c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

29 September 2025

15:50 WIB

Sumbar Bisa Diguncang Gempa 50 Tahun Atau 100 Tahun Sekali

BNPB mengingatkan,  meskipun ilmu pengetahuan terus berkembang, tidak ada yang mampu memprediksi secara pasti kapan gempa bumi benar-benar terjadi. Mitigasi dan kesiapan harus tetap didahulukan. 

Editor: Rikando Somba

<p>Sumbar Bisa Diguncang Gempa 50 Tahun Atau 100 Tahun Sekali</p>
<p>Sumbar Bisa Diguncang Gempa 50 Tahun Atau 100 Tahun Sekali</p>

Ilustrasi kondisi rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa. Antara Foto/Raisan Al Farisi

PADANG – Sumatra Barat (Sumbar) beberapa kali mengalami gempa bumi. Terakhir, Provinsi Sumbar pernah mengalami gempa bumi yang cukup signifikan di Kota Padang dengan berkekuatan magnitudo 7,6 pada 30 September 2009. Namun, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksikan gempa yang terjadi di provinsi ini mengalami siklus kejadian berkisar antara 50 hingga 100 tahun.

"Bencana adalah kejadian berulang. Sampai saat ini gempa Padang atau gempa Sumbar siklusnya antara 50-100 tahun," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam kegiatan "The 3rd International Conference on Disaster Mitigation and Management (ICDMM) 2025" di Padang, Senin (29/9).

Di sisi lain dari siklus yang ada, Letjen TNI Suharyanto mengakui terdapat pula ilmuwan di Sumbar yang mengatakan bahwa Sesar Mentawai memiliki potensi pelepasan energi yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau siap lepas.

"Tapi mudah-mudahan tidak terjadi di zaman kita hidup," harapnya.

Gempa yang cukup besar 16 tahun silam, di 2009, cukup signifikan. Meskipun kedalamannya 80 kilometer, sebab mengakibatkan 1.117 orang meninggal dunia dan sekitar 300.000 rumah rusak.

"Ini data resmi dari BNPB. Namun mungkin kondisi di lapangan ada yang menyebutkan jumlahnya lebih banyak yakni di atas 2.000 orang," kata  Suharyanto.


Di sisi lain, dia meyakini meskipun ilmu pengetahuan terus berkembang, tidak ada yang mampu memprediksi secara pasti kapan gempa bumi benar-benar terjadi. Walaupun ilmu pengetahuan terbaru dari Jepang bisa memprediksi 30 detik sebelum gempa terjadi, lanjutnya, namun setiap individu belum bisa menyelamatkan diri dalam waktu sesingkat itu.

Oleh sebab itu ia menegaskan hal terpenting yang dapat dilakukan saat ini ialah terkait mitigasi kesiapsiagaan dan upaya dalam penanganan bencana itu sendiri.

Baca juga: Dua Megathrust Paling Berbahaya Di Indonesia

Mitigasi Bencana
Menurut dia, Sumbar dapat belajar dari pengalaman bencana gempa yang terjadi pada 2009. Sebab setelah itu ilmu pengetahuan terus berkembang yang dapat diajarkan ulang kepada generasi saat ini, terutama terkait kesiapsiagaan.

Diu agenda sama, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti mengatakan kolaborasi Kementerian PU dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) semakin baik dalam upaya memitigasi dampak bencana di tanah air.

"Pertama adalah pemahaman kita terhadap ancaman kegempaan ini semakin baik," kata Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti di Padang,Sumbar,  Senin.

Dia mengutarakan, pemahaman tersebut tidak lepas dari sejumlah riset, survei termasuk pemodelan yang lebih detail dilakukan oleh Kementerian PU bersama BNPB, ilmuwan dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

Baca juga: BNPB Kirim Tim ke Lokasi Gempa M5,7 Banyuwangi

Di sisi lain, risiko bencana gempa bumi di Indonesia semakin terpetakan secara komprehensif lewat kolaborasi berbagai pihak. Karenanya, ini bisa menjadi suatu dasar perancangan, perencanaan pembangunan infrastruktur, tata ruang dan strategi mitigasi untuk meningkatkan ketangguhan serta keselamatan masyarakat.

"Itu yang sangat penting. Kita lebih siap, kita sudah tahu kira-kira seperti apa yang harus dilakukan," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar