11 September 2025
17:49 WIB
Banjir Bali Disorot, Dikaitkan Isu Iklim Hingga Muncul Travel Warning
Banjir di Bali pada rabu (10/9) disorot dunia. Sejumlah media asing mengaitkan bencana alam ini dengan perubahan iklim, sementara Australia mengeluarkan travel warning bagi warga negaranya.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Andesta Herli Wijaya
Wisatawan mancanegara berjalan menerobos banjir yang menggenangi kawasan Kuta, Badung, Bali, Rabu (1 0/9/2025). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf.
JAKARTA - Banjir yang melanda sejumlah wilayah Bali melumpuhkan sebagian aktivitas warga hingga para turis. Banyak pelancong dari luar negeri harus dievakuasi karena terkepung banjir, sebagian lainnya lagi harus menunda rencana perjalanan akibat terputusnya akses jalan-jalan utama.
Bencana banjir kali ini menarik perhatian luas, sampai ke mancanegara. Sejumlah media asing memberitakan bencana banjir di Bali, sebagian menyoroti banjir sebagai dampak krisis iklim. Beberapa media perjalanan mengulas bagaimana rentannya destinasi wisata akan kejadian bencana, mendorong perlunya sistem mitigasi yang lebih siap menghadapi cuaca ekstrem.
Media Inggris The Sun melaporkan terjadinya "banjir dahsyat" di Bali yang dimulai pada Selasa (9/9) dini hari hingga Rabu. Mereka melaporkan "banjir telah melanda seluruh jalan sementara penduduk setempat yang panik mencoba menyeberangi air setinggi dada."
The Sun mengulas Bali sebagai destinasi favorit para backpacker Inggris sembari merujuk keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bali tentang cuaca ektrem akibat fenomena Gelombang Rossby.
Sementara itu, situs layanan perjalanan Travel and Leisure memperingatkan turis untuk berhati-hati jika tengah berada di Bali. Media ini menyoroti anomali musim yang terjadi di Indonesia belakangan ini, akibat dari perubahan iklim.
Baca juga: Sejumlah Negara Rilis Travel Warning Ke Indonesia, Australia Hingga AS
Senada, situs Travel and Tour World mengulas banjir di Bali dengan penekanan akan pentingnya manajemen mitigasi yang siap, mengingat perubahan iklim berkontribusi memperparah tingkat bencana yang terjadi, seperti di Bali dan juga amuk badai di Flores, Nusa Tenggara Timur yang terjadi dalam waktu berdekatan.
"Situasi di Bali dan Flores menjadi pengingat nyata akan keseimbangan yang rapuh antara keindahan alam dan kekuatan alam yang dapat mengubah destinasi wisata yang indah menjadi tempat yang penuh kekacauan dan kehancuran," tulis situs tersebut.
Selain sorotan tentang perubahan iklim dan perlunya penguatan sistem mitigasi dan evakuasi bencana, dunia internasional juga merespon bencana banjir Bali dengan mengeluarkan peringatan perjalanan alias travel warning bagi warga negaranya.
Baca juga: Bali Cultural Guidebook, Panduan Wisata Anti-Mainstream
Dalam hal ini adalah Australia, yang dengan cepat memperbarui panduan perjalanan bagi wisatawan Australia di Indonesia, khususnya Bali. Pemerintah Australia mengingatkan para warga negaranya untuk terus berhati-hati seiring meningkatnya fenomena cuaca ekstrem di indonesia.
"Hujan deras dapat menyebabkan banjir besar di daerah perkotaan, termasuk di Bali dan wilayah Jabodetabek, yang menyebabkan gangguan pada transportasi. Pantau media lokal untuk mendapatkan informasi terbaru. Berjalan kaki dan berkendara di daerah banjir bisa berbahaya," bunyi peringatan di situs Smart Traveller milik pemerintah Australia.
Banjir merendam sejumlah wilayah Bali, termasuk Denpasar, Gianyar, Tabanan hingga Klungkung. Di Denpasar, air sungai meluap dan menjebol pembatas, membelah pusat kota tersebut pada Rabu (10/9). Rumah-rumah warga terendam air dengan ketinggian bervariasi, sementara belasan orang dilaporkan meninggal dunia.