09 November 2021
14:24 WIB
Penulis: Chatelia Noer Cholby
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Setiap individu pastinya memiliki rasa untuk membantu orang lain saat mengalami kesulitan. Apalagi, tindakan yang dilakukan tersebut merupakan sesuatu hal positif. Namun, ada beberapa orang yang menjadi berlebihan memberikan pertolongan atau savior complex.
Dikutip dari Psychology Today, istilah savior complex ini merujuk pada kecenderungan seseorang untuk selalu menolong orang lain, tanpa berpikir kondisi diri sendiri. Istilah ini memang terdengar memiliki konotasi positif.
Akan tetapi, ternyata sikap yang seperti itu dapat memicu dampak negatif. Bahkan, orang lain bisa merasa terganggu dengan adanya savior complex. Apalagi, mereka menjadi cenderung untuk terus mencari orang yang membutuhkan bantuan.
Tentunya, tindakan seperti itu kerap mengganggu orang lain. Sebab, ada kemungkinan bahwa orang lain itu belum tentu butuh atau meminta bantuannya.
Lebih parahnya, savior complex akan memaksakan bantuan mereka. Hal tersebut pun membuat orang itu merasa sangat tidak nyaman.
Sementara itu, dilansir dari Healthline, individu yang mengalami savior complex ini kerap tertarik mendekati orang yang banyak masalah. Mereka pun merasa percaya diri bahwa ia mampu memengaruhi atau mengubah orang lain jadi lebih baik.
Bukan hanya itu, savior complex ini juga membuat individu selalu merasa perlu mencari solusi dari permasalahan orang lain. Kemudian, mereka pun kerap mengorbankan diri sendiri demi menolong orang lain. Ketika tak bisa menolong orang tersebut, mereka akan merasa sangat bersalah.
Sebenarnya, tidak salahnya saat kita menolong orang lain. Sebab, tindakan tersebut merupakan hal yang baik. Namun, bila dilakukan secara berlebihan, tentu menolong orang lain malah dapat merugikan. Hal ini karena membuatmu lelah, frustasi, dan mood jadi berantakan.
Oleh karena itu, sebaiknya kita mengatasi gejala-gejala savior complex ini dengan beberapa langkah. Tujuannya agar terhindar dari kondisi psikologis yang tak sehat tersebut.
Ingin tahu cara mengatasi savior complex? Yuk, simak informasinya di bawah ini!
Jadi Pendengar yang Baik
Bila orang lain mengalami kesulitan, biarkan dia bercerita dahulu. Sebagai pendengar yang baik, kita hanya cukup mendengarkan segala keluhan yang dihadapinya. Tidak perlu memberikan komentar atau solusi saat tidak diminta. Sebab, terkadang mereka hanya butuh tempat untuk bercerita.
Menawarkan Bantuan
Jika memang orang tersebut sudah selesai mengeluarkan keluh-kesahnya, kalian bisa menawarkan bantuan. Akan tetapi, bantuan ini sifatnya sukarela dan tidak memaksa.
Bila orang tersebut pun menolak, maka tidak apa-apa. Sebelum orang lain mengiyakan hal tersebut, kalian tidak memiliki hak untuk ikut campur. Jadi, tawarkan bantuan secukupnya dan bila perlu.
Menghormati Orang Lain
Meskipun, kalian sangat dekat dengan orang yang butuh bantuan. Namun, kalian tetap orang lain bagi dirinya. Sebab itu, kalian perlu menghormati langkah apapun yang diambil oleh orang tersebut. Dengan begitu, dapat memberikan ruang pada individu tersebut untuk menyelesaikan masalahnya.
Kendalikan Diri
Biasanya, rasa ingin membantu ini kerap muncul karena kalian gagal dalam menjalani hidup. Ketika melihat orang lain memiliki kasus yang sama, kalian tak mampu menahan diri untuk mencampuri urusan tersebut.
Oleh karena itu, kita perlu introspeksi diri dahulu agar bisa mencari tahu apa yang terjadi. Dengan cara begitu, kita mampu mengendalikan diri agar tidak terjadi savior complex.
Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa rasa savior complex berlebihan ini bisa jadi bumerang pada kondisi psikologis. Oleh sebab itu, kita hanya perlu membantu secukupnya dan semampunya agar kondisi fisik maupun psikologis tetap sehat.