c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

29 April 2024

16:40 WIB

Vietnam Sukses Budi Daya Lobster, Menteri KP: Benihnya 100% Dari RI

Vietnam impor benih lobster dari RI ketika pemerintah menutup keran ekspor BBL

Penulis: Yoseph Krishna

<p>Vietnam Sukses Budi Daya Lobster, Menteri KP: Benihnya 100% Dari RI</p>
<p>Vietnam Sukses Budi Daya Lobster, Menteri KP: Benihnya 100% Dari RI</p>

Pekerja menunjukkan lobster saat proses penyortiran di salah satu tempat penampungan lobster Desa Lhok Bubon, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/12/2021). ANTARAFOTO/Syifa Yulinnas

JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengakui Vietnam berhasil memrogramkan budi daya lobster. Dia menyebut benih lobster yang digunakan berstatus ilegal dari Indonesia. 

Pasalnya, Indonesia sejak beberapa tahun lalu telah menutup keran ekspor benih bening lobster (BBL). Tapi ketika berkunjung ke Vietnam, Trenggono mendapati benih lobster yang digunakan untuk budi daya berasal dari Indonesia.

"Kita tanyakan beli di mana, mereka bilang dari Malaysia dan Singapura. Padahal, mereka (Malaysia dan Singapura) tidak ada BBL. Kita lihat packaging-nya, ini 100% asli Indonesia ya," ucapnya dalam konferensi pers, Senin (29/4).

Trenggono pun sempat kesulitan menemui Menteri Perikanan Vietnam guna mendiskusikan hal tersebut. Dia mengatakan Vietnam tetap melakukan ilegal fishing jika membudidayakan lobster dengan benih dari Indonesia yang notabene kala itu melarang ekspor benih lobster.

"Ilegal fishing bukan hanya nangkepin ikan, mereka bawa kapal ikan masuk, dan sebagainya. Tetapi, termasuk juga membeli produk ilegal ini ilegal fishing," kata Trenggono.

Baca Juga: Kerja Sama Budidaya Lobster RI-Vietnam Diminta Dikaji Ulang

Meski begitu, Pemerintah Vietnam pada akhirnya mau menemui Menteri Trenggono karena hasil budi daya lobster oleh Negeri Naga Biru menimbulkan kericuhan di dunia internasional.

Misalnya, China sebagai pembeli lobster dari Vietnam, langsung mempertanyakan genetik dari lobster tersebut. Alhasil, Vietnam tidak bisa menjawab pertanyaan itu karena benihnya dibeli secara ilegal dari Indonesia.

"China sebagai pembeli pertama lobster Vietnam mulai pertanyakan genetiknya dari mana. Nah loh, tidak bisa jawab mereka (Vietnam). Ratusan ribu itu dari berbagai macam provinsi di Indonesia," jelas dia.

Dia juga mengakui pemerintah tak bisa seinstan itu menutup keran ekspor BBL. Diceritakannya kala awal menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, sederet aturan sudah diterbitkan untuk melarang ekspor benih lobster. Sayangnya, masih banyak pelanggaran di luar jangkauan pemerintah.

"Dua tahun kita riset, yang terjadi kita tidak bisa menutup ekspor BBL. Ada 1-2 kali penangkapan, tapi yang lolosnya lebih banyak. Kalau kita tutup, Vietnam pasti berhenti total (budi daya)," jabarnya.

Ekosistem Telah Terbentuk
Namun demikian, Trenggono tak tutup mata atas keberhasilan Vietnam membentuk ekosistem budi daya lobster. Saking suksesnya, sistem budi daya di sana sudah terintegrasi mulai dari budi daya pakan, produksi keramba, dan lain sebagainya.

Sedangkan di Indonesia, masih banyak pekerjaan rumah dalam hal budi daya lobster. Jangankan budi daya pakan, keramba saja hanya berasal dari satu sumber yakni PT Aquatech Indonesia.

Baca Juga: Lima Perusahaan Vietnam Siap Garap Budidaya Lobster Di RI

Lalu untuk pakan, para pembudi daya lobster biasanya harus melaut terlebih dahulu guna mencari ikan runcah sebagai makanan lobster

"Jadi istri-istri mereka menunggu keramba, suami ke laut mencari ikan runcah untuk pakan lobster. Sedangkan di Vietnam sudah ada yang suplai pakan," papar Trenggono

Kolaborasi RI-Vietnam
Dari sederet realitas itu, Trenggono menyebut hanya ada satu solusi, yakni sinergi antara Indonesia dan Vietnam.

Pemerintah Vietnam setelah mendapat banyak pertanyaan soal genetika lobster yang dihasilkan pun kini mulai terbuka untuk menjalin kerja sama antarnegara (government-to-government) dengan Indonesia.

"Ini buat saya yang paling penting saya bayangkan 5-10 tahun yang akan datang Indonesia punya kekuatan yang setara bahkan bisa lebih karena kita punya kekuatan sektor pemijahan secara alami," ungkap dia.

Lewat kerja sama itu, dirinya menyebut Indonesia bakal memasok benih lobster untuk budi daya di Vietnam dengan beberapa catatan. Tapi, setidaknya 50% dari benih lobster ia sebut harus dikembangkan di dalam negeri.

"Bayangkan 200 juta (benih lobster) saja ketika kita izinkan keluar, kita dapat kira-kira Rp600 miliar. At least 50% kita budi dayakan di dalam negeri. Kalau terjadi, dalam kurun 1, 2, 3 tahun akan jadi masif," pungkas Menteri Trenggono.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar