c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

30 Juli 2025

14:53 WIB

Sering Dianggap Sepele, Batuk Pilek Pada Anak Perlu Ditangani Tepat

Batuk pilek pada anak kerap dianggap ringan, tapi jika tidak segera ditangani dengan tepat dapat berkembang menjadi infeksi pernapasan yang lebih serius. 

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Sering Dianggap Sepele, Batuk Pilek Pada Anak Perlu Ditangani Tepat</p>
<p>Sering Dianggap Sepele, Batuk Pilek Pada Anak Perlu Ditangani Tepat</p>

Ilustrasi anak yang sedang istirahat karena mengalami sakit pilek. Freepik

JAKARTA - Batuk pilek merupakan kondisi yang sangat umum dialami anak-anak, terutama mereka yang sudah memasuki usia sekolah. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang mencakup batuk pilek pada anak usia 5–14 tahun mencapai 28,6%. 

Sementara itu, menurut National Library of Medicine, anak-anak bisa mengalami batuk pilek sebanyak 6 hingga 10 kali dalam setahun, dengan durasi rata-rata 1–2 minggu per episode. Artinya, seorang anak berisiko mengalami gejala batuk pilek hingga lebih dari 100 hari dalam setahun.

Kondisi ini tentu bukan hanya soal kesehatan fisik. Batuk pilek yang berulang dapat mengganggu kualitas tidur, menurunkan nafsu makan, dan membuat anak tidak nyaman saat beraktivitas di sekolah. 

Dalam jangka panjang, hal ini bisa berdampak pada proses belajar dan tumbuh kembang anak secara keseluruhan. Dokter Spesialis Anak, dr. Kanya Ayu Paramastri, menekankan pentingnya peran orang tua untuk tanggap dan peka terhadap gejala batuk pilek sejak dini.

"Batuk pilek yang tidak disertai demam memang sering dianggap ringan. Tapi jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, bisa berdampak pada aktivitas harian anak, seperti tidur, makan, hingga kehadiran di sekolah," ujar dr. Kanya saat peluncuran OB Combi anak batuk pilek di Jakarta, Selasa (29/7).

Ia menambahkan, dalam beberapa kasus, batuk pilek yang dibiarkan bisa berkembang menjadi infeksi saluran pernapasan lebih serius. Karena itu, orang tua perlu mengenali gejala lebih awal dan memberikan penanganan yang sesuai, termasuk dengan memberikan obat yang tepat berdasarkan gejala. 

"Dengan penanganan yang cepat, anak bisa pulih lebih cepat dan kembali aktif seperti biasa," tegasnya.

Baca juga: Asap Minyak Goreng Tingkatkan Risiko Kanker Pada Perempuan

Menjawab kebutuhan tersebut, Combiphar melalui merek andalannya OB Combi meluncurkan inovasi terbaru, yakni OB Combi Anak Batuk Pilek. Obat batuk ini bisa menjadi solusi khusus untuk meredakan gejala batuk pilek tanpa demam pada anak. 

Produk ini hadir dalam rasa stroberi yang disukai anak-anak, sehingga membuat momen minum obat lebih menyenangkan dan bebas drama.

"Rasa obat sering menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua ketika anak sedang sakit. Oleh karena itu, kehadiran varian terbaru ini diharapkan menjadi jawaban bagi para ibu yang membutuhkan solusi efektif untuk batuk pilek tanpa demam, yang sangat umum terjadi pada anak-anak," ujar Direktur Combiphar, Weitarsa Hendarto.  

Obat batuk ini diformulasikan secara khusus dengan kombinasi tiga bahan aktif, yaitu Pseudoephedrine HCl, Dextromethorphan HBr, dan Chlorphenamine Maleate, yang efektif meredakan gejala seperti batuk kering, hidung tersumbat, dan bersin

"Kami percaya bahwa menjaga kesehatan anak sejak dini adalah investasi penting untuk masa depan. Karena itu, kami terus berinovasi dan aktif mendorong gaya hidup sehat, demi mewujudkan generasi Indonesia yang lebih sehat," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar