c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

NASIONAL

11 September 2025

17:27 WIB

Pemerintah Usut Pembocor Gula Rafinasi Ke Pasar

Gula rafinasi semestinya tidak diperjualbelikan di pasar tradisional. Mirisnya,  gula rafinasi yang bocor ke konsumen ternyata banyak ditemukan di pasar tradisional.

Editor: Rikando Somba

<p>Pemerintah Usut Pembocor Gula Rafinasi Ke Pasar</p>
<p>Pemerintah Usut Pembocor Gula Rafinasi Ke Pasar</p>

Ilustrasi gula pasir. Shutterstock/Pixel-Shot

JAKARTA-  Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan salah satu penyebab tidak terserapnya gula petani dikarenakan bocornya gula rafinasi di pasar, dengan harga lebih murah. 

Sudaryono mengatakan, pemerintah akan menindak tegas pelaku pembocor  gula rafinasi, baik dari pedagang maupun perusahaan yang melakukan gula impor gula rafinasi.

"Gula rafinasi itu harganya jauh lebih murah daripada gula konsumsi. Nah kalau gula rafinasi yang lebih murah ini leaking, kan ini namanya kejahatan dong ya," ujar Sudaryono di Jakarta, Kamis (11/9). 

Ia menjelaskan gula rafinasi merupakan gula yang diperuntukkan bagi industri dan tidak diperjualbelikan di pasar tradisional. Mirisnya,  gula rafinasi yang bocor ke konsumen ternyata banyak ditemukan di pasar tradisional.

Dengan harga gula rafinasi yang lebih murah, maka pedagang mendapat keuntungan lebih saat dijual ke konsumen.  

"Ditemukan di banyak pasar. Gula rafinasi itu kan strict, dia kebutuhannya untuk kebutuhan industri saja, makanan dan minuman dan seterusnya ya. Itu kan nggak boleh dijual kiloan kepada masyarakat," ujar dia. 

Sedang soal penindakan, dia mestikan akan dilakukan melalui beberapa cara mulai dari pengusaha tersebut dimasukkan daftar hitam hingga pidana.

"Petani sudah dirugikan, dan dia ngambil untung dengan cara yang nggak benar. Itu yang harus kita tindak tegas," katanya.

Namun demikian, ia belum bisa menyebutkan berapa jumlah kebocoran gula rafinasi yang tersebar di masyarakat. "Efeknya adalah gula konsumsi yang diproduksi dari tebu petani yang digiling di pabrik gula, itu serapannya rendah. (Kalau) 100 ribu ton macet (tidak terserap) sehingga kan itu merugikannya ya, merugikan petani," kata Sudaryono.

Lintas Kementerian
Di kesempatan berbeda,  Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa isu kebocoran gula kristal rafinasi (GKR) ke pasar konsumsi telah ditangani melalui koordinasi lintas kementerian/lembaga dan penguatan pengawasan distribusi.

Baca juga: Ganggu Gula Nasional, APTRI Minta Pemerintah Kurangi Impor Gula Rafinasi

Ia menyebut pemerintah memastikan GKR hanya digunakan sesuai peruntukan industri dan tidak masuk ke pasar konsumsi rumah tangga. "Kami melakukan evaluasi menyeluruh dan perketat pengawasan gula rafinasi bersama kementerian/lembaga serta aparat terkait, menindaklanjuti isu GKR rembes ke pasar," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Tertibkan Gula Rafinasi, Kementan Beri Sinyal Penegakan Hukum

Kini, pemerintah memastikan percepatan penyerapan gula produksi petani melalui kemitraan dan penugasan BUMN pangan dengan harga acuan yang menguntungkan petani dan tetap menjaga daya saing industri.

Dia menegaskan bahwa kebijakan pangan nasional harus mampu menciptakan ekosistem yang adil, petani mendapat harga layak, industri kompetitif, dan konsumen terlindungi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar