c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

10 Februari 2023

20:26 WIB

Mengenal People Pleaser Dan Faktor Penyebabnya

People pleaser biasanya ingin terlihat sempurna. Maksudnya, dengan terlihat sempurna diharapkan dapat menyenangkan semua orang.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Rendi Widodo

Mengenal <i>People Pleaser</i> Dan Faktor Penyebabnya
Mengenal <i>People Pleaser</i> Dan Faktor Penyebabnya
Ilustrasi people pleasure. Shutterstock/Ariya J

JAKARTA - People pleaser adalah orang yang selalu ingin menyenangkan orang lain dan menomorduakan dirinya sendiri. Meski terdengar positif, ternyata sikap seperti ini itu memiliki sisi negatif, loh.

Hal itu dijelaskan oleh Smita Dinakaramani Psikolog dari Universitas Gajah Mada menjelaskan bisa merugikan dirinya sendiri. 

"Itu perbedaanya dengan orang yang benar-benar mau membantu, bisa memetakan kapasitasnya sampai mana bisa membantu atau tidak," ujar Smita Dinakaramani melalui laman UGM.

Ciri-ciri

Smita menyebutkan, ada beberapa ciri people pleaser. Pertama yakni mereka memprioritaskan kepentingan maupun perasaan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Bahkan, jika hal tersebut merugikan dirinya sendiri tidak menjadi persoalan bagi people pleaser.

"People pleaser akan menaruh kebutuhan diri sendiri pada urutan paling akhir. Perasaan, kebutuhan, serta opini diri tidak lebih penting dari orang lain," lanjutnya.

Ciri selanjutnya adalah people pleaser ingin terlihat sempurna. Maksudnya, dengan terlihat sempurna diharapkan dapat menyenangkan semua orang.

Baca juga: Cara Sederhana Menetralkan Teman Yang Toksik

"Sementara ciri di luar diri, people pleaser ini memiliki keinginan kuat semua orang untuk menyukai dirinya. Ada keinginan untuk mendapatkan validasi diri yang baik dari orang lain yang sangat kuat," bebernya.

Lebih bahayanya adalah secara sengaja membiarkan dirinya dimanfaatkan oleh orang lain. Lalu, mudah atau sering meminta maaf karena penuh dengan rasa bersalah maupun takut disalahkan.

Berikutnya, people pleaser juga takut terhadap konflik karena mereka memiliki perasaan cemas, tidak nyaman, serta takut apabila tidak disetujui orang lain.

Faktor Penyebab

Smita menjelaskan ada banyak penyebab atau faktor pendorong mengapa mereka menjadi people pleaser. Salah satunya adalah kepercayaan diri (self esteem) yang rendah. 

"Saat melihat orang lain lebih keren maka orang dengan kepercayaan diri rendah akan menganggap bahwa perasaan maupun pendapatnya bukanlah hal yang penting dibandingkan perasaan dan pendapat orang lain," sebutnya lagi.

Pasalnya, orang-orang dengan kepercayaan diri rendah kalau dirinya mengatakan setuju maka dia akan merasa jadi berguna. Dengan begitu, mereka dengan sengaja berusaha untuk menyamakan pendapatnya dengan orang lain.

Intinya adalah semua motif yang dilakukan people pleaser adalah agar semua orang dapat suka dengan mereka.

Baca juga: Savior Complex, Sikap Suka Menolong Yang Berlebihan

Bahkan, faktor budaya juga menjadi salah satu pendorong mengapa orang menjadi people pleaser. Misalnya, suatu negara memiliki nilai-nilai untuk memprioritaskan kebutuhan orang lain di atas kepentingan diri sendiri akan memengaruhi masyarakat didalamnya untuk menurunkan nilai tersebut.

"Sikap people pleaser ini apabila terus berlangsung bisa mengakibatkan kelelahan fisik dan mental. Tak hanya itu, people pleaser yang berlebihan dapat berakibat sulitnya mengetahui keinginan diri sendiri (lost sense of self) karena segala yang dilakukan dan dipilihnya tergantung pada orang lain," jelasnya.

Selain itu, hal tersebut juga bisa menyebabkan perasaan tertekan karena tidak menjadi dirinya sendiri. Penampilan juga terabaikan karena acuh terhadap kepentingan diri sendiri.

Sikap people pleaser juga bisa berdampak pada hubungan sosial. Saat di tempat kerja berusaha baik ke semua orang lalu sampai rumah sudah capek fisik mental kalau tidak pandai mengelola emosi akhirnya mudah marah pada anggota keluarga.

Tips berhenti menjadi people pleaser

Melelahkan bukan menjadi people pleaser? Untuk itu, Smita pun memberikan cara agar seseorang berhenti menjadi people pleaser

Menanamkan pola pikir untuk bisa menjaga diri sendiri

Mengutamakan diri sendiri tidak berarti menjadi egois karena kebahagiaan orang lain bukan menjadi tanggung jawab utama Anda dan jangan menjadikannya sebagai beban.

Pahami apa yang kita suka

Tips selanjutnya, memahami bahwa kita tidak bisa membuat semua orang senang dan menyukaimu. Hal itu sangat penting untuk dipahami agar tidak memaksakan diri secara terus menerus untuk bisa disukai oleh orang lain karena akan mengakibatkan kelelahan fisik dan mental.

“Pahami tidak semua orang akan menyukai kita. Impossible bisa menyukai orang 100%, bahkan orang terdekat kita pun ada hal-hal yang tidak kita sukai,”ucap Smita.

Buatlah batasan diri menolong orang

Tips ketiga, Anda harus membuat batasan diri untuk menolong orang lain. Selain itu, kenalilah kemampuan diri, sejauh mana bantuan yang bisa diberikan. 

Baca juga: Waspadai Kekerasan Dan Manipulasi Dalam Berpacaran

Tidak harus mengatakan "Yes"

Anda tidak harus mengatakan "yes" saat berada di sebuah forum. Memahami berkonflik tidaklah selalu menjadi hal yang buruk, loh. Mengutarakan pendapat yang berbeda dengan komunikasi yang sehat justru dapat meningkatkan hubungan.

Selain itu, cobalah untuk menahan diri agar tidak spontan menerima permintaan orang lain. Misalnya, ada orang yang minta dibantu pekerjaannya atau permintaan tolong lainnya, coba untuk tidak langsung mengiyakan. 

Belajar berkata tidak

Anda harus belajar untuk berkata tidak. Menolak hal yang tidak sesuai dengan perasaan maupun keinginan diri bukanlah berarti menjadi orang yang buruk ataupun menjatuhkan orang lain.

Oleh karena itu, Anda bisa belajarlah secara perlahan dan coba sampaikan pendapat yang kita inginkan dahulu dan baru setelah itu menolak. Namun, apabila cara tersebut masih belum efektif, Smita mengimbau untuk jangan ragu meminta bantuan pada tenaga ahli atau profesional untuk berkonsultasi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar