08 Juli 2025
15:10 WIB
Waspada! Utang Paylater Warga RI Di Bank Mei 2025 Capai Rp21,89 Triliun
Utang masyarakat Indonesia dalam skema paylater perbankan per Mei 2025 sudah mencapai Rp21,89 triliun. Jumlah utang ini naik sekitar Rp540 miliar dari bulan sebelumnya.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
Fitur Livin’ Paylater dalam aplikasi aplikasi Livin’ by Mandiri. Antara/HO-Bank Mandiri
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, utang masyarakat Indonesia dalam skema Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater perbankan per Mei 2025 sudah mencapai Rp21,89 triliun. Jumlah utang ini terhitung naik sekitar Rp540 miliar dari bulan sebelumnya yang berada di level Rp21,35 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, porsi kredit BNPL perbankan tercatat sebesar 0,27% dari total kredit perbankan nasional.
"Untuk porsi kredit Buy Now Pay Later (BNPL) perbankan tercatat sejumlah 0,27% dari total kredit, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan," jelas Dian dalam konferensi pers RDKB Juni 2025 di Jakarta, Selasa (8/7).
Baca Juga: Per April 2025, Utang Paylater Perbankan Warga RI Capai Rp21,35 T
Pertumbuhan kredit paylater perbankan Mei 2025 masih terhitung cukup tinggi. OJK mencatat, baki debit kredit BNPL Mei 2025 tumbuh sebesar 25,41% (yoy), dari sebelumnya sebesar 26,59% (yoy).
"Per bulan Mei yang lalu, baki debit kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK tumbuh sebesar 25,41% (yoy) menjadi Rp21,89 triliun," imbuhnya.
Senada dengan hal itu, Dian menyebutkan, jumlah rekening paylater perbankan pada Mei 2025 juga mencatatkan kenaikan menjadi sebanyak 24,79 juta pengguna.
"Dengan jumlah rekening (paylater perbankan) mencapai 24,79 juta," tutur dia.
Baca Juga: Risiko Stres Finansial Dari Ketergantungan Pada Paylater
Sebelumnya, OJK menyebut, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada Mei 2025 masih belum melanjutkan pertumbuhan double digit.
Pasalnya, kredit perbankan April 2025 tercatat hanya tumbuh sebesar 8,43% (yoy) menjadi Rp7.997,63 triliun. Padahal, pada bulan sebelumnya, kredit perbankan masih tumbuh sebesar 8,88% (yoy) atau Rp7.960 triliun.
"Kinerja intermediasi perbankan stabil dengan profil risiko yang tetap terjaga. Pada bulan Mei 2025, kredit tumbuh 8,43% (yoy) menjadi sebesar Rp7.997,63 triliun," ujar Dian.
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit perbankan untuk investasi tumbuh tertinggi sebesar 13,74%. Kemudian, diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 8,82%. Sedangkan, kredit modal kerja tumbuh sebesar 4,94% (yoy).
"Ditinjau dari kepemilikan, kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri tumbuh paling tinggi, yaitu sebesar 11,61% (yoy)," ungkapnya.