02 Desember 2024
17:12 WIB
BPJPH Dan Indofood Dorong Industri Kantongi Sertifikasi Halal Untuk Bersaing Global
BPJPH mendorong industri untuk segera menyabet sertifikasi halal. Saat ini, halal telah menjadi tren global dan Indonesia harus bisa menjadi penyuplai utama berbagai jenis produk halal.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Editor: Khairul Kahfi
Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hassan dan Head of Corporate Communications Indofood CBP Stefanus Indrayana dalam kunjungan pabrik PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cibitung, Jawa Barat, Senin (2/12). ValidnewsID/Aurora KM Simanjuntak
CIBITUNG - Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hassan mendorong, industri dalam negeri, terutama pabrik makanan, untuk segera menyabet sertifikasi halal supaya tidak kalah saing di kancah global.
Dia menekankan, sekarang ini ketentuan halal merupakan bagian dari gaya hidup atau lifestyle dan simbol kesehatan. Menurutnya, halal tidak hanya terbatas untuk konsumsi masyarakat muslim saja.
Bahkan, pasar global yang cenderung heterogen memiliki banyak permintaan terhadap proses produksi dan produk halal. Itu sebabnya, BPJPH mendorong agar produk halal made in Indonesia tidak kalah saing.
"Halal is not for muslim only. Halal now is symbolized of health, cleanliness, and halal is now lifestyle, if you see transparency. Halal itu adalah simbol kesehatan sekarang," ujarnya dalam kunjungan ke pabrik PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cibitung, Jawa Barat, Senin (2/12).
Baca Juga: BPJPH: Sertifikat Halal Perkuat UMK RI Dari Serbuan Mamin Impor
Berdasarkan laporan Global Islamic Economy Indicators (GIEI) 2023, Indonesia menduduki peringkat ke-2 setelah Malaysia untuk kategori Makanan dan Minuman Halal.
Padahal, menurut Haikal, Indonesia bisa menduduki peringkat pertama apabila makin banyak produk sekaligus usaha yang menyabet sertifikasi halal. Ditambah, Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak.
"Kenapa Indonesia nomor 2? Alasannya karena (produk dan usaha) kita belum semua tersertifikasi Halal, dan ukuran dia itu sertifikasi," ungkapnya.
Dia mengingatkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar. Jangan sampai, sambungnya, malah dibanjiri produk halal yang berasal dari impor.
"Jadi opportunity kita itu adalah kita the biggest in the world, sebentar lagi negara muslim the biggest in the world. Masuk semua (produk halal) ke sini, terus kalau kita enggak siap-siap apa yang terjadi," katanya.
Pihaknya bahkan menyorot, beberapa negara sudah bergerak ingin menyuplai produk halalnya ke Indonesia. Dia mencontohkan, Korea Selatan belakangan ini gencar melakukan promosi atau bahkan menjual produk halalnya ke pasar global.
Baca Juga: Bukan Indonesia, Brazil Jadi Top Eksportir Makanan Halal ke Negara OKI
Ternyata, sambungnya, pemuda-pemudi di Korea Selatan menyukai produk makanan yang sehat dan bersih. Kalangan ini juga melihat logo halal sebagai salah satu penanda bahwa sebuah produk layak konsumsi dan bersih.
"Korea itu paling gencar, kami berkali-kali menerima kunjungan dari sana, delegasinya bilang salah satu hasil survei, bahwa anak muda Korea hanya memilih halal. Kan saya bingung why? Karena mereka paham bahwa simbol halal itu double clean," tekannya.
Oleh karena itu, Haikal mendorong industri tanah air untuk bisa menyabet sertifikasi halal agar mampu bersaing, khususnya menyuplai produk halal di pasar internasional.
Menurutnya, halal juga merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan produk lezat dan terpercaya. Ia juga meyakini, banyak produk makanan halal lokal yang berkualitas.
"Jadi kalau itu benar sertifikasinya, kita langsung melambung (peringkat) nomor 1. Caranya gimana? harus mandatory (sertifikasi halal). Ini yang kita uber sampai Oktober 2025," sebutnya.
Peran Auditor dan Penyelia Halal
Kepala BPJPH menambahkan, industri makanan dalam negeri bisa mengikuti proses bisnis PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk untuk menghasilkan berbagai jenis produk halal yang sudah diekspor ke mancanegara.
Head of Corporate Communications Indofood CBP Stefanus Indrayana mengatakan, perusahaan berkomitmen untuk terus menghadirkan produk halal kepada konsumen. Salah satu langkah yang dilakukan, yakni memiliki auditor dan penyelia halal di dalam lingkungan perusahaan.
Menurutnya, hal itu merupakan elemen kunci dalam memastikan seluruh tahapan proses produksi. Mulai dari, proses pengembangan produk, pemilihan bahan baku, hingga produksi telah memenuhi persyaratan halal.
"Di dalam Grup Indofood, kami membentuk Sekretariat Halal Indofood (SHI) yang beranggotakan lebih dari 830 orang, dengan jumlah Penyelia Halal lebih dari 150 orang," terang Indra.
Baca Juga: Industri Halal RI Kalah Dari Singapura dan Malaysia, Ini PR Kemenperin
Indrayana menjelaskan, para penyelia dan auditor halal ini telah dilatih untuk memantau dan menerapkan kepatuhan terhadap persyaratan halal di seluruh unit operasional Grup Indofood, meliputi Grup Indofood CBP, Grup Bogasari, Grup Agribisnis dan Grup Distribusi.
Lebih lanjut, dia mengutarakan, industri dalam negeri dan para stakeholder perlu sama-sama bersinergi guna memperkuat ekosistem halal. Tujuannya, agar produk makanan made in Indonesia bisa makin kompetitif di pasar global.
"Semua pihak perlu bersinergi, berkolaborasi bersama-sama untuk memperkuat ekosistem industri halal di Indonesia, sehingga makin berdaya saing dan berkontribusi, seharusnya Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan di dalam halal global," jelasnya.