15 April 2024
10:28 WIB
Usai Libur Lebaran, Dua Emiten Siap Melantai di BEI
Kedua emiten yang berasal dari sektor industri dan energi akan mencatatkan sahamnya di BEI pada 16 April 2024.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Pegawai beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia, Sudirman, Jakarta, Rabu (1/3/2023). ValidNewID/Fikhri Fathoni
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan dua emiten baru usai libur panjang Idulfitri 1445 Hijriah. Kedua emiten yang berasal dari sektor industri dan energi akan mencatatkan sahamnya pada 16 April 2024.
Salah satunya ialah PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI), yang bergerak dalam bidang usaha pengelolaan (treatment) limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Non B3 serta perdagangan besar.
Dalam penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), Perseroan menawarkan sebanyak 750 juta saham atau 20% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dikutip dari laman e-ipo, Senin (15/4), seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, akan digunakan sekitar 97,90% untuk belanja modal Perseroan yang tergolong dalam Capital Expenditure (CAPEX).
Rinciannya, sekitar 60,32% digunakan untuk capex di rencana pabrik baru Perseroan di Lamongan, Jawa Timur dan sekitar 39,68% digunakan untuk pembelian capex di Head Office.
Sisanya, digunakan untuk modal kerja (working capital), yaitu penambahan persediaan bahan baku dan biaya operasional. Adapun, keperluan ini dibutuhkan untuk mendukung kenaikan penjualan produk Perseroan.
Baca Juga: BEI: 35 Perusahaan Masih Antre IPO, Didominasi Sektor Industri
Emiten selanjutnya adalah PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA), yang bergerak dalam bidang survei dan layanan untuk perusahaan energi.
Dalam aksi korporasi ini, Perseroan menawarkan sebanyak 1,20 miliar saham atau 19,36% dari modal ditempatkan dan disetor.
Bersamaan dengan IPO, Perseroan juga akan menerbitkan 1,74 miliar Waran Seri I atau sebanyak 34,80% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga pelaksanaan Rp300.
Nantinya, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO setelah dikurangi dengan biaya‐biaya emisi sekitar 43,52% akan digunakan untuk pembelian peralatan guna menunjang kegiatan operasional Perseroan. Perseroan akan membeli peralatan tersebut dari PT Geosat Survei Indonesia.
PT Geosat Survei Indonesia merupakan pihak yang tidak berafiliasi dengan perseroan.
Sedangkan sisanya, akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja seperti biaya instalasi peralatan termasuk biaya sewa peralatan, biaya dukungan teknis, pekerjaan pengawasan dan supervisi teknis.
Kemudian, biaya tenaga ahli, biaya penelitian dan survei, biaya perlengkapan survei, biaya transportasi dan akomodasi, biaya pemeliharaan, biaya sewa, gaji karyawan dan lain-lain.
Sementara itu, seluruh dana yang diperoleh Perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja Perseroan, yaitu biaya instalasi peralatan termasuk biaya sewa peralatan, biaya dukungan teknis, pekerjaan pengawasan dan supervisi teknis.
Lalu, biaya tenaga ahli, biaya penelitian dan survei, biaya perlengkapan survei, biaya transportasi dan akomodasi, biaya pemeliharaan, biaya sewa, gaji karyawan dan lain-lain.
Baca Juga: BEI Targetkan 1.000 Emiten pada 2024
Libur Lebaran
Seperti diketahui bersama bursa pada hari ini, Senin (15/4) masih belum membuka perdagangan saham alias masih libur cuti bersama Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah.
Pada April 2024 ini, BEI menetapkan libur perdagangan saham selama sepekan beruntun, yakni mulai dari Senin, 8 April 2024 hingga Senin, 15 April 2024.
"Pada tanggal 8 dan 9 April 2024, berkaitan dengan Cuti Bersama Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah. Kemudian, pada tanggal 10 dan 11 April 2024 berkaitan dengan Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah. Selanjutnya, pada tanggal 12 dan 15 April 2024 berkaitan dengan Cuti Bersama Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah," tulis kalender libur bursa tahun 2024 yang dikutip Senin (15/4).
Adapun, perdagangan saham akan mulai berjalan normal kembali pada Selasa, 16 April 2024. Nantinya, investor sudah dapat melakukan transaksi saham seperti biasa.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menyampaikan sampai dengan 5 April 2024, telah tercatat 20 Perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp3,52 triliun.
Pada periode yang sama, terdapat 39 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.