09 Agustus 2024
10:45 WIB
Airlangga Tak Ambil Pusing Proyeksi IMF Pertumbuhan Ekonomi 5,1%
IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2024-2029 di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran sebesar 5,1%.
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ketika ditemui wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (7/8). ValidNewsID/ Khairul Kahfi
JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah tidak akan merespons lebih jauh mengenai proyeksi ekonomi Indonesia semasa dinakhodai Prabowo-Gibran 2024-2029. Menurutnya, proyeksi ekonomi merupakan hal yang biasa disampaikan oleh lembaga profesional.
“Namanya proyeksi IMF, tidak perlu khawatir, setiap tahun akan ada perubahan,” sebutnya ketika ditemui wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (7/8).
Di sisi lain, pemerintah RI juga masih optimistis memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024 dapat mencapai 5,2%. Ke depan, pemerintah akan berupaya untuk terus meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi nasional.
“Optimis (ekonomi RI 2024 tumbuh 5,2%)… Namanya proyeksi, kita juga punya proyeksi 5,2%, tentu kita akan tingkatkan kembali,” katanya.
Baca Juga: BI Sambut Penilaian IMF Soal Resiliensi Ekonomi RI
Sebelumnya, dalam Article IV Consultation 2024 Edisi Agustus 2024, IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi RI dalam jangka menengah 2024-2029 atau semasa Prabowo-Gibran berkisar 5,1%. Bahkan dalam jangka panjang 2030-2033, ekonomi RI diproyeksi juga berada di kisaran pertumbuhan sama 5,1%.
Capaian pertumbuhan ekonomi hitungan IMF tersebut hanya sedikit naik dari proyeksi pertumbuhan di 2024 ini yang diekspektasikan sebesar 5%. Jika begitu, perekonomian Indonesia tidak bisa bertumbuh sebagaimana direncanakan presiden terpilih Prabowo di kisaran 7-8%.
Dalam laporan yang sama, para Direktur IMF juga merekomendasikan Indonesia untuk bisa berhati-hati dan mempertahankan keseimbangan fiskal yang sudah berlangsung sejak lama. Defisit yang sedikit lebih sempit akan mendukung pertumbuhan dan bauran kebijakan yang lebih seimbang.
Sementara itu, IMF menekankan, aturan batas anggaran fiskal sebesar 3% dari PDB telah memberikan manfaat konkret bagi Indonesia selama ini.
Kerangka fiskal jangka menengah (medium-term fiscal framework/MTFF) yang disempurnakan, dengan target operasional yang ditetapkan dengan baik, akan membantu memastikan bahwa kebijakan fiskal RI dapat bertindak kontra-siklus dalam aturan fiskal secara lebih sistematis.
Memprioritaskan mobilisasi pendapatan, melalui reformasi ambisius yang mencakup administrasi dan kebijakan pajak, akan memperkuat ruang fiskal. Jadi secara signifikan meningkatkan belanja pembangunan yang dibutuhkan sekaligus tetap memenuhi aturan fiskal.
Baca Juga: Ekonom: Pemerintah Baru Bakal Hadapi Jatuh Tempo Utang Besar 2025-2027
Pemantauan ketat terhadap risiko fiskal dan menghindari penumpukan kewajiban kontinjensi (contingent liabilities) juga akan menjadi kunci.
“Para direktur (IMF) menyambut baik komitmen otoritas terhadap disiplin fiskal… Defisit yang sedikit lebih sempit pada tahun 2024 dan 2025 akan mendukung pertumbuhan sekaligus menjaga ruang fiskal untuk membantu menanggapi risiko penurunan,” ujar laporan IMF, Selasa (7/8).
Menanggapi itu, Airlangga menyampaikan, pemerintah juga berhasil menjaga sistem fiskal indonesia secara pruden. Upaya ini juga tidak akan jauh berbeda pada pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan lanjut menjaga fiskal RI secara baik.
“Selama ini Indonesia jaga fiskal secara betul, tetap kita akan lanjutkan,” ungkap Airlangga.