c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

29 Agustus 2025

15:33 WIB

Lokasi Translokasi Badak Jawa Dijaga Ketat 24 Jam

Translokasi Badak Jawa lewat Operasi Merah Putih resmi dilakukan hari ini

Editor: Rikando Somba

<p>Lokasi Translokasi Badak Jawa Dijaga Ketat 24 Jam</p>
<p>Lokasi Translokasi Badak Jawa Dijaga Ketat 24 Jam</p>

Ilustrasi seekor badak yang berada di habitatnya. Envato/TravelSync27

JAKARTA - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memastikan area translokasi sepasang badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) di Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) berada dalam wilayah yang dilindungi dengan pengamanan ketat.  Lokasi baru ini di Kabupaten Pandeglang, diupayakan bersama Kemenhut dan Yayasan Badak Indonesia (YABI) dalam upaya membentuk populasi kedua dari satwa terancam punah tersebut. Sebagai pengaman lokasi, ada juga keikutsertaan anjing pelacak di sana.

"Letaknya di ujung itu ada tiga pos, paling tidak seperti di Ujung Kulon. Pengamanan tetap 24 jam per hari, 7 hari seminggu, 31 hari per bulan itu tetap. Jadi, ada pengamanannya di situ," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko usai peluncuran Operasi Merah Putih Translokasi Badak Jawa di Jakarta, Jumat (29/8).

Diinisiasi hari ini, Kemenhut resmi memulai proses translokasi sepasang individu badak Jawa dari habitat asli mereka di Semenanjung Ujung Kulon menuju JRSCA di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang.

Kedua lokasi itu masih berada dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) dan berjarak sekitar 14 kilometer dengan melintasi laut.

Sebelumnya, jajaran pemerintah daerah dan media lokal juga sudah dilibatkan untuk memastikan dukungan publik, baik dalam proses pemindahan maupun kegiatan konservasi di wilayah JRSCA.

Persiapan sudah dilakukan, tidak hanya keamanan, tapi juga dalam pengelolaan kegiatan konservasi, termasuk untuk persiapan sumber daya manusia dari ahli perawatan, medis dan pengembangbiakan.

Translokasi dilakukan untuk membentuk populasi kedua dari satwa tersebut. Setelah kajian ilmiah menunjukkan badak Jawa menghadapi risiko tinggi dengan keterbatasan daya dukung habitat, rendahnya keragaman genetik, serta tingkat perkawinan sedarah atau inbreeding mencapai 58,5%. Saat ini, proses masih berlangsung dalam upaya menggiring dua individu badak jantan dan betina yang akan dipindahkan. Transportasi untuk translokasi sudah diuji coba menggunakan alutsista milik TNI.

Berdasarkan Population Viability Analysis (PVA), spesies badak Jawa berpotensi punah dalam waktu kurang dari 50 tahun tanpa intervensi nyata karena faktor-faktor tersebut.

Setelah berhasil dipindah kedua individu badak itu dipantau intensif oleh para pakar dan dapat dilacak dengan menggunakan sistem pelacakan satelit. 

"Dalam translokasi badak Jawa karena menyangkut hewan langka yang menjadi concern tidak hanya di tingkat nasional, namun juga global, kami juga bersama-sama menyusun pedoman ethical assessment dengan melibatkan berbagai pihak, praktisi dan pakar, baik dari dalam maupun dari luar negeri," kata Satyawan Pudyatmoko dikutip dari Antara.

Baca jugaTranslokasi Badak Jawa, Upaya Jaga Dari Ancaman Kepunahan

                    Vonis MA Jadi Penegasan Sikap Terhadap Anti Perdagangan Ilegal Satwa

Menyelamatkan Populasi
Sementara, Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni menyebut upaya untuk menyelamatkan populasi badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) sebagai pertobatan ekologis setelah aktivitas manusia mempersempit ekosistem satwa terancam punah itu.

"Saya kira ini bagian dari pertobatan ekologis kita, karena ekosistem badak bagaimanapun semakin sempit, ruang gerak, home range semakin sempit, dan saya kira itu adalah tanggung jawab kita dengan alasan apapun, apakah itu perumahan, pembangunan, perkebunan," kata Menhut Raja Juli Antoni dalam acara Kick Off Operasi Merah Putih Translokasi Badak Jawa di Kantor Kemenhut, Jakarta, Jumat.

Dia menyoroti bahwa badak Jawa, yang masuk dalam kategori sangat kritis terancam punah dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), hanya tersisa populasi di wilayah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) di Banten.

Tidak hanya ruang jelajah yang semakin mengecil, populasi sudah sangat kecil yang tersisa 87-100 individu itu juga terancam dengan aksi perburuan ilegal oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Padahal, populasi badak Jawa yang ada di dunia hanya tersisa di wilayah semenanjung di TNUK. Populasi lain yang secara historis tersebar di daratan Asia dinyatakan punah.

Raja Juli di kesempatan itu  menyampaikan apresiasi atas kolaborasi bersama TNI dan Yayasan Badak Indonesia (YABI) untuk pelaksanaan translokasi badak Jawa yang rencananya dimulai pada Agustus 2025.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar