c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

02 Agustus 2025

14:00 WIB

Anjlok lagi, Asing Lepas Investasi Domestik Rp16,24 Triliun Pekan Ini

Penarikan instrumen investasi domestik yang dilakukan asing jadi penurunan modal ke-4 yang terjadi berturut-turut setiap pekan sejak 12 Juli 2025.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Khairul Kahfi

<p>Anjlok lagi, Asing Lepas Investasi Domestik Rp16,24 Triliun Pekan Ini</p>
<p>Anjlok lagi, Asing Lepas Investasi Domestik Rp16,24 Triliun Pekan Ini</p>

Ilustrasi - Sejumlah orang meninjau obligasi di beberapa aplikasi. Validnews/Hasta Adhistra.

JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso melaporkan, investor asing terpantau masih melepas kepemilikan instrumen investasi di Indonesia sebesar Rp16,24 triliun pada perdagangan di pekan kelima Juli 2025.

Catatan tersebut, masih menunjukkan tren negatif aliran portofolio Indonesia, di mana pekan sebelumnya asing juga tercatat melepas instrumen investasi lokal sehingga menyebabkan aliran modal keluar yang cukup besar senilai Rp11,3 triliun.

Penarikan instrumen investasi domestik yang dilakukan asing saat ini sekaligus jadi penurunan modal empat pekan terakhir, sejak 12 Juli 2025. Adapun aliran modal keluar pekan ini disebabkan oleh penjualan di ketiga instrumen  investasi baik pada pasar saham, SBN dan SRBI.

“Berdasarkan data transaksi 28-31 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp16,24 triliun; terdiri dari jual neto sebesar Rp2,27 triliun di pasar saham, Rp1,37 triliun di pasar SBN, dan Rp12,60 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” ungkap Ramdan dalam keterangan resmi, Jakarta, dikutip Sabtu (2/8).

Baca Juga: Makin Deras, Investor Asing Lepas Instrumen Investasi Rp11,30 T

Selain itu, BI mencatat, berdasarkan data setelmen sepanjang tahun berjalan hingga 31 Juli 2025 (year-to-date/ytd), nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp58,69 triliun di pasar saham dan Rp77,39 triliun di SRBI, serta beli neto Rp59,07 triliun di pasar SBN.

“Premi CDS Indonesia 5 tahun per 31 Juli 2025 sebesar 71,40 bps, naik dibanding dengan 25 Juli 2025 sebesar 69,94 bps,” tambah Ramdan.

Sementara itu, imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun berada di level 6,56% pada Jumat (1/8) pagi, stabil dibanding sehari sebelumnya yang berada di level sama.

Per akhir Kamis (31/7), hasil pantauan BI, indeks dolar AS (DXY) terpantau melemah ke level 99,97 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro Eropa, yen Jepang, poundsterling Britania Raya, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Baca Juga: Bursa Sepekan: IHSG Turun Tipis 0,08%, Kapitalisasi Pasar Melesat 3,37%

Akibatnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah jelang akhir pekan ini. Detailnya, rupiah berada pada level bid Rp16.450 per dolar AS pada akhir Kamis (31/7), dan dibuka pada level bid Rp16.500 per dolar AS pada Jumat (1/8) pagi.

Selanjutnya, Ramdan juga menginformasikan, yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun terpantau turun per Kamis (31/7).

“Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke 4,364%,” ungkapnya.

Ramdan menuturkan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia ke depan.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar