17 September 2024
17:46 WIB
Naik 1,2 Kali Lipat, RI Makin Jago Impor Beras Januari-Agustus 2024
Selain beras, impor tepung gandum dan meslin terpantau naik signifikan, diikuti komoditas gandum dan meslin serta gula.
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
Buruh pelabuhan membongkar beras impor dari kapal kargo berbendera Vietnam di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (11/10/2023). Antara Foto/Ampelsa
JAKARTA - Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan, impor beras RI selama Januari-Agustus 2024 sudah naik 1,2 kali lipat, tepatnya 121,34% (ctc). Pada periode ini, Indonesia mengimpor beras dari dunia senilai US$1,91 miliar, naik ketimbang periode sama di 2023 yang mencapai US$863,62 juta.
“Jadi komoditas pangan… (seperti) beras itu mengalami kenaikan secara kumulatif… sementara untuk beras naik 121,34% (ctc),” paparnya menjawab pertanyaan wartawan usai BRS Perkembangan Ekspor-Impor Indonesia Agustus 2024, Jakarta, Selasa (17/9).
Jika ditilik secara volume, Pudji mengungkapkan, Indonesia sudah mengimpor beras sebanyak 3,05 juta ton pada periode delapan bulan pertama tahun ini. Setidaknya, aliran impor beras ini berkontribusi sebanyak 1,50% terhadap impor nonmigas RI.
“Negara asal impor beras tertinggi adalah Thailand sebesar 1,13 juta ton atau US$734,78 juta; Vietnam 0,87 juta ton atau US$542,86 juta; dan Pakistan 0,46 juta ton atau US$290,56 juta,” katanya dalam paparan.
Baca Juga: Stop Impor Beras Jadi Target Pertanian di Kepemimpinan Prabowo
Kemudian, dia juga menyampaikan, impor tepung gandum dan meslin naik 48,79% secara kumulatif (ctc) selama Januari-Agustus 2024. Impor komoditas ini menyentuh US$18,88 juta pada delapan bulan pertama, atau naik ketimbang periode sama di 2023 yang hanya berkisar US$12,69 juta.
Impor tepung gandum dan meslin paling besar berasal dari Vietnam senilai US$981.866 atau setara 2.332,12 ton; Singapura senilai US$229.083 atau setara 273,1 ton; dan Jepang senilai US$222.508 atau setara 280,32 ton.
“(Impor) tepung gandum dan meslin naik 48,79% (ctc),” ujarnya.
Selanjutnya, impor gandum dan meslin naik selama Januari-Agustus 2024 menjadi sebesar 8,44 juta ton. Impor komoditas ini menyentuh US$2,56 miliar pada delapan bulan pertama, atau naik 3,84% (ctc) ketimbang periode sama di 2023 yang hanya berkisar US$2,46 miliar.
Impor gandum dan meslin paling besar berasal dari Australia senilai 2,27 juta ton atau US$707,39 juta; Kanada sebesar 1,82 juta ton atau US$639,71 juta; dan Argentina sebesar 1,32 juta ton atau US$373,56 juta.
“(Impor) gandum dan meslin ini naik 3,84% (ctc)… dengan andilnya sebesar 2,01% dari total impor nonmigas di Indonesia dan negara asal impor terbesar komoditas ini adalah Australia,” jelasnya.
Kemudian, Indonesia dilaporkan juga mengimpor gula sebanyak 3,38 juta ton selama Januari-Agustus 2024. Secara nilai, Indonesia butuh membayar impor gula ini senilai US$1,99 miliar atau naik 5,53% (ctc), lebih besar dibandingkan periode Januari-Agustus 2024 yang sebesar US$1,89 miliar.
Baca Juga: Bapanas Targetkan Cadangan Beras Capai 2 Juta Ton Di Akhir Tahun
Negara utama impor gula Indonesia berasal dari Brasil sebanyak 1,96 juta ton atau US$1,15 miliar; Thailand 0,89 juta ton atau US$533,78 juta; dan Australia 0,42 juta ton atau US$241,31 juta.
“Total impor gula selama Januari hingga Agustus 2024 mencapai 3,38 juta ton atau senilai US$1,99 miliar, dan andilnya sekitar 1,56% dari total impor non migas Indonesia,” ucapnya.
Paparannya mengungkap, impor gandum dan meslin, gula, serta beras sepanjang Januari-Agustus 2024 telah menyumbang sekitar 5,07% terhadap total impor nonmigas Indonesia.
Spesifik, nilai impor barang konsumsi turun 4,58% (mtm), dari US$2,07 miliar menjadi US$1,97 miliar. Sementara selama Januari–Agustus 2024, nilai impor barang konsumsi naik 3,43% (ctc), dari US$14 miliar menjadi US$14,48 miliar. Adapun, impor kumulatif barang konsumsi berkontribusi 9,53% terhadap impor Indonesia.