c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

17 Maret 2025

17:00 WIB

Unand Siap Jadi Yang Terdepan Dalam Riset Gandum

Mentan bersama Mendiktisaintek juga meminta Unand membangun konsorsium riset nasional terkait tanaman gandum, yang bernama latin triticum itu.

Editor: Rikando Somba

<p>Unand Siap Jadi Yang Terdepan Dalam Riset Gandum</p>
<p>Unand Siap Jadi Yang Terdepan Dalam Riset Gandum</p>

  Gandum, tanaman serealia yang merupakan bahan pangan penting dan kaya nutrisi. Shutterstock/masa44 

 PADANG-Menteri Pertanian (Mentan) bersama Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) meminta Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat,  melakukan riset mendalam terkait tanaman gandum. Mentan Amran juga meminta universita ‘plat merah’ ini ini menjadi leading sector di urusan perganduman.

"Arahan tersebut disampaikan kepada Unand pada pertemuan sebelumnya agar Fakultas Pertanian menjadi leading sector penelitian tentang gandum," kata Rektor Unand Efa Yonnedi di Padang, Senin (17/3).

Mentan bersama Mendiktisaintek juga meminta perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa tersebut membangun konsorsium riset nasional terkait tanaman bernama latin triticum itu.

Sebaliknta, Fakultas Pertanian Unand memiliki potensi besar menjalankan riset tersebut dalam mendorong dan mewujudkan kemandirian pangan di Tanah Air, termasuk upaya hilirisasi berbagai produk olahan bidang pertanian yang sejalan dengan AstaCita Presiden Prabowo Subianto.  Rektor Efa meyakini hal ini. Di sisi lain, dia menginginkan  hasil riset para akademisi tidak hanya sebatas bahan penelitian atau sampai pada tahap jurnal akademis, namun juga harus bisa menjadi berbagai macam produk yang bisa berguna bagi masyarakat.

"Dengan menghasilkan produk yang bisa digunakan masyarakat, maka Unand juga bisa mendapatkan royalti," kata dia.


Baca juga: Diversifikasi Pangan Sebagai Bagian Dari Pemajuan Kebudayaan

                  30 Kampus Negeri Bersatu Teliti Komoditas Pangan RI

Terkait gandum, Dr. dr. Sondang MH Amelia P. Sirait Sp.DVE(K) MPed.Ked FINSDV, FAADV di kesempatan berbeda, menyampaikan bahwa makanan dengan indeks glikemik tinggi sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan kulit selama berpuasa.

Pemilihan jenis makanan dan cara mengolah makanan yang akan dikonsumsi juga dapat berpengaruh pada kesehatan kulit menurut dokter spesialis dermatovenerologi. Dalam acara diskusi tentang kesehatan kulit yang diikuti secara daring pada Jumat, dia menegaskan bahwa makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti makanan olahan, makanan cepat saji, roti putih, sereal, dan camilan manis, bisa memicu macam-macam gangguan kesehatan, termasuk menyebabkan munculnya jerawat.


"Hormon insulin dan IGF-1 ini sangat dipengaruhi oleh makanan yang glycemic index-nya tinggi, juga dipengaruhi oleh makanan hewani, terutama yang dari sapi. Kalau lihat di sini, dairy products, ini paling tinggi kadar IGF-1-nya, sehingga ini sebaiknya dihindari untuk mengurangi glycemic index-nya," kata Kepala Divisi Dermatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu dikutip dari Antara.

Turunkan Indeks Glikemik
 
Konsultan dermatologi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta itu mengatakan bahwa mengonsumsi nasi dingin atau memilih nasi dari beras basmati, beras merah, beras hitam, atau beras coklat dapat membantu menurunkan indeks glikemik.

Dokter Sondang tidak menyarankan konsumsi sereal. Menurut dia, oat mentah, roti dari gandum utuh, roti sourdough, pasta, dan buah termasuk makanan dengan indeks glikemik rendah yang bisa dijadikan sebagai pilihan.

Dokter Sondang juga mengemukakan perlunya memperhatikan pemilihan cara mengolah makanan yang hendak dikonsumsi. Interaksi protein atau lemak dengan gula akan menghadirkan advanced glycation end products (AGEs) yang bersifat racun.

Menurut dia, senyawa ini dapat menyebabkan penyembuhan luka pada kulit menjadi lama, merusak keratinosit, dan memicu produksi melanin lebih banyak sehingga kulit jadi lebih gelap. Katanya, mengolah makanan dengan cara merebus, mengukus, atau menumis lebih baik untuk kesehatan kulit.

AGEs ada pada makanan yang digoreng dan dipanggang serta makanan yang setelah diolah berubah warna menjadi lebih coklat atau gelap seperti daging panggang dan roti panggang.

Di samping mengonsumsi makanan bergizi yang disiapkan dengan cara yang baik, dokter Sondang mengatakan, menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air setidaknya delapan gelas sehari juga penting untuk kesehatan kulit.

Selain itu, ia menyarankan penggunaan pelembab dan tabir surya yang sesuai dengan kondisi kulit ketika hendak beraktivitas di luar ruangan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar