03 Desember 2024
08:22 WIB
Zulhas Pastikan Harga dan Stok Pangan Aman Jelang Akhir Tahun
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan memastikan harga dan stok pangan aman, didukung cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog saat ini yang hampir mencapai 2 juta ton.
Penulis: Al Farizi Ahmad
Editor: Fin Harini
Pekerja mengangkut karung beras di Margaluyu, Kasemen, Kota Serang, Banten, Rabu (13/11/2024). AntaraFoto/Putra M. Akbar
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan memastikan stok dan harga pangan jelang masa libur akhir tahun dalam kondisi aman terkendali.
Kondisi ini merujuk pada stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog saat ini yang hampir mencapai 2 juta ton.
"Stok Bulog hampir 2 juta, jadi harga Nataru aman, terkendali, jangan khawatir stok cukup. Beras ada hampir 2 juta ton di Bulog, total 8 juta ton lebih yang beredar di masyarakat," ujar pria yang karib dispa Zulhas ini di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/12).
Untuk operasi pasar, jelas Zulhas, baru akan digelar pada Januari 2025 karena akan ada program penyaluran bantuan pangan.
Baca Juga: Naik 1,2 Kali Lipat, RI Makin Jago Impor Beras Januari-Agustus 2024
Di sisi lain, ia mengungkapkan pemerintah menargetkan pada tahun 2025 tidak akan ada lagi keputusan impor beras.
Dia memprediksi stok dan produksi beras dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan nasional.
"Andai kata ada impor beras, yang belum (selesai) sekarang itu yang dilanjutkan," ujar Ketua Umum PAN itu.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto meyakini Indonesia tak lagi impor beras pada 2025. Keyakinan ia dasarkan pada cadangan beras yang melimpah.
Prabowo juga meyakini Indonesia tidak akan lagi melakukan impor bahan pangan lainnya, di waktu-waktu mendatang seiring menguatnya sektor pangan nasional.
"Beras yang ada di gudang kita, saya kira mendekati 2 juta ton. Sangat besar kemungkinan dan keyakinan saya tahun 2025, kita tidak akan impor beras lagi," kata Prabowo di sidang kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/12).
Menurutnya, pencapaian tersebut terjadi lantaran kerja keras dari berbagai kementerian/lembaga terkait termasuk peran Presiden Ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
"Musim kering, tapi kita mampu mengatasi, mampu menghadapi di tengah suasana geopolitik yang tidak ringan. Masalah geopolitik berpengaruh dengan masalah pangan," ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan jika terjadi suatu ketegangan dan krisis, negara-negara biasanya akan menghentikan ekspornya.
"Ini fenomena yang sudah terjadi berkali-kali. Karena itu, terima kasih alhamdulillah kita sekarang berada dalam posisi yang semakin kuat," tandasnya.
Baca Juga: Menarget Ulang Swasembada Pangan
Prabowo mengklaim, masyarakat sudah merasakan banyak komitmen positif dari pemerintah yang selalu berpihak kepada rakyat dan kepentingan nasional. Untuk itu, Prabowo menekankan, terus melanjutkan dan memperbaiki kebijakan yang sudah berjalan.
"Kita melanjutkan dasar-dasar yang sudah diletakkan oleh Presiden sebelumnya. Tapi kita bertekad untuk terus memperbaiki semua kebijakan, memperbaiki sistem yang perlu diperbaiki," ujar Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Presiden Prabowo memajukan target swasembada pangan dari 2028 menjadi 2027. Upaya mencapai target itu kian berat. Namun, swasembada pangan nasional tidak boleh ditawar-tawar lagi.
Pekan lalu, Zulhas menyatakan, pemerintah akan mengejar dahulu swasembada beras dan jagung pakan pada 2027. Target swasembada kedua komoditas tersebut paling memungkinkan untuk dicapai lantaran program-programnya sudah ada dan mulai digarap sejak akhir 2023.