c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

04 Agustus 2025

20:33 WIB

Wamenperin Ungkap Keunggulan Digitalisasi Tempat Penerimaan Susu

Program digitalisasi tempat penerimaan susu terbukti meningkatkan kualitas bahan baku susu segar, serta berperan membangun sistem pengelolaan data yang transparan dan akurat.

Penulis: Al Farizi Ahmad

<p id="isPasted">Wamenperin Ungkap Keunggulan Digitalisasi Tempat Penerimaan Susu</p>
<p id="isPasted">Wamenperin Ungkap Keunggulan Digitalisasi Tempat Penerimaan Susu</p>

Pekerja membawa susu usai memerah dari seekor sapi di J'rami Farm, Tanah Sereal, Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/2/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan

JAKARTA - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza mengklaim program digitalisasi tempat penerimaan susu terbukti meningkatkan kualitas bahan susu segar di sejumlah wilayah Indonesia.

Menurut dia, program tersebut dijalankan mengingat industri pengolahan susu masih menghadapi tantangan dalam pemenuhan bahan baku susu segar.

"Program ini terbukti meningkatkan kualitas bahan baku susu segar, serta berperan membangun sistem pengelolaan data yang transparan dan akurat, sehingga menekan potensi kerugian sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak," kata Faisol dilansir dari Antara pada Senin (4/8).

Kata dia, program digitalisasi sudah dijalankan sejak tahun 2022 dengan melibatkan sembilan koperasi, yang beranggotakan sekitar 25.000 orang peternak, dan mencatat produksi 680 ton per hari susu yang berkualitas baik.

Baca Juga: Wamentan Sebut Impor Sapi Sudah Capai 27 Ribu Ekor

Dari sisi ekspor, lanjut Faisol, kinerja industri pengolahan susu nasional menunjukkan tren pertumbuhan positif yang mencapai US$233,5 juta pada tahun 2024.

Sebelumnya diberitakan, Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian Kemenko Pangan Widiastuti menyatakan, pemerintah terus mendorong tingkat konsumsi susu masyarakat terus naik. Pemerintah menargetkan, konsumsi susu masyarakat naik menjadi 20,1 kg/kapita/tahun mulai tahun ini.

Adapun penetapan target tersebut, menurut Widiastuti telah sesuai dengan realitas saat ini, mengingat produksi susu dalam negeri baru bisa terpenuhi dari sapi lokal sebanyak 20%.

Baca Juga: Sambut Baik Hapus Kuota Impor Sapi, Peternak Optimis Genjot Produksi Susu

"Kita harus menargetkan bertahap dan harus sesuai realitas. Dari tahun sebelumnya kita mencanangkan untuk gerakan konsumsi minum susu pun belum bisa memenuhi, jadi ya kita memang sesuai realita," ujar Widiastuti saat ditemui di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (13/6).

BPS mendata, konsumsi susu per kapita Indonesia pada 2021 baru mencapai 16,27 kg/kapita/tahun. Jumlah tersebut masih tertinggal jauh dari batas minimal konsumsi yang ditetapkan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), yakni 30 kg/kapita/tahun.

Widiastuti menambahkan, hingga saat ini, populasi sapi produktif di Indonesia, baik perah maupun pedaging atau bakalan baru sekitar 540.600 ekor. Dari jumlah tersebut, hasil susu yang diproduksi baru bisa memenuhi 20% dari total kebutuhan tahunan nasional.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar