c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

15 September 2025

12:15 WIB

Orang Yang Minum Bir Lebih Disukai Nyamuk, Ahli Menjelaskan

Bukan 'darah manis' tapi gaya hidup mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap gigitan nyamuk. Mengonsumsi bir membuat seseorang lebih rentan, karena nyamuk mendeteksi bau tubuh lebih kuat.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>Orang Yang Minum Bir Lebih Disukai Nyamuk, Ahli Menjelaskan</p>
<p>Orang Yang Minum Bir Lebih Disukai Nyamuk, Ahli Menjelaskan</p>

Ilustrasi nyamuk wolbachia. Shutterstock/Kamar Mini.

JAKARTA - Sebagian Anda mungkin pernah mengalami betapa menyebalkannya diserang nyamuk saat berada di tempat tertentu, sementara teman Anda tak disentuh sama sekali oleh serangga penghisap darah tersebut. Teman itu, entah kenapa, tak disukai oleh nyamuk.

Ahli mengungkapkan bahwa memang ada orang-orang tertentu yang cenderung tak menarik perhatian nyamuk. Sebaliknya, ada pula orang-orang yang begitu mudah dikerubungi nyamuk.

Sebuah riset terbaru mengungkap faktor gaya hidup yang mempengaruhi seberapa "suka" nyamuk dengan seseorang. Salah satu temuan utamanya bahwa orang yang mengonsumsi bir lebih disukai oleh nyamuk dibandingkan yang tidak mengonsumsi.

Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Universitas Radboud di Belanda yang melibatkan 500 partisipan yang pada ribuan nyamuk betina.

Semua peserta mengisi kuesioner tentang kebersihan, pola makan, dan perilaku mereka di festival, sebelum berpartisipasi dalam pengujian langsung. Mereka meletakkan lengan ke dalam kandang yang dirancang khusus yang diisi dengan nyamuk.

Kandang itu memiliki lubang-lubang kecil sehingga nyamuk dapat mencium lengan orang tersebut tetapi tidak dapat menjangkaunya. Tim ini menggunakan kamera video untuk merekam berapa banyak nyamuk yang mendekat dan mencoba menggigit mereka tiap-tiap peserta.

Hasilnya, mereka yang mengonsumsi bir lebih menarik bagi nyamuk daripada mereka yang tidak. Serangga tersebut juga ditemukan juga lebih cenderung menyerang orang-orang dengan gaya hidup dengan gaya hidup spesifik, yaitu orang yang tidur bersama orang lain dan mereka yang tak terbiasa menggunakan tabir surya.

"Kami menemukan bahwa nyamuk tertarik pada mereka yang menghindari tabir surya, minum bir, dan berbagi tempat tidur. Mereka hanya menyukai orang-orang hedonis di antara kita," ungkap para peneliti, dilansir dari Daily Mail.

Secara umum, alasan mengapa beberapa orang lebih menarik gigitan nyamuk daripada yang lain sebagian besar masih misterius. Paling tidak penelitian ini memberi sebagian gambaran, bahwa nyamuk memiliki kesukaan yang jelas terhadap mereka yang minum bir dibandingkan mereka yang tidak.

Baca juga: Diet Tak Harus Lapar Berkepanjangan, Utamakan Pendekatan Berkelanjutan

Para peneliti menjelaskan bahwa nyamuk biasanya mulai mencari darah dengan mendeteksi karbon dioksida yang kita hembuskan. Namun, siapa yang mereka putuskan untuk digigit – dan seberapa sering – kemungkinan besar bergantung pada bau masing-masing individu, yang dapat dipengaruhi oleh kadar alkohol dalam darah.

"Gambaran umum yang muncul dari penelitian kami menunjukkan bahwa gaya hidup yang sehat — menjauhi narkoba dan alkohol, tidur sendiri, dan menggunakan tabir surya secara teratur — menurunkan kemungkinan seseorang digigit nyamuk," simpul mereka.

Para peneliti kali ini tak menemukan bukti unduk mendukung salah satu klaim populer yang berkembang selama ini, bahwa golongan darah memengaruhi frekuensi gigitan.

"Kami tidak dapat menilai keberadaan apa yang disebut 'darah manis," kata peneliti.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar