04 Agustus 2025
08:00 WIB
Wamentan Sebut Impor Sapi Sudah Capai 27 Ribu Ekor
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan target nasional 100.000 ekor sapi perah hingga akhir 2025.
Penulis: Fin Harini
Wamentan Sudaryono saat berkunjung di Farm Tegalsari di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, yang dikelola BBPTU-HPT Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (3/8/2025) sore. ANTARA/Sumarwoto
BANYUMAS - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan data Kementerian Pertanian menunjukkan hingga saat ini sudah masuk sekitar 27.000 ekor dari target nasional 100.000 ekor sapi perah hingga akhir 2025.
Penguatan populasi sapi tersebut bukan dilakukan oleh pemerintah, tetapi melalui partisipasi aktif pihak swasta.
"Impor sapi perah bukan oleh pemerintah, tapi kita mendorong swasta mendatangkan sapi hidup ke Indonesia," kata Wamentan saat kunjungan kerja ke Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu sore (3/8), dikutip dari Antara.
Wamentan menegaskan pentingnya sinergi semua pihak untuk memperkuat populasi sapi, produksi susu, dan distribusinya secara berkelanjutan.
Ia menjabarkan, penguatan pembibitan ternak unggul dan hilirisasi produksi susu nasional diperlukan untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Kita ingin memperkuat ekosistem pembibitan dari hulu ke hilir, termasuk menjamin ketersediaan pakan berkualitas yang menjadi fondasi utama produktivitas peternakan," ujarnya.
Menurut dia, pembibitan sapi dan kambing perah berkualitas tinggi menjadi kunci peningkatan produksi susu, sehingga jika ternak dipelihara sesuai standar operasional, hasil susu meningkat dan peternak bisa memperoleh keuntungan lebih besar.
Baca Juga: Kementan: 25.097 Sapi Indukan Masuk RI Untuk Genjot Produksi Susu-Daging
Sudaryono menilai peluang pasar susu nasional saat ini sangat besar, terutama melalui program MBG yang akan menyasar anak-anak sekolah serta ibu hamil dan menyusui.
"Harapannya, kebutuhan susu MBG ini bisa disuplai oleh peternak lokal melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dengan begitu, ekonomi masyarakat desa ikut tumbuh," katanya lagi.
Wamentan mengaku sudah bertemu sejumlah pihak termasuk Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Cilacap untuk menyerap produksi susu harian BBPTU-HPT Baturraden yang mencapai 7.000 liter per hari guna memenuhi kebutuhan program MBG.
Terkait dengan masalah harga, dia mengatakan, hal itu bisa diantisipasi melalui inovasi pengemasan yang lebih efisien agar harga jual susu tetap terjangkau.
"Kalau pakai botol itu mahal, mungkin bisa pakai bantal plastik. Yang penting anak-anak kita minum susu, itu yang paling utama," katanya menegaskan.
Dia juga menyaksikan penandatanganan kerja sama antara BBPTU-HPT dan pelaku usaha swasta dalam pengembangan sektor perbibitan serta produksi susu.
Selain BBPTU-HPT Baturraden, Wamentan juga meninjau dua farm pengembangan peternakan di Banyumas, yaitu Farm Manggala di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, dan Farm Tegalsari di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden.
Suplai SPPG
Dalam kesempatan terpisah, Kepala BBPTU-HPT Baturraden Dani Kusworo mengatakan saat ini balai tersebut memproduksi 7.000 liter susu per hari, sekitar 5.500 liter di antaranya didistribusikan ke masyarakat melalui koperasi dan industri pengolahan susu, termasuk beberapa produsen besar.
"Alhamdulillah, kami sekarang juga sudah bekerja sama dengan tiga SPPG untuk program Makan Bergizi Gratis. Setiap minggunya, kami melakukan dua kali pengiriman, masing-masing 3.500 botol," katanya pula.
Ia mengatakan potensi produksi susu BBPTU-HPT sebenarnya jauh lebih besar karena jika dikonversikan, 1 liter susu dapat diolah menjadi delapan botol.
Artinya dengan kapasitas produksi saat ini, kata dia lagi, BBPTU-HPT Baturraden mampu menghasilkan hingga 40.000 botol susu per hari.
“Itu berarti bisa memenuhi kebutuhan 12 hingga 15 SPPG setiap hari," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan BPPTU-HPT Baturraden menargetkan peningkatan hasil produksi susu yang saat ini rata-rata 12-15 liter per sapi perah per hari.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Konsumsi Susu Per Kapita Naik Jadi 20,1 Kg/Tahun
Dalam hal ini, pihaknya telah mencoba teknologi pakan hijauan seperti silase dan mineral blok yang diproduksi sendiri.
"Di awal tahun 2025, produksi kami baru 9-10 liter, dan sekarang sudah bisa mencapai 12-15 liter per ekor per hari," katanya.
Dengan peningkatan tersebut, pihaknya menargetkan produksi per ekor bisa mencapai 20 liter per hari.
Jika target itu tercapai dari 450 ekor sapi perah yang dimiliki BPPTU-HPT Baturraden, kata dia pula, produksi harian bisa mencapai 10.000-12.000 liter pada tahun 2026.
"Dengan produksi 10.000 sampai 12.000 liter per hari, insya Allah kita bisa mengcover 20 SPPG di Banyumas," kata Dani.
Selain peningkatan produksi, BPPTU-HPT Baturraden juga akan menambah populasi sapi melalui kerja sama dengan PT Suri Nusantara untuk mengimpor 1.000 ekor sapi dari tahun 2025 hingga 2029.
Pada tahap awal, sebanyak 250 ekor sapi akan masuk pada tahun 2025 dan sisanya bakal ditempatkan di kandang baru seluas 50 hektare yang akan dibangun oleh perusahaan importir tersebut di daerah Manggala.