13 Mei 2025
08:39 WIB
Kemenhut Sebut 7 Daerah Sumsel Waspada Karhutla
Daerah-daerah waspada karhutla karena hari tanpa hujan yang makin panjang.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Tim Satgas BPBD OKU Selatan memadamkan api karhutla di Bumi Agung, Senin (9/9/2024). ANTARA/HO-BPBD OKU Selatan.
PALEMBANG - Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Wilayah Sumatra menyebutkan, tujuh daerah di Sumatra Selatan (Sumsel) agar waspada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat kemarau panjang.
Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kemenhut Wilayah Sumatra, Ferdian Kristanto di Palembang, Senin (12/5) mengatakan, tujuh kabupaten di Sumsel sebagai rawan karhutla menjelang kemarau 2025, yaitu Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Muara Enim, Banyuasin, Ogan Ilir, Musi Rawas, dan Musi Rawas Utara (Muratara).
"Wilayah gambut seperti di Kabupaten OKI, Muba, sebagian Muara Enim, dan Banyuasin terus menjadi perhatian utama. Demikian juga dengan Ogan Ilir, terutama di sekitar jalan lintas dan jalan tol, serta Musi Rawas dan Muratara," lanjut Ferdian dikutip dari Antara.
Baca juga: BNPB Ingatkan Pemda Siaga Karhutla
Meskipun beberapa daerah masih diguyur hujan, sambung dia, sebagian wilayah lainnya mulai merasakan suhu udara yang panas dan minim curah hujan.
Hal itu, kata Ferdian, meningkatkan potensi kebakaran akibat bahan bakar alami, seperti daun kering dan gambut yang mudah terbakar.
"Beberapa kabupaten sudah mulai terasa panas dengan jarak hari tanpa hujan yang semakin panjang. Situasi ini menuntut kesiapsiagaan lebih tinggi dari semua pihak," ungkap dia.
Dia menjelaskan, upaya antisipasi telah diperkuat melalui patroli rutin yang diperluas sejak awal tahun. Khususnya, pada April dan Mei.
Baca juga: BMKG Ingatkan Antisipasi Risiko Karhutla
Satgas karhutla juga akan segera dibentuk dan status siaga darurat karhutla di beberapa daerah, seperti Ogan Ilir, akan segera ditetapkan.
"Kami tidak boleh lengah meskipun api yang muncul kecil. Prediksi menunjukkan kemarau tahun ini akan lebih panjang dibandingkan 2024," papar dia.
Ferdian berharap, dengan langkah-langkah antisipasi yang lebih intensif, dampak karhutla di Sumsel tahun ini dapat diminimalkan.
"Kami optimistis dengan pengawasan dan kerja sama semua pihak, karhutla tahun ini bisa ditangani lebih baik," kata dia.