c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

31 Juli 2025

16:18 WIB

Kenali Gejala Keracunan Obat Batuk Pada Anak

Ahli toksikologi asal Selandia Baru, Leo Schep mengatakan bahwa paparan berbahaya dari zat tertentu pada obat batuk bisa picu berbagai maksalah kesehatan, termasuk masalah ginjal.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Kenali Gejala Keracunan Obat Batuk Pada Anak</p>
<p id="isPasted">Kenali Gejala Keracunan Obat Batuk Pada Anak</p>

Ilustrasi anak perempuan sedang menutup hidung saat bersin. Shutterstock/kornnphoto.

JAKARTA - Saat anak mengalami batuk, tentu orang tua akan berusaha memberikan obat batuk yang rasanya manis dan mudah diminum agar si kecil tidak menolak. Obat batuk anak umumnya diformulasikan dengan rasa madu, buah, atau permen untuk membuat pengalaman minum obat menjadi lebih menyenangkan.

Namun, penting bagi orang tua untuk tidak hanya memperhatikan rasa, tetapi juga keamanan dan kandungan produk yang diberikan. Pasalnya, beberapa waktu lalu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarik beberapa obat sirup yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol. Obat batuk sirup yang umum diberikan kepada anak-anak ini diduga menjadi pemicu penyakit gagal ginjal akut.

Melansir laman The New York Times, etilen glikol dan dietilen glikol adalah alkohol bening, tidak berwarna, dan kental seperti sirup yang biasa digunakan dalam cairan pendingin mesin (antifreeze) dan berbagai keperluan industri lainnya. Berbeda dengan jenis alkohol yang aman dikonsumsi manusia dalam jumlah tertentu, kedua zat ini justru sangat beracun bahkan dalam dosis kecil sekalipun dapat berakibat fatal.

Ketika tertelan, zat-zat ini bisa menimbulkan berbagai gejala, seperti sakit kepala, nyeri perut, muntah, diare, dan kesulitan buang air kecil. Dalam kasus yang lebih parah, zat tersebut dapat merusak organ vital seperti hati, ginjal, hingga sistem saraf pusat.

Menurut Leo Schep, seorang ahli toksikologi di Selandia Baru, penanganan medis utama bagi orang yang terpapar zat ini adalah dengan pemberian obat bernama fomepizole. Obat ini bekerja dengan cara mencegah tubuh memetabolisme zat beracun tersebut.

Namun, ia menekankan bahwa pengobatan harus diberikan sedini mungkin. Jika tidak segera ditangani, kondisinya bisa terus memburuk dengan cepat.

Baca juga: Sering Dianggap Sepele, Batuk Pilek Pada Anak Perlu Ditangani Tepat

Tahapan Gejala

Agar dapat lebih waspada terhadap bahaya keracunan kedua zat itu, penting untuk memahami tahapan-tahapan gejala setelah seseorang terpapar zat beracun ini. Pada tahap awal, yaitu dalam rentang waktu 0 hingga 12 jam setelah paparan, gejala yang muncul sering kali menyerupai keracunan alkohol.

Penderitanya dapat merasa mabuk, mual, muntah, sakit kepala, hingga disorientasi. Beberapa efek lainnya meliputi pusing, nyeri perut, dan rasa kantuk yang berlebihan.

Memasuki tahap kedua, sekitar 12 hingga 24 jam setelah paparan, tubuh mulai memetabolisme etilen glikol menjadi senyawa beracun seperti asam glikolat dan asam oksalat. Proses ini dapat menyebabkan asidosis metabolik, yakni peningkatan kadar keasaman dalam darah.

Gejala yang ditimbulkan antara lain napas menjadi cepat dan dangkal, tubuh terasa lemah, tekanan darah menurun, kebingungan, serta kejang. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memicu kerusakan otak yang serius.

Pada tahap ketiga, sekitar 24 hingga 72 jam setelah paparan, kristal asam oksalat mulai menumpuk di ginjal. Hal ini mengakibatkan kerusakan ginjal akut yang berpotensi menyebabkan gagal ginjal. 

Gejala yang muncul dapat berupa nyeri hebat di punggung bagian bawah, penurunan jumlah urin, serta kemungkinan munculnya darah dalam urin. Bila tidak segera mendapatkan penanganan medis, kondisi ini bisa berkembang menjadi gagal ginjal total dan bahkan mengancam nyawa.

Memahami tahapan ini sangat penting agar gejala keracunan dapat dikenali sejak dini, sehingga penanganan medis bisa diberikan sebelum komplikasi serius terjadi.

Baca juga: Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Anak Demam

Cara Menangani Batuk Anak di Rumah

Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah memberikan alternatif obat batuk yang aman dan diformulasikan khusus untuk anak adalah menerapkan beberapa cara alami. Pastikan anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup dalam suasana yang tenang dan nyaman.

Berikan cairan secara berkala, seperti air putih atau sup hangat, agar tubuhnya tetap terhidrasi dan tenggorokannya tidak kering. Hindari memberikan makanan atau minuman yang dapat memperparah batuk, seperti makanan berminyak, terlalu manis, atau dingin.

Jika memungkinkan, nyalakan humidifier di kamar anak untuk menjaga kelembapan udara, sehingga saluran pernapasannya tetap lembap dan lega. Pastikan tubuh anak tetap hangat dengan pakaian yang nyaman dan selimut tipis jika diperlukan.

Jauhkan anak dari paparan alergen seperti debu, asap rokok, atau bulu hewan, karena bisa memperburuk kondisi batuknya. Saat tidur, bantu anak menemukan posisi yang paling nyaman.

Mengganjal kepalanya dengan bantal yang sedikit lebih tinggi dapat membantu mengurangi frekuensi batuk di malam hari. Hindari posisi tidur telentang, terutama jika batuknya disertai dahak.

Dengan perhatian dan perawatan yang tepat, batuk ringan pada anak umumnya dapat membaik dalam beberapa hari. Namun, jika batuk terus berlanjut atau disertai gejala lain seperti demam tinggi, sesak napas, atau muntah, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih tepat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar