16 Juli 2025
20:00 WIB
Enrique Corcuera Dan Kisah Terciptanya Padel
Berawal dari lapangan kecil yang dibuat di belakang rumah, permainan yang ditemukan Enrique Corcuera telah mendunia.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Rikando Somba, Novelia,
Enrique Corcuera, Pencipta Olahraga Padel. Padelmagazine/public/uk |
JAKARTA - Kurun dua tahun ke belakang, padel menjadi olahraga paling populer di Indonesia. Khususnya di Jakarta dan Bali, padel jadi hobi baru anak-anak muda perkotaan hingga kalangan selebritis.
Bukan hanya semakin banyak kalangan yang tertarik mencoba dan rutin memainkannya., kepopuleran padel juga mendorong munculnya banyak lapangan baru.
Jika meniti sejarah munculnya olahraga ini puluhan tahun lalu, padel tercipta karena keterbatasan ruang untuk membangun lapangan tenis. Adalah Enrique Corcuera yang disebut-sebut sebagai pencetusnya.
Tak banyak informasi yang mengungkap latar belakang siapa Enrique Corcuera sebenarnya. Ya, dia dikenal sebagai seorang pengusaha asal Meksiko yang hobi bermain tenis, dan akhirnya menjadi pencipta olahraga padel.
Dari banyak sumber, termasuk yang menjadi catatan resmi International Padel Federation, Enrique Corcuera merupakan penggemar tenis yang tidak memiliki cukup lahan untuk membangun lapangan di halaman belakang rumahnya, di Las Brisas, Puerto de Acapulco, Meksiko pada tahun 1969. Sampai-sampai, dia terpaksa membuat lapangan tenis dengan ukuran yang lebih kecil, 20x10 meter, dari ukuran seharusnya 23.77 meter x 8.23 meter untuk lapangan tenis single.
Dengan kondisi lapangan seadanya itu, Corcuera membangun dinding setinggi 3 meter di sekelilingnya. Awalnya, dinding itu dibangun agar bola tidak jauh keluar lapangan.
"Inilah lapangan padel pertama dalam sejarah," tulis International Padel Federation, di website resminya padelfip.com.
Dalam sebuah video yang diunggah di akun YouTube Padel Para Todos, Enrique Corcuera pernah menjelaskan, saat mendapati sebidang lahan berukuran 20x10 meter di rumahnya, terbesit untuk menjadikannya sebagai tempat permainan bola kecil atau semacamnya.
Kala itu dia teringat pernah bermain sebuah permainan dengan menggunakan dinding yang disebut tenis pal. Kemungkinan yang dimaksud Enrique itu adalah pelota Basque.
Pelota Basque merupakan olahraga asal Basque Spanyol yang dimainkan dengan cara memantulkan bola ke dinding menggunakan tangan, tongkat kayu, raket kayu atau alat yang disebut Chistera.
Sayangnya saat itu yang dimiliki Enrique hanya raket kayu. Maka, itulah yang dia gunakan untuk bermain di lapangan kecil barunya.
"Kami mengamatinya, berlatih dengan berbagai bola, berbagai metode, dan memutuskan bahwa yang tepat adalah bola tenis. Garis-garis itu juga termasuk menghitung perkiraan jarak dari dinding untuk melihat apakah servisnya bagus," kata Enrique.
Dalam sebuah wawancara dengan World Padel Tour, istri Enrique, Viviana Corcuera, membenarkan bahwa ide pembuatan lapangan itu lantaran keterbatasan lahan. Namun, keputusan untuk membuat dinding-dinding di sisi lapangan baru muncul setelahnya, ketika sang suami sering kehilangan bola yang keluar saat bermain.
"Ketika bermain dengan teman-temannya, ia terus kehilangan bola karena terhalang tanaman di sekitarnya. Untuk mengatasi masalah ini, ia memutuskan untuk membangun tembok setinggi 3 hingga 4 meter di sekeliling lapangan," terang Viviana.
Jika selama ini banyak orang menilai bahwa padel adalah olahraga gabungan antara tenis dengan squash, Viviana menyebut, sebenarnya ide awal Enrique adalah campuran antara pelota Basque dan tenis, dua olahraga yang sangat disukai.
Berawal dari Pabrik Gula
Diciptakannya padel oleh Enrique Corcuera pada tahun 1969 memang menjadi sesuatu yang tak terbantahkan kebenarannya. Namun tak banyak yang tahu kalau kisah terciptanya permainan ini ternyata lebih kompleks.
Hal itu dibeberkan oleh Enrique Corcuera Jr. (junior), anaknya, dalam podcast The Joy of Padel. Menurutnya, meski padel lahir berkat hadirnya lapangan itu, tapi proses penemuannya sudah dimulai sejak tahun 1950-an.
Tepatnya di kawasan perkebunan tebu milik Enrique, ia sudah mencoba bereksperimen di lapangan frontón (tempat bermain pelota Basque). Dari situlah eksperimen terus dilakukan, hingga dibuatlah lapangan kecil di halaman rumah mereka.
"Versi awal ini pada akhirnya berkembang menjadi apa yang sekarang kita kenal sebagai padel, tetapi setelah beberapa iterasi dan eksperimen yang menarik," kata Enrique Corcuera Jr.
Cerita Enrique Corcuera Jr. itu diamini Viviana Corcuer. Menurutnya, ide membuat olahraga seperti padel saat ini, muncul di pabrik gula milik mereka.
Pabrik tersebut terletak di Jalisco, Provinsi Guadalajara, Mexico. Mereka sering ke sana bukan hanya untuk mengurus pabrik, namun juga bermain pelota Basque, karena ada sebidang area yang bisa digunakan.
Saat itu, kisah Viviana, teman-teman Enrique berujar kalau pelota Basque adalah olahraga yang sulit dimainkan karena sisi dindingnya yang kasar. Dari situ, dia terinspirasi untuk membuat dinding di lapangan yang ada di rumah mereka.
"(Saat itu) Enrique bertanya kepada saya, apa pendapat saya tentang menambahkan dinding di sekeliling lapangan yang kami miliki dan menempatkan jaring (net) di tengahnya," kenang Viviana.
Kisah lain lahirnya lapangan padel juga diungkapkan pelopor padel profesional yang juga sahabat karib Enrique Corcuera, Enrique De La Torre. Menurutnya, ide penciptaan olahraga tersebut muncul karena kebiasaan tidur siang Enrique Corcuera.
Di Acapulco hampir tiap hari matahari bersinar terik, membuat Enrique biasa menghabiskan waktu sekitar pukul 15.00 hingga 17.00 untuk tidur siang. Tapi di rentang waktu itu juga, sang istri kerap memukul bola ke dinding.
Dari situlah, menurut Enrique De La Torre, sang sahabat memiliki ide untuk menambahkan dinding di setiap sisi dan net pada bagian tengahnya. Agar sang istri tidak sebatas memantulkan bola ke dinding saja.
Sebagai sahabat, tentu Enrique De La Torre menjadi orang yang kerap diundang untuk bermain di lapangan padel pertama di dunia itu.
"Membayangkannya saja masih membuat saya merinding. Lintasannya terbuat dari semen dan dicat dengan buruk, tetapi kami sangat bersenang-senang," kenangnya.
Yap, pada awalnya memang Enrique Corcuera menciptakan permainan ini sekadar untuk bersenang-senang bersama keluarga dan teman-temannya. Ia sama sekali tidak membayangkan kalau apa yang diciptakannya itu akan mendunia.
Baca juga: Hitung-hitung Untung Dari Bisnis Lapangan Padel
Asal-usul Nama Padel
Meski sudah populer, hingga kini masih banyak orang yang salah mengucapkan nama olahraga ini. Banyak yang membaca huruf "a" dengan lafalan "e", selayaknya di bahasa Inggris. Padahal olahraga ini berasal dari Meksiko yang menggunakan bahasa Spanyol. Sehingga huruf "a" pada padel, dibaca "a" atau "ah". Membuat penyebutan yang benar menjadi "pah-del".
Terlepas dari penyebutannya, nama olahraga ini tidak tercipta bersamaan dengan dibuatnya lapangan milik Enrique Corcuera. Bahkan saat itu, Enrique sama sekali tidak memberikan nama pada permainan yang diciptakannya.
Inisiatif justru datang dari temannya, Manuel Arango. Mulanya memilih nama "Rebotenis" karena lapangan tenisnya kecil dan bolanya bisa memantul ke dinding, sehingga terasa logis.
Kemudian terjadi diskusi dengan orang-orang asal Argentina yang sempat mencoba memainkan, mereka menyebut permainan baru ini dengan nama "Paddle" dengan huruf "d" ganda.
Dalam beberapa sumber, nama paddel diambil karena sebelumnya sudah ada permainan di Amerika Serikat yang disebut tenis dayung atau paddle tenis. Maka untuk membedakan, dibuatlah nama "Paddle Corcuera".
Nama itu kemudian berubah, diputuskan untuk menggunakan nama "padel" dengan satu huruf "d". Dan agar tidak membingungkan, nama Corcuera di bagian belakang juga dihapus, sehingga hanya disebut sebagai "padel".
Baca juga: Padel Jadi Olahraga Yang Tinggi Risiko Cedera Mata
Aturan yang Berubah-ubah
Meski awalnya hanya diciptakan untuk wadah bersenang-senang bersama keluarga dan teman-teman, tak lama setelahnya Viviana langsung membuat peraturan permainan ini. Misalnya mengenai ukuran lapangan, batas permainan dan lainnya.
Tetapi seperti yang diungkapkan sang anak, Corcuera Jr., dalam praktiknya sang Ayah kerap mengubah aturan sesuka hatinya. Tergantung lawan yang dihadapi.
"Seperti Henry VIII dengan tenis sungguhan, siapa yang akan berdebat dengan raja Padel?" kata Corcuera Jr.
Seiring populernya padel di awal tahun 70-an, beberapa tetangganya kemudian membuat lapangan serupa di rumah masing-masing, aturan permainan pun bisa berubah-ubah. Berbeda antara di satu rumah dengan rumah lainnya.
"Dengan sekitar sepuluh lapangan di Las Brisas, masing-masing memiliki keunikan dan aturan lokalnya sendiri. Beberapa di antaranya merupakan adaptasi praktis. Di satu rumah, memukul bola melewati dinding tertentu dilarang untuk melindungi taman mawar. Di rumah-rumah lain, kelangkaan bola tenis yang terjadi di Acapulco tahun 1970-an menyebabkan adanya aturan ketat harus menjaga bola tetap dalam (lapangan) permainan," terang Corcuera Jr.
Nallé Grinda yang merupakan anak mantan petenis Prancis, Jean-Noël Grinda, juga menceritakan fenomena tersebut. Di era tahun 70-an itu, Ayahnya mengenal Enrique Corcuera melalui sahabatnya Tony Murray yang memiliki rumah di Las Brisas.
Saat itu di Las Brisas banyak pemain tenis yang suka bermain padel bersama. Mereka biasa mengadakan pertandingan di rumah masing-masing. Uniknya, aturan, ukuran lapangannya juga berbeda-beda.
Panjang lapangan bervariasi antara 18 dan 20 meter. Setiap lapangan memiliki kekhasannya sendiri. Misalnya, ada yang menggunakan pembatas langsung dinding rumah mereka sendiri, bahkan material dinding yang digunakannya pun bisa berbeda-beda.
Bahkan di satu rumah ada yang lapangannya dipasangkan AC. Akhirnya, aturan permainan beradaptasi. Ketika mengenai AC, dua bola harus dikembalikan.
