12 Juni 2025
08:38 WIB
Wamenhub Ungkap Ada Investor Tertarik Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
Pemerintah masih fokus pada kajian kelayakan sebagai dasar perhitungan investasi dan rencana konstruksi kereta cepat menuju Semarang atau Surabaya.
Editor: Fin Harini
Kereta Cepat Whoosh tiba di Stasiun Kereta Cepat, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (22/11/2024). AntaraFoto/Muhammad Adimaja
JAKARTA - Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana menyebutkan ada sejumlah perusahaan tertarik melanjutkan proyek kereta cepat Jakarta menuju Semarang atau Surabaya untuk memperluas jaringan transportasi modern.
"Berapa perusahaan itu tertarik untuk melanjutkan programnya, termasuk yang Woosh ini ya," kata Suntana ditemui di sela acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta, Rabu (11/6), dilansir dari Antara.
Kendati demikian, Suntana tidak menyebutkan secara perinci soal perusahaan tersebut yang tertarik untuk berinvestasi di perluasan kereta cepat tersebut.
Wamenhub menjelaskan pengembangan proyek lanjutan dari kereta cepat Woosh tengah mempertimbangkan dua opsi jalur yang memungkinkan, yaitu jalur selatan maupun jalur utara Pulau Jawa.
Baca Juga: Lebih 80 Ribu WNA Gunakan Whoosh Dalam Tiga Bulan
Pemilihan jalur kereta cepat Jakarta ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, kata dia, perlu melalui kajian matang agar bisa memberikan efisiensi waktu dan manfaat maksimal bagi mobilitas penumpang dan logistik nasional.
Menurut dia, salah satu tujuan utama dari rencana pembangunan itu adalah memberikan kemudahan masyarakat dalam melakukan mobilisasi orang maupun barang secara cepat, aman, dan efisien antardaerah.
"Akan tetapi, semuanya kami lakukan untuk lebih memberikan kemudahan masyarakat dalam mobilisasi orang dan barang," ujarnya.
Dikatakan pula bahwa proyek kereta cepat akan terus dilaksanakan meskipun tahapan saat ini masih dalam proses studi dan pematangan teknis terhadap sejumlah aspek penting.
Suntana mengungkapkan bahwa Pemerintah memiliki target penyelesaian proyek ini. Namun, saat ini masih fokus pada kajian kelayakan sebagai dasar perhitungan investasi dan rencana konstruksi.
"Pasti kami bikin targetnya, tetapi secara hitung kita sedang sudi kelayakannya," kata Suntana.
Diketahui bahwa saat menjadi pembicara dalam ajang tersebut Wamenhub mengajak partisipasi swasta untuk membangun sistem transportasi hijau nasional demi mengurangi emisi karbon dan mewujudkan infrastruktur ramah lingkungan yang berkelanjutan di Indonesia.
"Jadi, swasta diundang oleh kami (Kementerian Perhubungan) untuk bisa bersama-sama berkolaborasi membangun sarana transportasi yang ada di Indonesia," kata Suntana.
Baca Juga: Kisah Persaingan Kereta Cepat Di Dunia
Ia menekankan pentingnya keberlanjutan transportasi dengan pendekatan ramah lingkungan yang mengurangi emisi karbon, menjaga ekosistem, dan memberikan warisan transportasi hijau bagi generasi mendatang di seluruh Indonesia.
Akan tetapi, dia menyadari keterbatasan fiskal pemerintah untuk membiayai seluruh proyek transportasi sehingga pendekatan kolaborasi dengan swasta menjadi solusi utama dalam percepatan pembangunan infrastruktur transportasi nasional.
"APBN kita, negara kita masih belum cukup untuk membiayai semua. Menghadapi itu, Pemerintah bekerja sama dengan sektor swasta, yang kita sebut kalau istilahnya KBPU (kerja sama pemerintah dan badan usaha)," ujarnya.