08 April 2025
18:27 WIB
Airlangga: Belanja Masyarakat Ramadan-Lebaran Idulfitri 2025 Capai Rp248,1 T
Pemerintah menaksir belanja masyarakat selama periode Ramadhan hingga Idulfitri 2025 naik mencapai Rp248,1 triliun. Momen HBKN telah membantu pertumbuhan ekonomi via sektor konsumsi.
Editor: Khairul Kahfi
Suasana pasar Ciputat, Tangerang, Banten, Kamis (3/4/2025). Antara/Muzdaffar Fauzan/am.
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, belanja masyarakat selama periode Ramadhan hingga Idulfitri 2025 naik mencapai Rp248,1 triliun. Pemerintah menilai, momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) telah ikut membantu pertumbuhan ekonomi via sektor konsumsi.
Selain lebaran Idulfitri yang baru dilalui, dia menuturkan, momen natal dan tahun baru juga turut mendorong konsumsi nasional.
"Belanja saat Ramadhan itu kelihatan naik di angka Rp248,1 triliun. Jadi natal, tahun baru, dan ramadan membantu daya ungkit daripada konsumsi kita," kata Airlangga dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI, Jakarta, Selasa (8/4) melansir Antara.
Baca Juga: Kemenperin: Momentum Lebaran 2025 Gagal Kerek Permintaan Produk Manufaktur RI
Saat ini, konsumsi masyarakat menjadi sektor yang penting dalam menopang perekonomian nasional, mengingat saat ini kondisi ekonomi global tengah menghadapi tantangan.
Hal itu tercermin dari kondisi pasar keuangan yang masih menunjukkan fluktuasi, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat berada di zona negatif, namun kini sudah menunjukkan tren positif.
Selain itu, nilai tukar rupiah juga relatif stabil meskipun tengah melemah, kendati masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain.
"Nilai tukar rupiah juga relatif terjaga, walaupun ada pelemahan tetapi kalau kita bandingkan negara lain di Jepang pelemahan itu sampai 50%, demikian pula beberapa negara lain, kita masih lebih baik," kata Airlangga.
Di sisi lain, Airlangga juga menyampaikan bahwa yield treasury Indonesia dan obligasi masih terjaga dengan baik, serta cadangan devisa Indonesia relatif tetap stabil.
Meski demikian, dia menyampaikan, Indonesia masih perlu mewaspadai kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).
"Trade policy uncertainty-nya juga tinggi, sehingga kita masuk dalam kebijakan yang tidak pasti, terjadi gejolak pasar uang seluruh dunia, pelemahan mata uang di emerging market, kemudian juga retaliasi tarif oleh China, kemudian rantai pasok global juga terganggu," sebutnya.
Sebelumnya, Kadin Indonesia memprediksi perputaran uang pada momentum libur Idulfitri 1446 Hijriah/Lebaran 2025 turun. Hal ini seiring dengan turunnya jumlah pemudik tahun ini.
Baca Juga: Dampak Nyata Kebijakan Efisiensi, Pemudik Lebaran 2025 Turun
Hasil survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub hingga akademisi menyatakan, jumlah pemudik Lebaran 2025 diperkirakan mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari penduduk Indonesia. Jumlah ini turun 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.
“Jika tahun lalu asumsi perputaran uang selama Idulfitri 2024 mencapai Rp157,3 triliun, maka asumsi perputaran uang libur Idulfitri 2025 diprediksi tutun menjadi Rp137,9 triliun,” kata WKU Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang, Jakarta, Selasa (18/3).
Sarman menuturkan, prediksi tersebut dihitung dari jumlah pemudik tahun ini sejumlah 146,48 juta orang atau setara dengan 36,26 juta keluarga, dengan asumsi setiap keluarga beranggotakan empat orang.
Jika rata-rata keluarga membawa uang sebesar Rp3,75 juta, atau naik 10% dari tahun lalu, maka potensi perputaran uang diprediksi sebesar Rp137,9 triliun. Jumlah ini masih berpotensi naik lantaran hitungannya dari skala minimal dan moderat.