"Pada saat itu, semuanya fleksibel, termasuk material yang digunakan," kata Nallé Grinda.
Dari Pemain Tenis Sampai Bangsawan
Saking serunya permainan ini, wajar saja memancing banyak orang untuk menjajal permainan ini. Bukan hanya di daerah tempat tinggalnya, nama-nama besar dari dunia tenis saat itu tertarik mencoba bermain padel dan langsung jatuh hati.
Misalnya Mauro Santana, petenis asal Spanyol yang merupakan juara US Open dan Wimbledon di era 60-an.
"Saya ingat Manolo Santana datang pada tahun 1972 dan dia bisa begadang sampai jam satu pagi untuk bermain. Dia terpesona oleh olahraga ini dan mengatakan kepada kami bahwa dia belum pernah melihat sesuatu yang begitu menghibur seumur hidupnya," kenang Viviana.
Sosok terkenal lainnya yang sempat datang ke rumah keluarga Corcuera dan bermain padel, adalah bangsawan asal Spanyol yang juga merupakan pengusaha rekan Enrique, Alfonso de Hohenlohe.
Setiap bulan Desember, pria bergelar Pangeran datang ke rumah Enrique untuk bermain padel di sekitar awal tahun 70-an. Sampai kemudian ia tertarik untuk membangun lapangan padel sendiri di resort miliknya di Marbella, Spanyol pada tahun 1974.
"Ia jatuh cinta pada olahraga ini dan ketika ia pergi ke Spanyol, ke Klub Marbella yang terkenal, ia membangun dua lintasan pertama di sana. Lintasannya luar biasa dan suami sayalah yang meresmikannya," kata Viviana.
Dibangunnya lapangan di Marbella saat itu, menjadi awal kepopuleran padel di Eropa, sampai akhirnya Federasi Padel Internasional atau Federation of Padel (FIP) dibentuk pada tahun 1991.
"Awalnya ada dua federasi padel, satu di Argentina dan satu di Spanyol. Ayah saya dan temannya, Ignacio Soto Borja akhirnya menyatukan keduanya, dan mendirikan Federasi Padel Internasional," kata Corcuera Jr.
Setelah FIP didirikan, aturan baku pun dibuat. Misalnya mereka mulai mematenkan penggunaan kaca sebagai dinding, seperti yang ada saat ini. Sebab sebelumnya dinding yang digunakan umumnya terbuat dari batu atau beton.
Lantai yang sebelumnya dibuat dari semen pun, diatur agar menggunakan karpet, hingga rumput sintetis seperti saat ini. Begitupun sejumlah aturan permainan yang diubah agar padel semakin menarik.
"Tiga puluh tahun yang lalu, peralatan dan lapangannya sangat berbeda dari sekarang. Kami bermain dengan raket setebal 10 mm, lapangannya terbuat dari dinding keras yang dicat," kata Laurent Imbert, seorang pelopor padel dari Prancis.
Meski sejak awal dan hingga kini olahraga padel masih dikenal sebagai sebuah permainan yang menghibur, atau sebagai social sports. Sejak tahun 1990-an mulai banyak turnamen padel digelar.
Pada awal tahun 2000-an, Spanyol menjadi pusat padel dunia, dan para atlet terbaik Amerika Selatan datang untuk menetap di sana. Pada tahun 2005 turnamen Padel Pro Tour (PPT), sirkuit padel profesional pertama digelar, dan terus berlangsung hingga saat ini.
Dari satu lapangan kecil di sudut halaman rumah Enrique Corcuera, kemudian menjadi sekitar 10 lapangan ada di Las Brisas. Kini menurut data World Padel Report dari FIP, ada sekitar 60 ribu lapangan padel di seluruh dunia pada tahun 2024.
Jumlah tersebut bahkan diperkirakan akan bertambah hingga 85.000 lapangan padel pada tahun 2026, berdasarkan laporan Playtomic dan Monitor Deloitte dalam Global Padel Report 2023.