASEAN Asset Class meningkat dari 9 menjadi 23. Mencerminkan dampak konkret dari berbagai inisiatif pembinaan dan pengawasan yang secara konsisten yang OJK lakukan, serta partisipasi seluruh sektor jasa keuangan untuk mendorong transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan di pasar modal. 

Pada periode 20 Maret-31 Juli 2025, terdapat 45 emiten yang telah menyampaikan keterbukaan informasi untuk melakukan buyback tanpa RUPS, dengan alokasi dana buyback sebesar Rp26,52 triliun. 

"Dari 45 emiten tersebut, terdapat 36 emiten yang telah melakukan pelaksanaan buyback dengan nilai realisasi sebesar Rp3,7 triliun atau sebesar 13,8%," urainya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar